SKOR.id – Rider Ducati Francesco Bagnaia mengomentari pertanyaan terkait apakah MotoGP kekurangan ikon seperti Valentino Rossi. Ia menegaskan adalah sebuah kesalahan untuk membuat komparasi.
Pecco, sapaan akrab Bagnaia, merasa tidak tepat untuk membandingkan para pembalap MotoGP saat ini dengan legenda dari era The Doctor, julukan Rossi.
Bagnaia sendiri merupakan lulusan pertama Akademi VR46 yang berhasil menjadi juara dunia MotoGP pada 2022 lalu. Ia seolah menjadi perpanjangan dari warisan luar biasa The Doctor di olahraga itu.
Namun, persilangan arus utama yang dibuat oleh ketenaran Valentino Rossi bisa dibilang belum dapat ditiru sejak sang pembalap legendaris juara dunia sembilan kali tersebut pensiun pada akhir musim 2021.
Dengan hubungannya yang kuat dengan Rossi dan telah juara dunia, Pecco Bagnaia dinilai punya potensi menjadi ikon baru. Tetapi rider Italia tersebut tidak tertarik menyandang status ‘dewa’ di MotoGP.
“Saya ingin menjadi diri saya sendiri. Cerita dari karakter ini tidak menarik bagi saya sebab menurut saya, kita semua harus menjadi diri kita sendiri, apa adanya,” ujar Pecco kepada Mundo Deportivo.
“Menurut saya, hasil adalah (hal utama) yang membentuk karakter (di MotoGP), Anda tidak menjadi karakter yang kuat dengan cara Anda berperilaku.”
“Hal-hal berbeda sekarang dibandingkan ketika ada ‘Fantastic 4’ (Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa dan Casey Stoner, lalu Marc Marquez). Apa yang terjadi kini? Semua pembalap, terlepas dari apakah mereka tim utama atau tim satelit, punya motor yang memungkinkan mereka berada di depan.”
“Di Italia, di Spanyol…Saya pikir orang-orang sangat terpikat pada masa lalu dan membuat kesalahan dengan mengomparasi pembalap era sebelumnya dengan yang sekarang. Anda tak bisa membandingkan saya dengan Casey Stoner yang memenangkan kejuaraan bersama Ducati pada 2007.”
“Kami berbeda, kami adalah orang yang berbeda. Jika Anda bicara dengan seorang pemuda yang mulai mengikuti (MotoGP) sekarang, dia mungkin akan bilang bahwa dia menyuaki apa yang saya lakukan.”
“Jika Anda berbicara dengan seseorang yang mengikuti seluruh era Valentino, Casey, Dani, Lorenzo, serta Marquez, dia pasti akan mengatakan bahwa Casey lebih baik. Kisah tentang bagaimana ini bekerja dalam olahraga pada dasarnya adalah dunia ini bekerja,” pembalap 26 tahun itu menjelaskan.
Gelar juara dunia MotoGP perdana Pecco Bagnaia datang dengan mengalahkan pembalap generasi baru, yaitu sang kampiun musim sebelumnya, Fabio Quartararo, dari tim pabrikan Yamaha.
Sedangkan pemilik enam gelar MotoGP Marc Marquez sebagian besar absen musim lalu dan berada di luar persaingan juara karena rententan cedera serta kualitas motor Honda yang di bawah standar.
Namun, apakah menjuarai MotoGP dengan menghadapi Marquez yang kompetitif akan lebih berarti bagi Bagnaia? “Tidak bagi saya, karena saya meraih gelar dengan mengalahkan banyak pembalap,” tuturnya.
“Pembalap yang memenangi titel tahun sebelumnya adalah Quartararo, jadi saya harus mengalahkannya dan saya berhasil. Marquez adalah rider aktif di kejuaraan yang paling banyak menang, tetapi beberapa tahun terakhir tidak mudah baginya.”
“Saya berharap dia sepenuhnya dapat memulihkan kondisi dan feeling-nya, bahwa dia fit lagi. Tentu saja kejuaraan telah banyak berubah sejak musim 2019 (tahun terakhir Marquez menjadi juara dunia).”