Mengenal Teqball, Pingpong Sepak Bola yang Jadi Cabor Ekshibisi SEA Games 2023

Doddy Wiratama

Editor: Doddy Wiratama

Teqball
Teqball. (Deni Sulaeman/Skor.id)

SKOR.id - SEA Games 2023 yang berlangsung di Kamboja pada 5-17 Mei mendatang bakal menggelar satu cabang olahraga ekshibisi bernama Teqball.

Cabor Teqball di SEA Games 2023 dijadwalkan berlangsung di Federation of Youth Hall, Phnom Penh pada 6-9 Mei dengan menggelar lima nomor pertandingan.

Lima nomor tersebut adalah tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Lalu, apa itu Teqball? bagaimana cara memainkannya? dan bagaimana perkembangannya di kancah olahraga dunia? berikut pembahasannya.

Sejarah Singkat Teqball

Teqball ditemukan sekitar 11 tahun yang lalu (2012) di Hongaria oleh tiga orang pencinta sepak bola, yakni Gabor Borsanyi, Gyorgy Gattyan, dan Viktor Huszar.

Ide awal Teqball datang dari Gabor Borsanyi, seorang pemain sepak bola di level semi-profesional yang juga gemar bermain tenis meja.

Ia kemudian memadukan dua cabor favoritnya tersebut menjadi permainan baru yang praktis dan seru.

Awalnya, Teqball dimainkan dengan bola sepak ukuran lima (standar dewasa) dan menggunakan meja datar seperti pingpong.

Namun, penggunaan meja datar membuat Teqball sedikit sulit dimainkan. Terobosan pun dilakukan dengan menggunakan meja dengan permukaan melengkung.

Meja dengan permukaan melengkung ini lebih memudahkan para pemain Teqball karena bola pengembalian dari lawan bisa dengan mudah memantul ke arah mereka.

Setelah melewati masa pengembangan bersama Viktor Huszar yang merupakan ilmuwan komputer, meja Teqball pertama tercipta pada 2014.

Sejak saat itu, Teqball terus berkembang terlebih setelah mendapat dukungan dari Gyorgy Gattyan yang merupakan salah satu orang terkaya di Hongaria.

Berkat bantuan Gyorgy Gattyan pula, Teqball membentuk Federasi Teqball Internasional (FITEQ) yang berdiri pada Maret 2017.

Cara Memainkan Teqball

Seperti yang dijelaskan di atas Teqball adalah perpaduan antara sepak bola dengan tenis meja sehingga cara memainkannya pun memiliki kesamaan dengan dua cabor itu.

Teqball dimainkan di atas lapangan dengan luas minimal 12 meter x 7 meter dengan meja Teqball ditempatkan tepat di tengah arena.

Meja Teqball sendiri punya ukuran 3 meter x 1,75 meter dengan ketinggian 56,5 cm di masing-masing ujung sedangkan titik tertinggi di dekat net lebih tinggi 19,5 cm.

Sedangkan net yang membentang di tengah meja Teqball punya ketinggian 14 cm yang tak terbuat dengan material jaring.

Konsep bermain Teqball adalah berupaya menyeberangkan bola ke area permainan lawan dengan kesempatan maksimal mengolah bola sebanyak tiga sentuhan.

Teqball bisa dimainkan oleh dua orang (1 vs 1) atau ganda (2 vs 2) dan menggunakan sistem best of three (mengamankan dua set untuk memenangi laga).

Masing-masing set dimainkan hingga ada pemain/pasangan yang lebih dulu mencapai 12 poin, kecuali set ketiga yang punya ketentuan tambahan unggul dua angka atas lawan.

Untuk memulai rally dalam permainan Teqball, pemain akan melakukan servis dengan jarak sekitar dua meter dari ujung meja.

Pemain/pasangan punya dua kali kesempatan dalam melakukan sebuah servis, sedangkan pergantian servis dilakukan setiap tercipta empat poin.

Seperti dijelaskan di atas, pemain/pasangan bisa mengolah bola sebanyak tiga kali untuk mengembalikan bola ke area meja lawan (seperti voli) kecuali dengan tangan dan lengan.

Dalam nomor ganda, tiga sentuhan itu tak bisa dilakukan sendirian alias minimal harus sekali dioper ke pasangan.

Pemain/pasangan tidak diperkenankan menyentuh atau mengembalikan bola dengan anggota tubuh yang sama sebanyak dua kali secara beruntun.

Selain itu, pemain/pasangan tak boleh menyentuh meja Teqball maupun tubuh lawan tanding.

Teqball juga mengenal istilah edgeball, yakni situasi saat bola menyentuh area pinggir meja sehingga menyulitkan untuk dikembalikan lawan.

Dalam permainan tenis meja, situasi ini dianggap hal yang sah sementara dalam permainan Teqball rally bisa diulang jika terjadi edgeball.

Perkembangan Teqball

Sejak pertama kali dimainkan pada 2012, Teqball bisa dibilang mengalami perkembangan yang pesat dan kini bukan lagi sekadar olahraga rekreasi.

