SKOR.id&nbsp;–&nbsp;Komitmen&nbsp;penyelenggara dan pemerintah&nbsp;Qatar terhadap inklusivitas terlihat jelas pada Piala Asia 2023.&nbsp;Terdapatstadion yang ramah sensorik, pintu masuk yang dapat diakses, dan layanan deskriptif audio seluler.Alhasil, semua fasilitas itu memastikan pengalaman yang beragam dan ramah bagi para penggemar penyandang disabilitas.Komite Penyelenggara Lokal (LOC) Piala Asia 2023 memang telah menegaskan komitmennya untuk memberikan pengalaman yang dapat diakses oleh penggemar penyandang disabilitas di turnamen tersebut.Yaitu dengan mengungkapkan beberapa fitur aksesibilitas di semua venue&nbsp;dalam ajang yang digelar&nbsp;di Negara Teluk itu.Sesuai LOC, ke-9 stadion turnamen Piala Asia 2023 di Qatar dilengkapi dengan pintu masuk dan tempat duduk yang dapat diakses oleh pengguna kursi roda dan penggemar dengan mobilitas terbatas.Stadion Lusail, Stadion Kota Pendidikan, dan Stadion Al Bayt semuanya memiliki ruang sensorik untuk penonton dengan persyaratan akses sensorik, termasuk penyandang autisme.Layanan komentar audio deskriptif untuk penggemar sepak bola tunanetra juga tersedia.Fans sepak bola yang merupakan penyandang disabilitas penglihatan dapat mengakses layanan ini dari perangkat seluler mereka.Sehingga, mereka dapat mendengarkan penjelasan menyeluruh tentang jalannya pertandingan.Bodour Al-Meer, Direktur Eksekutif Keberlanjutan LOC, menyoroti pentingnya inklusivitas dalam penyelenggaraan acara olahraga besar di Qatar itu.Al-Meerkemudian menyatakan bahwa Piala Asia 2023 ini dapat menciptakan perubahan.“Kami percaya bahwa sepak bola adalah untuk semua orang. Kami selalu percaya pada kekuatan turnamen seperti Piala Asia dalam membawa perubahan sosial yang positif,” kata Al-Meer.“Qatar 2022 diakui telah melampaui standar aksesibilitas, dan kami senang meneruskan warisan ini melalui Piala Asia.”“Kami berharap dapat menyambut para penggemar dengan segala kemampuan untuk mendapatkan pengalaman yang luar biasa,” ia menambahkan.Qatar menjadi tuan rumah Piala Asia AFC untuk ketiga kalinya setelah sukses menjadi tuan rumah pada tahun 1988 dan 2011.&nbsp;Sebanyak 24 tim terbaik benua terbesar itu akan bersaing memperebutkan gelar sepak bola paling bergengsi di Asia pada 12 Januari-10 Februari 2024.Terdapat 51 pertandingan&nbsp;yang dimainkan di sembilan stadion, dan laga final akan digelar pada 10 Februari 2024.Berikut ini adalah 9 Stadion tempat penyelenggaraan Piala Asia 2023:1. Stadion Abdullah bin KhalifaKapasitas: 10.000Dibuka: Februari 2013Lokasi: Doha2. Stadion Ahmad bin AliKapasitas: 45.032Dibuka: Desember 2020Lokasi: Al Rayyan3. Stadion Al BaytKapasitas: 68.895Dibuka: November 2021Lokasi: Al Khor4. Stadion Al JanoubKapasitas: 44.325Dibuka: Mei 2019Lokasi: Al Wakrah5. Stadion Al ThumamaKapasitas: 44.400Dibuka: Oktober 2021Lokasi: Doha6. Stadion Education CityKapasitas: 44.667Dibuka: Juni 2020Lokasi: Doha7. Stadion Jassim bin HamadKapasitas: 13.030Dibuka: 2010 (direnovasi)Lokasi: Al Rayyan8. Stadion Khalifa InternationalKapasitas: 45.857Dibuka: Mei 2017Lokasi: Doha9. Stadion LusailKapasitas: 88.000Dibuka: September 2022Lokasi: Kota Lusail<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/-tb74oCTNf0?si=cmmwEl9D5R2tLTlw" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Layanan komentar audio deskriptif untuk tunanetra penggemar sepak bola juga tersedia.

