SKOR.id – Jack Miller mengungkapkan perjuangan dan juga pengorbanan yang telah dilaluinya hingga bisa berada di posisinya saat ini, sebagai pembalap MotoGP. Ia mesti melalui pengalaman yang brutal.
Bintang Red Bull KTM Factory Racing asal Australia ini sudah mengendarai motor sejak berumur dua tahun, lalu balapan ketika usia tujuh tahun. Miller mengisahkan bagaimana dirinya menaklukkan rasa takut.
“Di Australia, tempat saya dibesarkan, sebelum setiap balapan, Anda melakukan briefing pembalap. Dan mereka akan mengatakan, ‘Anda mungkin tewas atas terluka. Motor Anda mungkin rusak atau hancur.’” ujar Miller kepada GQ.
“Itu sesuatu yang membakar otak Anda sendiri, dan saya telah mematahkan lebih dari 30 tulang (saya) serta kehilangan sejumlah teman baik (gara-gara balapan). Namun, apakah saya pernah berpikir untuk berhenti? Tak pernah.”
“Hal seperti ini bisa terjadi dengan hal-hal yang Anda sukai. Anda takut akan itu, tetapi Anda tidak benar-benar memikirkannya,” pembalap pemenang empat Grand Prix kelas premier tersebut menambahkan.
Juara dunia MotoGP 2022 sekaligus mantan rekan setim Jack Miller di skuad pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia, sepakat dengannya. Menurutnya, menjadi pembalap profesional memiliki risiko yang besar.
“Rasa takut adalah bagian dari olahraga kami. Itu bagian dari tugas kami. Saat Anda crash dalam kecepatan tinggi, Anda merasa takut, Anda berakhir di gravel dengan dengan sangat cepat. Tetapi sebelum itu, Anda tidak memikirkannya.”
Fabio Quartararo, juara dunia MotoGP 2021 dan andalan Yamaha, mengatakan meskipun setiap pembalap punya rasa takut selayaknya manusia, itu selalu dikesampingkan ketika tengah melaju di dalam trek.

“Anda perlu berusaha keras dan menempatkan semua keberanian Anda di atas motor untuk memberikan yang terbaik,” ujar pembalap berjuluk El Diablo yang sepanjang MotoGP 2023 baru meraih satu podium.
Quartararo menggambarkan Tikungan 1 di Circuit of The Americas (COTA), Texas, untuk menggarisbawahi kecepatan dan keberanian para pembalap MotoGP menggeber motornya lebih dari 300 km/jam.
“Di sana (COTA), setelah backstraight, kami tida dengan kecepatan 340 km (211 mph) dan kami mengambil tikungan dengan kecepatan 60 (37 mph), perbedaannya 280 km (178 mph) hanya dalam jarak 250 meter.”
Seperti halnya Miller, El Diablo juga telah membayar mahal atas risiko pekerjaannya sebagai pembalap MotoGP dengan cedera fisik selama bertahun-tahun. Namun, semua itu tidak membuatnya setop.
“Saya sudah pernah mematahkan kaki saya, punggung saya, pergelangan tangan, jari-jari saya…banyak hal! Sebenarnya, ankle tangan kiri saya sangat parah, saya patah di lebih dari 20 bagian. Itu masa lalu, sekarang kami fokus pada saat ini.”
Dengan MotoGP mulai memperkenalkan format baru sprint race musim 2023, yang digelar setiap Sabtu pada akhir pekan Grand Prix, risiko rider cedera kian besar dan hal tersebut telah terbukti sejauh ini.
Tercatat, Pol Espargaro (GasGas), Enea Bastianini (Ducati), Miguel Oliveira (Aprilia) hingga Marc Marquez (Honda) menjadi korban. Nama pertama bahkan harus absen sampai kini akibat crash di putaran pembuka musim.