Menanti Yamaha Debut dengan Mesin V4 di MotoGP

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Yamaha diyakini akan menguji perdana mesin V4 untuk tim MotoGP mereka pada bulan Desember 2024 nanti di Sepang, Malaysia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)
Yamaha diyakini akan menguji perdana mesin V4 untuk tim MotoGP mereka pada bulan Desember 2024 nanti di Sepang, Malaysia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

SKOR.id – Seiring Yamaha terus menyempurnakan M1 saat ini, sebuah proyek besar mulai terbentuk di balik layar: pengembangan mesin V, yang pertama bagi pabrikan sejak peralihan ke mesin empat tak (4-stroke). 

Langkah ini menandai perubahan strategis besar bagi Yamaha, yang mengandalkan mesin inline-four (4 silinder segaris) sejak 2002. 

September lalu, Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing—yang akan digantikan Paolo Pavesio mulai 1 Januari 2025, mengumumkan peluncuran proyek V4 di MotoGP di Misano, San Marino, mengonfirmasi dimulainya transisi.

Seperti diketahui, sepeninggal Suzuki dari MotoGP pada akhir musim 2022 silam, Yamaha menjadi satu-satunya pabrikan yang memakai mesin 4 silinder segaris. 

Yamaha YZR-M1 yang mengandalkan mesin 4 silinder segaris secara tradisional dikenal memiliki handling yang baik, kecepatan menikung, dan sederet karakteristik yang mudah diadaptasi penggunanya. 

Namun dalam beberapa musim terakhir, karakteristik tersebut agak memudar dan kurang agresif. M1 juga kurang cepat di tikungan dan cengkeraman belakang yang buruk memperparah kondisi sepeda motor yang pernah mendominasi MotoGP tersebut.

Kini, pabrikan asal Iwata, Jepang, itu berusaha bangkit, salah satunya dengan mengganti konfigurasi mesin dari segaris menjadi V. Namun, mengubah mesin tidak seperti membalikkan telapak tangan. Mengganti mesin bisa dibilang sama dengan membuat motor dari nol. 

Sebenarnya, apa saja masalah yang dihadapi Yamaha dalam upayanya membangun mesin V4? Tetapi, belum lama ini Yamaha mengumumkan kapan akan mulai menguji mesin V4 mereka. Kira-kira, akan seperti apa tes perdana mesin V4 itu nantinya?

Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.). 

Problem Membuat Mesin V4 bagi Yamaha

Yamaha sejatinya kini berada di persimpangan jalan. Dengan adanya proyek mesin V4 yang sedang berlangsung di balik layar, ini merupakan perlombaan antara pengembangan mesin baru dengan mempertahankan eksistensi mereka sebagai pabrikan elite di kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor. 

Jarvis pernah menyatakan bahwa ini murni masalah mereka akan melihat pada titik mana V4 lebih cepat atau tidak daripada inline-4 andalan mereka saat ini dan hanya pada saat itulah mereka akan beralih ke V4 secara penuh.

Namun membangun mesin V4 hanyalah puncak gunung es dalam pengembangan sepeda motor balap untuk MotoGP, itu juga dialami Yamaha saat ini. Mesin tidak diragukan lagi merupakan komponen kuncinya, tetapi kemudian muncul sasis, aerodinamika, dan pengerjaan ulang elektronik total. 

Belum lagi melatih kembali otak pengendaranya untuk memahami cara mengendarai sepeda motor yang benar-benar berbeda hingga batas absolutnya. Jadi, membangun mesin di MotoGP adalah pekerjaan besar.

Alasan Mengapa Yamaha Ingin V4 Dapat Dibuat Cukup Mudah

Menjadi satu-satunya mesin inline-4 di MotoGP berarti lebih sedikit hal yang dapat dipelajari hanya dengan melihat apa yang dilakukan pesaing Anda. Komponen baru yang muncul pada motor lain kurang mencerminkan apa yang dimiliki Yamaha

Di trek, V4 sering kali membawa jalur yang sedikit berbeda, cara pengoperasian motor mereka berbeda dan sering kali publik mendengar dari pembalap Yamaha bahwa mereka tidak bisa melakukan apa yang bisa dilakukan V4. 

