Wawancara Christian Eriksen: Saya Sudah Memahami Taktik Antonio Conte

Irfan Sudrajat

Editor:

  • Christian Eriksen memaparkan perjalanan kariernya di Inter Milan.
  • Pemain asal Denmark ini mengaku sempat kesulitan saat baru pertama datang.
  • Ada sejumlah momen yang menjadi titik tolak dari kebangkitannya di I Nerazzurri.

SKOR.id - Christian Eriksen berubah dengan cepat, antara Januari tahun lalu (2020) dengan Januari 2021. Keduanya memberikan kesan yang berbeda.

Yang pertama adalah Christian Eriksen yang datang dan menghadapi situasi yang sangat sulit, yang membuatnya nyaris pergi meninggalkan I Nerazzurri.

Christian Eriksen yang terlihat di pinggir lapangan untuk masuk sebagai pemain pengganti ketika laga tinggal menyisakan satu menit.

Namun, Christian Eriksen kemudian berubah menjadi pemain yang sebenarnya. Ketika pemain asal Denmark ini menjadi bintang yang menentukan sukses pasukan Antonio Conte meraih gelar Liga Italia 2020-2021.

La Gazzetta dello Sport kemudian mengingatkan tentang sosok Hamlet, Pangeran Denmark, tokoh dalam drama karya William Shakespeare. Ada satu kesamaan yaitu tentang "pembalasan".

Christian Eriksen kemudian memperlihatkan apa yang dapat dilakukannya untuk Inter Milan, seperti mencetak gol tendangan bebas ke gawang AC Milan dalam laga Piala Italia musim ini.

Banyak yang menilai bahwa gol yang diciptakan Christian Eriksen ketika itu menjadi titik tolak perubahan yang terjadi dalam karier pemain 29 tahun ini.

Bagaimana Christian Eriksen melihat perjalanan kariernya di Inter Milan? Berikut petikan wawancara dengan mantan pemain Tottenham Hotspur ini dirangkum Skor.id dari La Gazzetta dello Sport:

Jadi, Eriksen, bagaimana perasaan Anda setelah kini menjadi pemain yang meraih gelar Liga Italia?

Sebelum saya tiba di Inter, situasinya sangat sulit untuk meraih kemenangan. Sekarang, saya menjadi pemain yang memiliki pengalaman. Mungkin, ini momen terbaik dalam karier saya.

Apakah ini bisa disebut sebagai pembalasan personal dari semua kesulitan yang Anda rasakan?

Saya tidak memiliki keinginan atau niat membalas kepada siapapun. Saya hanya bermain sepak bola. Terkadang berjalan dengan baik dan terkadang juga berjalan dengan buruk.

Dalam olahraga seperti sepak bola, segalanya bisa berubah dengan cepat setiap pekan. Enam bulan lalu, saya berada dalam situasi tertentu, tapi kini saya justru menjadi pemain yang memenangkan trofi.

Jadi?

Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya sangat bahagia di Inter Milan.

Ketika Anda baru tiba, Anda pernah mengatakan kepada La Gazzetta dello Sport: "Saya ingin menghentikan Juventus". Dan, misi Anda berhasil. Sekarang, apakah pencapaian Inter Milan pertanda awal dari sebuah siklus?

Kompetisi ini (Liga Italia) sangat sulit. Gelar yang kami raih juga sangat sulit tapi kami mampu memastikannya ketika kompetisi menyisakan empat pertandingan lagi.

Saya kira, ini menjadi awal atau poin yang bagus untuk memulai. Sekarang, kami akan mencoba untuk membangun sebuah siklus.

Meraih gelar Liga Italia dalam sembilan musim beruntun tentu akan sangat sulit, tapi kami tengah membangun sesuatu yang indah, lihat saja apa yang akan terjadi nanti.

Dan, untuk mewujudkannya, seberapa penting soal keberadaan Antonio Conte untuk tetap menangani Inter Milan?

Antonio Conte sangat peting bagi semua orang di sini, termasuk juga tentang bagaimana cara kami bermain.

Kami mengikuti instruksinya dan itu terlihat di lapangan. Kami semua sangat bahagia karena memenangkan gelar ini.

Namun, apakah dia akan bertahan atau tidak, bukan keputusan saya. Itu tergantung kepada dirinya dan klub.