World

Venue Piala Asia 2023 Sediakan Layanan Khusus untuk Penyandang Disabilitas

SKOR.id – Hari Penyandang Disabilitas Internasional atau Hari Difabel Internasional diperingati tiap tanggal 3 Desember.Hari Difabel Internasional diinisiasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1992 lalu.&nbsp;Peringatan ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan masyarakat akan persoalan-persoalan yang terjadi berkaitan dengan kehidupan para penyandang disabilitas.Dan juga, memberikan dukungan untuk meningkatkan martabat, hak, dan kesejahteraan para penyandang disabilitas intelektual.Jauh sebelum PBB, dunia olahraga sudah memberikan dukungan berupa wadah bagi kaum difabel untuk unjuk kebolehan dalam bidang olahraga, melalui Paralympics Games (Paralimpiade). &nbsp;Sejarah Paralimpiade dimulai tahun 1948 di rumah sakit veteran perang di Stoke Mandeville, terletak 60 kilometer di utara London, Inggris.&nbsp;Saat itu seorang ahli saraf Jerman, Sir Ludwig Guttman, sedang mencari cara untuk membantu pasien penderita lumpuh agar dapat melakukan rehabilitasi lebih cepat.Semua pasiennya merupakan veteran Perang Dunia II, terdiri dari pilot Royal Air Force yang mengalami cedera tulang belakang, dan semua harus menggunakan kursi roda.&nbsp;Dr Guttman kemudian menyelenggarakan acara olahraga antar-para difabel saat Olimpiade Musim Panas berlangsung di London pada tahun yang sama.Sebanyak 16 veteran perang berkursi roda berhadapan dalam kompetisi panahan dan bola jaring (netball), olahraga yang sudah dijalani para tentara Amerika Serikat.Dengan menyelenggarakan kompetisi-kompetisi ini, Dr Guttman tanpa sadar telah menciptakan gerakan olahraga baru.&nbsp;“Sampai saat itu, masalahnya tidak ada harapan lagi, karena kita tidak hanya harus menyelamatkan nyawa para penderita lumpuh, baik laki-laki, perempuan, dan anak-anak.”“Melainkan juga mengembalikan martabat mereka, dan membuat mereka menjadi warga negara yang bahagia dan dihormati,” ujar Dr Guttman.&nbsp;Pernyataan Dr Guttman ini bersumber dari artikel The Significance of Sport in the Rehabilitation of the Disabled, International Congress, 1956.&nbsp;Meski dicetuskan tahun 1948, Paralimpiade secara resmi baru diselenggarakan pada 1960 di Roma, Italia, tepatnya tanggal 18-25 September 1960.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Para_Panahan_Indonesia_b7c1bcec73.jpeg" alt="Para Panahan Indonesia"><figcaption>Cabang olahraga Para Panahan berhasil meraih tiket Paralimpiade 2024 Paris melalui Teodora Audi Ayudia Ferelly Essant. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).</figcaption></figure>Saat ini Paralimpiade merupakan rangkaian acara multievent&nbsp;olahraga internasional berkala (4 tahun sekali) yang melibatkan atlet penyandang disabilitas.&nbsp;Ada dua macam Paralimpiade yang digelar, yakni Musim Dingin dan Musim Panas.&nbsp;Paralimpiade, baik Musim Dingin maupun Musim Panas, dikoordinasikan oleh Komite Paralimpiade Internasional (IPC).Sejak Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul, Korea Selatan, Paralimpiade diadakan segera setelah Olimpiade di negara yang sama.&nbsp;Paralimpiade (Musim Panas) yang baru lalu merupakan edisi ke-16, diselenggarakan di Tokyo, Jepang, 24 Agustus-5 September 2021, dan bertajuk Summer Paralympics 2020.Indonesia ikut ambil bagian dengan menorehkan 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu, serta menempati posisi ke-43 dari 86 negara peserta.Sedangkan Paralympics berikutnya akan diselenggarakan di Paris, Prancis, 28 Agustus-8 September 2024, setelah Olimpiade Paris 2024.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/iWUA1-gDzj4?si=HUIOcMFG-Jn6Ma1J" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Sejarah Paralimpiade dimulai tahun 1948 di sebuah rumah sakit veteran perang di Inggris. 

Latest Articles - disabilitas

Venue Piala Asia 2023 Sediakan Layanan Khusus untuk Penyandang Disabilitas

Hari Difabel Internasional: Sejarah Diselenggarakannya Paralimpiade