5 Pengangkatan Pelatih Mengejutkan dan Aneh

Irfan Sudrajat

Editor:

  • Dalam pengangkatan pelatih baru, sejumlah klub membuat kejutan seperti percaya kepada pelatih minim pengalaman.
  • Kejutan lainnya adalah singkatnya tugas di sebuah klub, Marcelo Bielsa bahkan paling singkat.
  • Real Madrid terlihat tidak siap ketika Zinedine Zidane sempat meninggalkan tim ini.

SKOR.id - Sejumlah klub pernah membuat kejutan dalam keputusan mereka mengangkat pelatih baru.

Juventus salah satunya ketika memutuskan menjadikan Andrea Pirlo sebagai pelatih menggantikan Maurizio Sarri sebelum musim ini bergulir.

Namun, keputusan yang dilakukan Juventus itu bukanlah yang pertama. Real Madrid dan Valencia juga pernah melakukan hal yang sama dan mereka mengalami kegagalan.

Keputusan mengangkat pelatih yang di antaranya tanpa pengalaman menjadi hal yang mengejutkan dan aneh. Apalagi, jika itu dilakukan oleh klub besar.

Di sisi lain, keanehan juga terjadi ketika Lazio mengangkat pelatih berpengalaman yaitu Marcelo Bielsa. Hanya dua hari, demikian status Bielsa sebagai pelatih Lazio.

Skor.id mencoba merangkum pengangkatan pelatih yang dinilai mengejutkan dan aneh karena sejumlah hal. Berikut ulsannya:

5. Santiago Solari (Real Madrid)

Ketika Zinedine Zidane meninggalkan Real Madrid pada 2017-2018, Los Merengues langsung berada dalam tekanan.

Mereka seolah tidak siap dengan keputusan pelatih asal Prancis tersebut meletakkan jabatannya.

Maklum, Zinedine Zidane sebenarnya masih sangat diharapkan untuk terus melanjukan trek suksesnya di Real Madrid.

Namanya seolah sudah sebagai legitimasi sukss Los Merengues di ajang Liga Champions.

Kondisi tidak siap tersebut pun terlihat ketika Real Madrid kemudian mengangkat Julen Lopetegui sebagai pelatih mereka menggantikan Zinedine Zidane.

Apalagi, penunjukkan tersebut terjadi ketika Lopetegui masih sebagai pelatih timnas Spanyol.

Hasilnya, Lopetegui hanya bertahan tiga bulan. Tapi, setelah itu, Real Madrid tidak berhenti membuat kejutan karena kemudian mereka mengangkat Santiago Solari sebagai pelatih.

Meski memiliki latar belakang sebagai pemain Real Madrid, namun Santiago Solari tidak memiliki pengalaman melatih di klub dengan level tinggi.

Inilah yang membuat keputusan Madrid mengangkat Solari juga tergolong sebagai kejutan.

Dan, keputusan manajemen Madrid lagi-lagi berakhir dengan kekeliruan. Madrid tersingkir dari Piala Raja setelah kalah dari rival mereka, Barcelona, lalu disingkirkan Ajax di Liga Champions.

Sudah terlambat bagi Madrid untuk memperbaiki karena mereka kemudian juga tersingkir dari perburuan gelar Liga Spanyol.

4. Marcelo Bielsa (Lazio)

Marcelo Bielsa dan Lazio boleh jadi merupakan kerja sama tersingkat antara pelatih dan klub.

Tidak lebih dari dua hari, Marcelo Bielsa yang telah menandatangani kesepakatan dengan Lazio tiba-tiba membatalkan.

Berawal pada 6 Juli 2016 ketika Lazio mengumumkan bahwa mereka telah memilih dan menganglat Marcelo Bielsa sebagai pelatih.

Tapi, kemudian pada 8 Juli, Bielsa tiba-tiba menyatakan berhenti. Keputusan Bielsa tersebut tentu saja membuat Lazio berang dan kecewa.

Mereka kemudian menyatakan akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Lazio menilai bahwa Bielsa tidak memenuhi kontrak yang telah mereka sepakati.

Ketika itu, Lazio menuntut Bielsa dengan meminta kompensasi terkait pembalatan tersebut dengan nilai 50 juta euro. Meski demikian, Marcelo Bielsa tidak tinggal diam.

Pasalnya, dia kembali mengingatkan bahwa sebelumnya telah disepakati Lazio harus mendatangkan sejumlah pemain yang dia inginkan.