Menurut Anda, apa sebenarnya rahasia sukses Inter Milan dalam meraih gelar Liga Italia musim ini?

Kuncinya adalah tim ini sendiri. Kami semua berkontribusi dengan cara masing-masing untuk mewujudkan target yang kami inginkan.

Dari sektor pertahanan, pemain di sana mencoba menutup semua ruang bagi pemain lawan. Lalu di lini depan, Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez juga memberikan perbedaan.

Pemain tengah bertanggung jawab untuk menguasai keseimbangan tim, termasuk juga memulai serangan.

Dengan cara itulah, menjadi sangat sulit bagi lawan untuk mengalahkan kami. Inilah alasan atau kunci yang membuat tim ini bermain dengan sangat hebat.

Antonio Conte sering mengatakan: "Kami memahami Christian Eriksen dan dia juga memahami kami" Bisa Anda jelaskan apa maksudnya?

Saya datang ke Inter Milan dengan pikiran yang terbuka untuk belajar. Apa yang tidak saya mengerti pada awalnya adalah, saya selalu harus mengikuti sistem yang diminta Antonio Conte.

Artinya, saya harus bermain dan sekaligus juga harus ingat semua rencana yang dia telah buat untuk tim ini.

Maksudnya, Anda tidak terbiasa dengan semua itu?

Ya, sebelumnya dalam karier saya, saya terbiasa menjadi pemain yang lebih banyak mengandalkan intuisi, artinya saya bebas untuk membuat keputusan dalam permainan di lapangan.

Di Inter Milan bersama Antonio Conte, selalu ada rencana dasar yang harus diikuti. Anda harus siap, selalu harus tahu di mana posisi teman Anda, dan ke mana mereka akan bergerak.

Saya harus belajar lagi untuk semua itu, beradaptasi lagi dengan sistem yang berbeda. Pada Januari lalu, kami (Eriksen dan Conte) kemudian berbicara.

Dari sanalah kemudian saya mulai mendapatkan banyak kesempatan bermain, memperlihatkan kemampuan yang saya miliki. Kini, saya sudah memahami taktik Antonio Conte.

Anda kini menjadi pemain yang lebih baik dibandingkan dengan waktu kali pertama tiba?

Bukan begitu. Saya menyukai bagaimana saya bermain sebelumnya dan saya juga menyukai bagaimana saya bermain saat ini.

Tidak semua perubahan terjadi hanya dalam beberapa bulan. Saya hanya melakukan sesuatu yang berbeda dan saya telah memiliki trofi Liga Italia.

Mungkin, itu yang membuat orang melihat saya sebagai pemain yang lebih baik sekarang.

Kembali pada fase musim dingin, ketika Anda pernah diturunkan hanya satu atau beberapa menit. Pernahkah ada penjelasan diberikan kepada Anda soal itu?

Ya, saya bicara kepada pelatih tentang hal itu dan saya tahu bahwa dia membuat keputusan terbaik untuk tim saat itu.

Jika dia (Conte) hanya bisa menurunkan saya dengan kesempatan yang sangat kecil, itu karena dia menilai saya mungkin berguna bagi dirinya dalam menit tersebut.

Apakah Anda kecewa dan marah saat itu?

Tidak ada yang personal. Tentu saja, saya ingin sekali bermain lebih banyak, tapi saya selalu menghormati setiap keputusan Antonio Conte.

Saya yakin bahwa kesempatan akan datang dan saya akan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan maksimal. Jadi, begitulah.

Apakah gol yang Anda ciptakan ke gawang AC Milan juga salah satu titik tolak dari perubahan karier Anda di Inter?

Itu hanya pendapat di luar sana. Gol ke gawang Milan mungkin saja telah mengubah pandangan orang terhadap saya, tapi mereka tidak melihat apa yang terjadi di dalam tim.

Situasi berubah ketika saya memiliki kesempatan bermain yang lebih konsisten dan mendapatkan kepercayaan dari rekan setim dan pelatih.

Pada Hari Velentine, yang juga hari ulang tahun Anda, Anda justru diturunkan sebagai starter saat lawan Lazio. Namun, Anda justru tidak bermain maksimal, apakah itu sebuah karma?

