SKOR.id - Untuk kali pertama, Timnas Indonesia sukses menembus partai puncak turnamen sepak bola antarnegara ASEAN, yakni Piala Tiger 2000.
Namun, kala itu, Timnas Indonesia harus puas hanya menjadi runner-up, usai tumbang dari tuan rumah Thailand dengan skor 1-4.
Meskipun diisi banyak pemain senior berkualitas, tim asuhan Nandar Iskandar tidak sekomplet dua edisi sebelumnya.
Pencetak gol terbanyak Liga Indonesia 1999-2000, Bambang Pamungkas, yang mengoleksi 24 gol, serta striker eksentrik, Rochy Melkiano Putiray, absen.
Mereka urung bergabung lantaran tak mendapat izin dari klub masing-masing.
Jadi, masuklah Gendut Doni, striker yang tak diperhitungkan tetapi tampil menonjol sepanjang turnamen.
Kala itu, Gendut Doni memperkuat Persijatim Jakarta Timur (kini menjadi Sriwijaya FC).
Pemain asal Salatiga tersebut justru mampu membayar kepercayaan pelatih dengan torehan lima gol.
Catatan itu yang kemudian mengantarkannya jadi top skor Piala Tiger 2000, bersama pemain Thailand, Worrawoot Srimaka.
Seperti apa aktivitas 20 pemain Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000 saat ini? Berikut ulasan Skor.id terkait aktivitas terkini mereka:
I Komang Putra
Piala Tiger 2000 menjadi kali pertama I Komang Putra (IKP) berpartisipasi. Lelaki asal Denpasar, Bali, tersebut menjadi pelapis penjaga gawang utama, Hendro Kartiko.
I Komang Putra bisa dibilang kiper paling sukses yang pernah dimiliki PSIS Semarang.
Jebolan tim eks-Galatama, Arseto Solo, itu mencicipi gelar juara pada 1999 bersama PSIS.
Berkat kontribusi besarnya untuk PSIS, IKP ditunjuk sebagai pelatih kiper tim berjulukan Mahesa Jenar ini sejak beberapa musim lalu.
Kini, IKP berkarier lagi untuk PSIS Semarang sebagai pelatih kiper. Sebelumnya, IKP juga menjadi pelatih kiper Persis Solo.
Sahari Gultom
Lelaki yang karib dipanggil Ucok ini sempat menjadi salah satu bagian tim kepelatihan Timnas U-19 Indonesia.
Dia adalah bawahan Shin Tae-yong dan bekerja sebagai pelatih kiper.
Selain itu, Ucok juga dipercaya sebagai pelatih kiper di tim yang lama dibelanya, PSMS Medan, pada awal musim 2020.
Sahari Gultom sekarang diminta Indra Sjafri untuk menjadi pelatih kiper Timnas U-22 Indonesia yang akan berlaga di SEA Games 2023.
Ismed Sofyan
Ismed Sofyan jadi satu-satunya alumni skuad Garuda pada Piala Tiger 2000 yang masih aktif bermain hingga kini.
Pada usianya yang sudah menyentuh 43 tahun, Ismed masih berupaya mencari klub baru setelah berpisah dengan Persija Jakarta, tim yang dibelanya sejak 2003.
Belum ada tanda-tanda lelaki asal Aceh tersebut bakal pensiun. Tetapi, Ismed sudah mengantongi lisensi kepelatihan B AFC.
Bima Sakti
Bima Sakti adalah pemain Indonesia yang sempat tampil pada kompetisi Eropa setelah mengikuti program PSSI Primavera di Italia.
Mantan gelandang itu pernah menjadi pelatih kepala Timnas U-19 Indonesia dan senior pada Piala AFF 2018. Pada 2021, dia membantu Shin Tae-yong melatih Timnas U-18 Indonesia.
Kini, Bima Sakti merupakan pelatih Timnas U-16 Indonesia. Dia bahkan mengantarkan Garuda muda menjuarai Piala AFF U-16 2022.
Eduard Ivakdalam
Eduard Ivakdalam adalah salah satu legenda hidup Persipura Jayapura. Semasa aktif bermain, sejumlah prestasi ditorehkannya untuk tim Mutiara Hitam.
Kaka Edu, sapaan Ivakdalam, memperkuat Persipura dari 1994 hingga 2010. Dia sekarang menggeluti karier sebagai juru taktik.
Lelaki asli Papua ini pernah melatih beberapa tim lokal Papua, seperti Persewar Waropen dan Persemi Mimika.
Eduard juga sempat menangani tim Papua untuk PON 2020 bersama sang junior yang menjadi asistennya, Gerald Pangkali. Papua meraih emas di bawah asuhannya.
Sekarang, dia kembali membesut Persewar Waropen di Liga 2, dan sangat kecewa ketika kompetisi dihentikan.
Yaris Riyadi
Pada 1995, Yaris Riyadi menjadi bagian skuad Persib Bandung. Beberapa tahun berselang, selain berkarier sebagai pesepak bola, Yaris merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sejak 1998, Yaris bekerja di Dinas Pelayanan Pajak Kota Madya Bandung.
Karier sepak bolanya berhenti pada 2012 ketika berseragam PSGC Ciamis.
Imran Nahumarury
Lelaku asli Tulehu ini menjadi anggota skuad juara Persija Jakarta pada Liga Indonesia 2001. Imran jadi salah satu contoh sukses pesepak bola asal Tulehu.
Usai gantung sepatu, Imran sempat dipercaya sebagai pelatih PSIS Semarang di Liga 1 2021-2022, kemudian menangani PSIM Yogyakarta di Liga 2 musim lalu.
Dia kini kembali pindah haluan, yakni sebagai juru taktik klub anyar Liga 2, Malut United.
Kurniawan Dwi Yulianto
Karier lelaki asli Magelang ini bisa dikatakan bagus. Dia adalah salah satu striker tersukses Timnas Indonesia.
Sejauh ini, Kurniawan masih tercatat sebagai pencetak gol terbanyak untuk Indonesia pada Piala Tiger/AFF dengan 13 gol.
Karier kepelatihannya pun bisa dibilang berjalan lancar. Musim 2020 dan 2021, dia menukangi klub Liga Super Malaysia, Sabah FA.
Kini, Kurniawan Dwi Yulianto dipercaya mendampingi Timnas U-22 Indonesia ke SEA Games 2023 sebagai staf pelatih Indra Sjafri.
Gendut Doni
Tampil di Piala Tiger 2000 ibarat ketiban durian runtuh bagi seorang Gendut Doni Christiawan.
Bagaimana tidak, hanya jadi pilihan keempat, Gendut Doni masuk skuad utama setelah Bambang Pamungkas dan Rochi Putiray urung tampil.
Saat ini, selain menjadi asisten pelatih Bhayangkara FC di Liga 1, dia juga punya karier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Tangerang Selatan.
Slamet Riyadi
Slamet Riyadi merupakan salah satu legenda hidup PSMS Medan. Slamet juga adalah anggota skuad timnas Indonesia saat meraih medali perunggu SEA Games 1999 di Brunei Darussalam.
Dia telah mengantongi lisensi kepelatihan A AFC. Setelah pensiun, Slamet Riyadi juga pernah menukangi sejumlah tim Tanah Air.
PS Kwarta saat berlaga di Liga 2 pada 2014 dan PSBS Biak, kontestan Liga 2 2018, adalah dua tim yang pernah dibesut Slamet. Dia juga melatih Serang Jaya pada 2020.
Terakhir, Slamet Riyadi dipercaya menangani Nusantara United FC di Liga 2 musim lalu.