Popularitas Teqball kian melejit setelah FITEQ menunjuk Ronaldinho sebagai brand ambassador.

Sejarah pun tercipta pada Agustus 2018 saat FITEQ diakui oleh Komite Olimpiade Asia (OCA) disusul Komite Nasional Olimpiade Afrika (ANOCA) pada Juni 2019.

Setahun kemudian FITEQ mendapat status keanggotaan penuh dari Asosiasi Global Federasi Olahraga Internasional (GAISF pada November 2020).

Teqball pun mulai dimainkan di Asian Beach Games 2021 dan akan digelar di European Games 2023.

Dengan pertumbuhan yang begitu masif, FITEQ memiliki harapan agar nantinya Teqball bisa dimainkan di Olimpiade.

FITEQ sendiri saat ini sudah memiliki anggota federasi yang berasal dari 130 negara dan tersebar di lima benua berbeda.

Selain itu, FITEQ juga sudah rutin menggelar Teqball Tour sebagai kompetisi resmi layaknya BWF World Tour (bulu tangkis) atau ATP/WTA Tour (tenis).

FITEQ juga memiliki ranking dunia untuk nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Ada juga ranking dunia untuk kategori klub yang saat ini dipuncaki oleh Phoenix Teqball Academy Sportegyesulet asal Hongaria.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Lulinha, Madura United. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Bukti Kesetiaan Lulinha untuk Madura United

Lulinha telah resmi memperpanjang kontraknya di Madura United untuk tiga musim ke depan.

Rais Adnan | 24 Jun, 07:31

PSIM Yogyakarta - M Yusuf - Skor.id

Liga 1

PSIM Yogyakarta Ingin Gunakan Stadion Maguwoharjo, Bupati Sleman Beri Syarat Ketat

PSIM Yogyakarta resmi mengajukan penggunaan Stadion Maguwoharjo untuk laga kandang di Liga 1 2025-2026.

Rais Adnan | 24 Jun, 06:40

Bali United. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Alasan Bali United Rekrut Eks Bek Asing PSIS Semarang

Joao Ferrari jadi pemain asing anyar pertama yang direkrut Bali United untuk menyambut Liga 1 2025-2026.

Rais Adnan | 24 Jun, 06:06

Trofi baru Piala Dunia Antarklub 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Hasil Piala Dunia Antarklub: Atletico dan FC Porto Gugur

Atletico dan FC Porto harus gugur dari gelaran Piala Dunia Antarklub 2025 karena tak bisa mengamankan posisi dua teratas grup.

Thoriq Az Zuhri | 24 Jun, 03:02

Trofi baru Piala Dunia Antarklub FIFA didesain inovatif dengan sarat makna. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

World

Piala Dunia Antarklub 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Piala Dunia Antarklub 2025, yang akan diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 24 Jun, 03:01

Pemain Valorant asal Indonesia, f0rsakeN. (Yusuf/Skor.id)

Esports

Daftar Juara VALORANT Masters Sepanjang Sejarah

Sepanjang sejarah gelaran VALORANT Masters sejak tahun 2021 lalu, siapa saja tim yang pernah meraih gelar juara? Ini daftarnya!

Thoriq Az Zuhri | 24 Jun, 02:15

avc nations cup 2025 putra

Other Sports

Sejarah Hasil Timnas Voli Putra Indonesia di AVC Nations Cup

AVC Nations Cup 2025 sudah berakhir, bagaimana sejarah hasil prestasi Timnas Voli Putra Indonesia di ajang ini sepanjang sejarah?

Thoriq Az Zuhri | 23 Jun, 23:35

Piala AFF U-23 2025 atau ASEAN U-23 Championship 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

Daftar Prestasi Terbaik Semua Negara di Piala AFF U-23

ASEAN U-23 Championship alias Piala AFF U-23 2025 segera bergulir. Berikut ini prestasi terbaik semua negara di kompetisi ini.

Thoriq Az Zuhri | 23 Jun, 23:00

avc nations cup 2025 putra

Other Sports

Deja Vu, Timnas Voli Putra Indonesia Finis di Peringkat Keenam AVC Nations Cup 2025

Timnas Voli Putra Indonesia kalah dari Australia di perebutan peringkat kelima AVC Nations Cup 2025, persis dua tahun lalu.

Teguh Kurniawan | 23 Jun, 19:47

Asisten pelatih Timnas Indonesia, sekaligus pelatih kepala Timnas U-23 Indonesia, Gerald Vanenburg.(Foto: PSSI/Grafis: Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Timnas Indonesia

Juara Liga Champions dan Euro Jadi Modal Pelatih Timnas U-23 Indonesia untuk Piala AFF

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Gerald Vanenburg, tidak peduli Garuda Muda dijagokan juara ASEAN U-23 Championship 2025.

Taufani Rahmanda | 23 Jun, 16:30

Load More Articles