Namun, faktanya, Lazio justru gagal mendatangkan sejumlah pemain seperti yang diinginkan Bielsa.

Marcelo Bielsa juga menjelaskan bahwa ternyata Lazio tidak memberikan dukungan kepada dirinya dalam pembelian pemain di bursa transfer.

3. Gary Neville (Valencia)

Untuk Gary Neville yang menjadi pelatih Valencia, kabar seputar kedatangan pria asal Inggris ini pun nyaris hanya sedikit.

Gary Neville salah satu pemain bintang di sepak bola Inggris, tapi menjadi pelatih? Pertanyaan itulah yang terjadi ketika Gary Neville resmi menjadi pelatih Valencia pada 2015.

Mantan bintang Manchester United tersebut tidak memiliki pengalaman untuk melatih sebuah tim.

Setelah gantung sepatu, kemudian hanya sebagai asisten pelatih timnas Inggris pada 2012-2016 ketika The Three Lions di bawah kepelatihan Roy Hodgson.

Neville sebelumnya juga menjadi ahli atau analis dalam acara televisi untuk sepak bola di Sky Sports.

Tentu saja, pendukung Valencia tahu betul bahwa Neville tidak memiliki pengalaman. Sejumlah suporter termasuk pers Spanyol langsung memprediksi Valencia menyongsong "bencana".

Apalagi, sebagai pelatih, selain minim pengalaman, dia juga memahami bahasa Spanyol. Hasilnya memang sesuai dugaan.

Hanya empat bulan Valencia berada di bawah asuhan Nevilla, tim ini langsung anjlok posisinya ke papan bawah.

Nevilla kemudian dipecat setelah Valencia digulung pleh Barcelona, 0-7. Dalam 16 laga bersama Nevilla, Valencia hanya tiga kali menang dan timnya tidak pernah clean sheet dari.

"Pengangkatan Neville memang mengejutkan, tapi hasil yang diraih juga lebih menegejutkan," demikian salah satu pers Spanyol mengomentari performa Nevilla di Valencia.

2. Edgar Davids (Barnet)

Pengangkatan Edgar Davids sebagai pelatih oleh klub Inggris bernama Barnet juga menjadi kejutan karena faktor sangat minimnya pengalaman.

Awalnya, dia adalah pemain yang juga merangkap sebagai pelatih. Ketika datang ke Barnet pada 2012, dia mengawalinya sebagai pendamping dari pelatih Mark Robson.

Ketika performa Barnet kemudian anjlok, Edgar Davids kemudian diminta untuk tampil di lapangan.

Namun, keputusan tersebut pun tidak membuat Barnet kemudian bangkit dari keterpurukan. Setelah Mark Robson dipecat, Edgar Davids pun diangkat sebagai pelatih penuh.

Tapi, keputusan ini kemudian menimbulkan keriuhan bagi suporter. Mereka tidak percaya dengan kebijakan manajemen yang mengangkat Edgar Davids karena sosok ini minim pengalaman.

Bagi Edgar Davids sendiri, tampaknya dia belum benar-benar siap. Barnet terdegradasi. Namun, Edgar Davids sempat bertahan sebelum akhirnya mundur pada Januari 2014.

1. Andrea Pirlo (Juventus)

Keputusan Juventus mengangkat Andrea Pirlo sebagai pelatih juga salah satu pengangkatan aneh dalam sejarah olahraga, khususnya sepak bola.

Tentu saja, publik sepak bola dunia tahu kapasitas Andrea Pirlo, tapi hanya sebagai pemain. Andrea Pirlo adalah salah satu gelandang terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepak bola.

Bahkan dia adalah pemain kunci bagi Juventus dan timnas Italia. Tidak ada yang meragukan Pirlo sebagai pemain, tapi sebagai pelatih pria 41 tahun itu benar-benar diragukan.

Bukan hanya terkait pengangkatannya melainkan karena prosesnya. Tepatnya pada 30 Juli 2020 ketika dirinya sebenarnya resmi menangani tim Juventus U-23.

Setelah itu, tidak banyak yang tahu bahwa ternyata Juventus kemudian justru mempromosikannya sebagai pelatih tim senior hanya 10 hari kemudian.

Ya, jadilah Andrea Pirlo sebagai pelatih muda di Liga Italia. Misinya tentu sulit, membawa Juventus mempertahankan gelar Liga Italia dan kembali meraih gelar Liga Champions.

Hingga saat ini, hasilnya memang masih ditunggu. Juventus tetap berada di papan atas Liga Italia.