MotoGP saat ini adalah perlombaan tenaga kuda seperti halnya balapan lainnya. Memiliki tenaga kuda yang besar memungkinkan Anda bertarung lebih mudah di trek dan tenaga kuda adalah salah satu kekurangan Yamaha. Tapi tidak sesederhana itu. 

Meskipun banyak yang meyakini mesin inline-4 yang secara alami tidak menghasilkan tenaga sebanyak V4, para insinyur mengatakan bahwa anggapan ini kurang tepat. Ini lebih berkaitan dengan bagaimana dua mesin berbeda menghasilkan tenaganya. 

Mungkin Remy Gardner memberikan pemahaman terbaik tentang hal ini setelah salah satu tugasnya bersama Yamaha pada musim 2024 lalu. Remy menyebutkan bahwa dibandingkan dengan KTM yang pernah dikendarainya sebelumnya, KTM V4 memiliki kurva tenaga yang lebih linier, sedangkan Yamaha lebih tumpul di posisi rendah dibandingkan mendongkrak secara masif, hampir seperti mesin dua tak, ujar Remy.

Menariknya, Cal Crutchlow sebagai test rider Yamaha selalu mengatakan bahwa dia merasa mesin YZR-M1 memiliki torsi terlalu besar di putaran bawah sehingga menyebabkan tenaga tertahan secara elektronik – mungkin mengarah pada perasaan “membosankan” yang dimaksud Remy. 

Crutchlow juga percaya bahwa “kurangnya” tenaga kuda bukanlah masalah utama Yamaha, melainkan kurangnya cengkeraman bagian belakang, dan pembalap Inggris itu merasa bahwa jumlah torsi yang besar adalah penyebabnya. 

Crutchlow sering merangkum bahwa jika mereka dapat melunakkan karakter mesinnya, bahkan menggunakan mesin yang lebih lambat, Yamaha akan memperoleh kecepatan tertinggi di akhir lintasan lurus berkat traksi belakang yang lebih baik saat menikung. 

Boks Skor Special pabrikan juara dunia pembalap mengacu konfigurasi mesin - Rahmat Ari Hidayat Skor.id.jpg
Pabrikan dengan konfigurasi mesin V4 mampu mendominasi gelar pembalap di MotoGP sejak kelas ini menjadi kategori tertinggi di Kejuaraan Dunia Balap Motor pada 2002 menggantikan kelas 500cc. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)   

Namun sejauh ini, masalah cengkeraman belakang Yamaha belum hilang dan semakin memburuk dalam beberapa musim terakhir karena kebutuhan akan tenaga puncak yang semakin tinggi sepertinya kian kuat di MotoGP.

Mesin V4 juga dapat memberikan keuntungan selain kecepatan tertinggi. Desain V4 lebih kompak dibanding mesin lain, sehingga memungkinkan pemusatan massa yang lebih baik dan pusat gravitasi yang lebih rendah. Mesin ini juga memiliki kerugian mekanis yang lebih rendah dan bak mesin yang lebih kecil, sehingga membantu mengurangi bobot. 

Berkat konfigurasinya yang lebih sempit daripada inline-4 sehingga saat kecepatan mulai mencapai angka 200mph/321kpj, hambatan udara yang diterima area depan motor bermesin V4 lebih kecil sehingga memungkinkannya menembus udara lebih mudah yang berujung menghasilkan top speed lebih tinggi. 

Namun meskipun mesinnya berpotensi lebih halus dan lebih linier, serta kecepatan tertinggi yang lebih tinggi dan secara teori cengkeraman belakang yang lebih baik semuanya terdengar menarik. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan Yamaha untuk mewujudkannya. 

