SKOR.id - Teuku Razzaa Fachrezi menambah catatan untuk pesepakbola muda Indonesia yang berkarier di Eropa.
Diketahui, Teuku Razzaa Fachrezi baru saja dikontrak oleh salah satu tim Spanyol yakni Rayo Vallecano.
Eks pemain ASTAM di kompetisi Liga TopSkor itu mendapatkan kontrak satu tahun untuk memperkuat Rayo Vallecano U-21.
Sebelumnya, Alumni Liga TopSkor itu menjadi salah satu pemain Elite Pro Academy Persija Jakarta U-20. Kemudian Razzaa Fachrezi pindah ke Rayo Vallecano dengan status free transfer.
Ayah Razzaa Fachrezi, Teuku Arlan Perkasa Lukman pun sangat mendukung keputusan yang diambil oleh anaknya tersebut.
Kepada Skor.id, Teuku Arlan Perkasa menceritakan perjalanan anaknya sebelum mendapat kontrak dari Rayo Vallecano.
"Sebenarnya Razzaa mempersiapkan diri untuk kuliah di Amerika Serikat sebagai student athlete dan bermain di NCAA competition," ujar lelaki yang menjabat sebagai Komite Eksekutif KOI tersebut.
Sebagai informasi, NCAA (National Collegiate Athletic Association) merupakan wadah bagi mahasiswa yang juga ingin tampil di arena olahraga.

NCAA juga merupakan kompetisi bergengsi di Amerika Serikat. Di dalamnya terdapat 24 cabang olahraga, salah satunya sepak bola.
"Kemudian Razzaa diminati agen bernama Andrey Grushin. Dia menawarkan opsi pro baik di Indonesia mau pun liga lain," kata Arlan Perkasa.
"Pada waktu kami sedang mempertimbangkan nilai beasiswa di beberapa Universitas atau Collage di Amerika Serikat, agen Andrey ini menawarkan opsi Rayo Vallecano U-21 di liga 3 Spanyol."
"Karena tawaran Rayo datang dan juga mendapat kesempatan untuk persiapan kuliah di Spanyol, maka opsi ini Razzaa pilih," ucap Arlan Perkasa.
Lelaki yang gemar olahraga triathlon itu menambahkan opsi yang ditawarkan Andrey Grushin terkait karier sepak bola di Spanyol dan mendapat jalan meneruskan pendidikan menjadi poin utama Razzaa mengambil langkah berkarier di Spanyol.
Selain itu, menurut Arlan Perkasa usia Razzaa yang masih muda tentu sangat membutuhkan pelatihan sepak bola yang kualitas serta jam terbang di kompetisi.
Sebaliknya, Arlan Perkasa tak menampik bahwa kondisi anaknya di Persija itu sangat sulit untuk mendapatkan jam terbang dalam pertandingan kompetisi profesional (Liga 1).
Hal itu dilihat dari banyaknya pemain bintang sepak bola nasional hingga pilar asing yang sudah mengisi slot di skuad Macan Kemayoran.

"Sebagai pemain muda dengan posisi striker dan di klub besar seperti Persija, di mana kesempatan bermain tentunya terbatas, sedangkan bermain kompetisi menjadi sangat vital. Maka opsi untuk berkompetisi rutin adalah krusial bagi pemain muda," ungkap Arlan Perkasa.
"Selain itu, Razzaa mungkin berbeda dengan pemain lain yg bermain di liga pro luar (abroad). Jadi masih harus banyak berkompetisi dan berlatih. Saya juga ingin Razzaa punya pendidikan (formal) untuk masa depan pasca menjadi pemain bola."
"Sehingga sejak awal yang kami selalu jalankan adalah opsi student athlete sepak bola di luar (Negeri)," kata Arlan Perkasa.
Arlan Perkasa juga tak lupa untuk berterimakasih kepada Liga TopSkor yang sudah memberikan wadah pertama bagi Razzaa meniti karier sepak bolanya hingga sampai saat ini.
"Saya juga ingin terimakasih kepada Liga TopSkor karena ini kompetisi high level yang membawa Razzaa dari Astam hingga menjadi Tim Topskor Indonesia (TSI)," ujarnya.
"Terutama juga untuk Mas Yuke (Direktur Liga TopSkor, Yusuf Kurniawan) dam Coach Derris (Herdiansyah)."
"Razzaa banyak belajar hingga dapat kesempatan bermain di Persikabo EPA, kemudian dapat kesempatan bergabung ke Timnas Indonesia, Persija, hingga sekarang dikontrak oleh Rayo Vallecano," ia memungkasi.