Bahkan, jika Andrea Pirlo berhasil membawa Juve meraih gelar, tentu pengangkatannya bukan lagi sebagai keputusan yang aneh.

Ikuti juga InstagramFacebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Bola Internasional Lainnya:

Best XI Pelatih Terbaik Berdasarkan Posisinya saat Masih Aktif Bermain

Andrea Pirlo, Pelatih Termuda Juventus setelah Carlo Ancelotti

Source: khelnow.com

RELATED STORIES

5 Kapten Terbaik Manchester United Sepanjang Masa

5 Kapten Terbaik Manchester United Sepanjang Masa

Manchester United memiliki sejumlah kapten yang menjadi ikon klub pada masanya.

5 Rivalitas Besar dalam Sepak Bola: Tragedi Berdarah Gerbang 12 hingga Pajak Liverpool

Melihat lima rivalitas terbesar dan bersejarah antarklub dalam sepak bola.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Sabar Karyaman/Moh Reza Pahlevi

Badminton

Final Macau Open 2025: Head-to-Head Sabar/Reza vs Junaidi/Roy

Sabar/Reza akan berhadapan dengan Junaidi/Roy di final Macau Open 2025, bagaimana rekor head-to-head kedua pasangan?

Thoriq Az Zuhri | 03 Aug, 00:18

Pebulu tangkis muda Indonesia Alwi Farhan

Badminton

Final Macau Open 2025: Head-to-Head Alwi Farhan vs Justin Hoh

Alwi Farhan akan berhadapan dengan Justin Hoh di final Macau Open 2025, bagaimana rekor head-to-head kedua pemain?

Thoriq Az Zuhri | 02 Aug, 23:48

Skin Nathan MSC Pass 2025. (Moonton)

Esports

Daftar Lengkap Peraih Penghargaan di MSC 2025

Turnamen Mobile Legends, MSC 2025, telah usai. Berikut ini mereka yang meraih penghargaan di turnamen ini.

Thoriq Az Zuhri | 02 Aug, 23:36

Team Liquid. (Yusuf/Skor.id)

Esports

Daftar Prestasi Team Liquid PH usai Juara MSC 2025

Turnamen Mobile Legends, MSC 2025, menjadi koleksi gelar juara terbaru bagi tim Filipina, Team Liquid PH.

Thoriq Az Zuhri | 02 Aug, 23:25

Ilustrasi Cover PUBG Mobile. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

PMWC 2025: Hasil, Jadwal, dan Klasemen Lengkap

Berikut ini adalah hasil, jadwal lengkap, format, dan klasemen lengkap turnamen PUBG Mobile tingkat dunia, PMWC 2025 alias PUBG Mobile World Cup 2025.

Thoriq Az Zuhri | 02 Aug, 23:02

Ilustrasi Cover Mobile Legends. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

MSC 2025: Hasil, Jadwal, dan Klasemen Lengkap

Gelaran MSC 2025 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen tingkat dunia Mobile Legends: Bang Bang ini.

Thoriq Az Zuhri | 02 Aug, 23:01

macau open '25

Badminton

Jadwal 2 Wakil Indonesia di Final Macau Open 2025, Sama-sama Ketemu Malaysia

Alwi Farhan dan Sabar/Reza berpeluang persembahkan gelar buat Indonesia di Macau Open 2025, Minggu (3/8/2025).

Teguh Kurniawan | 02 Aug, 19:08

Pebulu tangkis muda Indonesia Alwi Farhan

Badminton

Capai Final Macau Open 2025, Alwi Farhan Berharap Bawa Pulang Gelar

Pebulu tangkis Indonesia, Alwi Farhan, di ambang gelar juara BWF World Tour Super 300 perdana dalam kariernya.

Teguh Kurniawan | 02 Aug, 18:34

tim voli putri indonesia

Other Sports

Timnas Voli Putri Indonesia Dipastikan Gagal Juara Leg Pertama SEA V.League 2025

Kalah lagi lawan Thailand, Sabtu (2/8/2025), Timnas Voli Putri Indonesia tak mungkin lagi juara leg pertama SEA V.League 2025.

Teguh Kurniawan | 02 Aug, 16:56

Erick Thohir

National

Erick Thohir Apresiasi Dukungan Pemprov Jatim dalam Pengembangan Sepak Bola Daerah

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut baik kesiapan Pemprov Jawa Timur dalam menyukseskan Liga 3 dan Liga 4 musim depan.

Teguh Kurniawan | 02 Aug, 16:08

Load More Articles