Yamaha tidak hanya harus merancang mesin baru, yang akan menyusut menjadi 850cc hanya dalam waktu dua tahun (mulai 2027), mereka juga harus merancang motor yang benar-benar baru. 

Itu berarti sasis, lengan ayun, knalpot, memahami keseimbangan motor baru, serta merancang dan membangun semua detail kecil namun penting lainnya. Ini adalah tugas yang sangat besar dan Yamaha melakukan semuanya sambil tetap mengembangkan inline-4 mereka secara bersamaan.

Yamaha Ingin Mulai Uji Mesin V4 Baru pada Desember untuk Turun di MotoGP 2025

Setelah berbulan-bulan berspekulasi, menjelang tengah bulan November lalu, Yamaha mengumumkan bakal segera menguji mesin V4 terbaru. 

Tes resmi pertama mesin V4 dijadwalkan akan dimulai pada Desember 2024, dengan tujuan ambisius: memulai balapan dengan mesin V4 ini mulai musim 2025.

Sejumlah sumber menyebut, Yamaha kemungkinan besar akan melakukan tes mesin V4 perdana di Sirkuit Sepang, Malaysia. Yamaha diberitakan juga telah menunjuk dua pilot terpercaya: Crutchlow dan Andrea Dovizioso, yang meski belum resmi menjadi penguji, namun belakangan ini sering berkolaborasi dengan tim. 

Tes di Sepang ini nantinya akan memungkinkan mesin untuk disetel dengan baik sebelum masuk ke kompetisi resmi.

Yamaha berencana memperkenalkan mesin V4 barunya di balapan pada pertengahan MotoGP musim 2025 nanti. Peringkat konsesi Yamaha saat ini di D berarti pengembangan mesin mereka terbuka, dan meskipun pembekuan spesifikasi mesin akan terjadi pada tahun 2026, pabrikan di peringkat D masih diizinkan untuk mengembangkan mesin mereka. 

Hal ini terbukti penting bagi Yamaha untuk belajar sebanyak mungkin agar benar-benar mulai menggunakan V4 mereka pada tahun 2027. Namun, jika mesin dan motornya bagus, kemungkinan besar publik sudah akan melihatnya sebelum 2027. 

Hal itu diperkuat pernyataan Jarvis yang pernah mengatakan bahwa segera setelah Yamaha melihat V4 lebih cepat di trek, mereka akan beralih ke sana. 

Peringkat konsesi Yamaha memang memungkinkan mereka melakukan hal itu, memulai musim dengan skenario tak terduga, Yamaha bisa mengawali musim MotoGP 2025 dengan mesin inline-4 dan menyelesaikannya dengan mesin V4!

Peralihan ke V4 ini dipandang sebagai perubahan strategis bagi Yamaha, yang telah lama mengalami masalah aerodinamika dan distribusi bobot pada mesin inline-nya. Meskipun mereka telah menunjukkan kemajuan dalam balapan terakhir, pengaturan saat ini memiliki keterbatasan, terutama dalam penempatan komponen dan optimalisasi aerodinamis. Mesin V4, sebaliknya, dapat menawarkan performa yang lebih baik di area ini.

Proyek ini dipimpin oleh Luca Marmorini, seorang insinyur yang disegani di industri ini, dan mewakili risiko sekaligus peluang besar bagi Yamaha. Jika berhasil, mesin V4 ini bisa membuat Yamaha menjadi pesaing yang lebih serius di kejuaraan, sehingga memberikan tantangan bagi raksasa kompetisi seperti Ducati yang saat ini mendominasi persaingan dengan mesin V4 mereka. 

Namun untuk saat ini, semuanya bergantung pada tes yang akan datang pada bulan Desember dan kemampuan Yamaha untuk memanfaatkan kemungkinan yang ditawarkan oleh konfigurasi mesin baru V4 mereka.

RELATED STORIES

Motor Tidak Perform Sepanjang MotoGP 2024, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins

Motor Tidak Perform Sepanjang MotoGP 2024, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins

Pembalap Yamaha Alex Rins mengalami masalah pengereman pada motor YZR-M1 yang membuat performanya tak maksimal sepanjang MotoGP 2024.

Dua Tahun Andalkan Fabio Quartararo, Yamaha Matangkan Strategi untuk Progres YZR-M1

Dua Tahun Andalkan Fabio Quartararo, Yamaha Matangkan Strategi untuk Progres YZR-M1

Yamaha mengakui kesulitan mengidentifikasi masalah yang ada di motor YZR-M1 karena keterampilan Fabio Quartararo.

Mengapa Yamaha Mengubah Filosofi dengan Memilih Mesin V4

Yamaha sedang mengembangkan mesin V4 MotoGP yang bisa dilihat di trek pada tahun 2025.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Pemain Liverpool, Mohamed Salah. (Hendy Andika/Skor.id).

World

Bawa Liverpool Menang, Mohamed Salah Cetak Rekor di Liga Champions

Mohamed Salah mencetak rekor saat membawa Liverpool menang atas Atletico Madrid pada laga perdana di Liga Champions musim ini.

Rais Adnan | 17 Sep, 23:50

Kompetisi Liga Champions 2025-2026. (Grafis: Kevin Baggus Prinusa/Skor.id).

World

Liga Champions 2025-2026: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut ini jadwal, hasil dan klasemen Liga Champions 2025-2026.

Pradipta Indra Kumara | 17 Sep, 23:34

Kompetisi Liga Champions 2025-2026. (Grafis: Kevin Baggus Prinusa/Skor.id).

World

Hasil Liga Champions 2025-2026: Liverpool, Bayern Munchen dan Paris Saint-Germain Kompak Menang di Kandang

Berikut hasil pertandingan dari fase grup Liga Champions 2025-2026 yang digelar Rabu hingga Kamis dini hari WIB.

Rais Adnan | 17 Sep, 23:18

livoli divisi utama 2025

Other Sports

Livoli Divisi Utama 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen Livoli Divisi Utama 2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 19:11

Timnas Basket Putra Indonesia

Basketball

Timnas Basket Putra Indonesia Buru Medali Emas SEA Games 2025

Pelatih Timnas Basket Putra Indonesia, David Singleton, memasang target tinggi di SEA Games 2025.

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 19:00

erick thohir - gianni infantino

National

Erick Thohir Jadi Menpora RI, Presiden FIFA Beri Selamat

Presiden FIFA, Gianni Infantino, yakin Erick Thohir mampu menjalankan peran barunya tersebut dengan baik.

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 17:56

chn masters 2025

Badminton

China Masters 2025: Indonesia Tambah Lima Wakil di Babak 16 Besar

Total, ada tujuh wakil Indonesia yang bakal berjuang lolos ke perempat final China Masters 2025.

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 16:57

persib vs lion city sailors

National

Prediksi dan Link Live Streaming Persib vs Lion City Sailors di AFC Champions League 2 2025-2026

Persib Bandung siap mengarungi AFC Champions League 2 2025-2026, hadapi Lion City Sailors pada laga pembuka, Kamis (18/9/2025).

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 16:05

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pada acara National Coach Conference 2025 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, pada 18 Juli 2025. (Foto: PSSI/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

FFI Yakin Erick Thohir Akan Buat Olahraga Indonesia Naik Kelas

Erick Thohir dinilai memiliki segudang pengalaman di dunia olahraga.

Sumargo Pangestu | 17 Sep, 15:08

Roster Valorant dan MLBB untuk CAEC 2025. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

PB ESI Kirim Timnas Valorant dan MLBB ke CAEC 2025, Ini Daftar Rosternya

CAEC digelar pada 17-19 September 2025, di kota Nanning, Cina.

Gangga Basudewa | 17 Sep, 14:53

Load More Articles