Saya percaya kepada karma, tapi pada 14 Februari saat itu sebenarnya, saya memang lebih suka berlibur (tertawa).

Seberapa dekat Anda dengan pintu keluar Inter Milan? Dan, sekarang, apakah Anda melihat peluang karier lebih lama lagi di Inter Milan saat ini?

Enam bulan lalu, saya memang bisa dibilang sudah dalam posisi atau situasi meninggalkan klub ini. Itu benar, tapi sekarang situasinya berbeda.

Tidak ada satu orang pun yang bisa memprediksi tentang apa yang akan terjadi, tapi saya sangat bahagia di sini dan saya memiliki lambang Scudetto di kaus saya.

Menurut Anda, apakah Antonio Conte itu pelatih yang spesial?

Ya, lihat saja apa yang telah dia raih. Ke mana pun dia pergi (melatih), dia selalu menang dan itu fakta yang mengesankan.

Saya dapat membayangkan mental pemenang dari pelatih Antonio Conte, ketika saya menandatangani kontrak dengan Inter Milan.

Saya melihat dengan mata saya sendiri mentalitas tersebut, saya berbicara kepadanya dan melihatnya bekerja setiap hari.

Saya bahagia bisa mendapatkan pelatih seperti Antonio Conte.

Jose Mourinho akan datang lagi ke Italia, apa perbedaannya dengan Conte?

Saya sempat beberapa bulan di bawah pelatihan Jose Mourinho di Tottenham Hotspur, tapi kembalinya dia ke Liga Italia akan memberikan perbedaan.

Saya tidak dapat membuat perbandinginan antara Mourinho dan Conte, yang lebih lama saya kenal.

Mereka adalah dua pelatih dengan personalitas yang besar, dan itu akan menjadi tantangan menarik.

Bagaimana kehidupan di negeri seperti Italia?

Makanan dan waktu (cuaca) lebih baik ketimbang di Inggris dan Denmark. Namun, karena pandemi, saya tidak bisa benar-benar menikmati kota ini seperti yang saya inginkan.

Bahasa Italia? Sungguh kata-katanya lebih mudah untuk dipelajari. Tapi, saya selalu ingin tahu kata-kata yang baru.

Jika Anda bisa berbicara perlahan menggunakan bahasa Italia, saya kira saya bisa berkomunikasi dengan Anda.

Anda tahu Hamlet, pangeran dari Denmark yang mencari tentang jati dirinya?

Ya, tapi saya tidak seperti Hamlet. Saya tahu siapa saya, baik sebagai pemain Inter maupun ketika di luar lapangan. Saya adalah Christian Eriksen dan itu cukup bagi saya.

Ikuti juga InstagramFacebook, dan Twitter dari Skor Indonesia. 

Berita Inter Milan Lainnya

Presiden Inter Milan Minta Pemain Ikhlaskan Gaji Dua Bulan

Inter Milan Raih Scudetto, Barcelona Dapat Bonus 1 Juta Euro

Source: La Gazzetta dello SportSupperscommesse

RELATED STORIES

Prediksi Sassuolo vs Juventus: Krusial bagi si Nyonya Tua

Prediksi Sassuolo vs Juventus: Krusial bagi si Nyonya Tua

Juventus harus memaksimalkan tiga laga sisa jika ingin meraih tiket Liga Champions, dimulai dengan lawan Sassuolo, malam ini.

Link Live Streaming Sassuolo vs Juventus di Liga Italia

Link Live Streaming Sassuolo vs Juventus di Liga Italia

Laga Sassuolo vs Juventus dapat disaksikan melalui link live streaming di akhir tulisan ini.

Wawancara Eksklusif Hendri Susilo: Kendala Persiapan Liga 1 hingga Loyalitas Pemain Persiraja

Berikut ini wancara eksklusif Skor.id dengan pelatih Persiraja Banda Aceh, Hendri Susilo.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Auckland City, tim amatir yang tampil di Piala Dunia Antarklub 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Kebobolan 10 Gol, Skuad Auckland City Diisi Tukang Cukur hingga Penjaga Toko

Auckland kalah 0-10 dari Bayern Munchen di Piala Dunia Antarklub 2025, timnya diisi oleh tukang cukur hingga penjaga toko.

Pradipta Indra Kumara | 17 Jun, 08:59

Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Other Sports

PON Bela Diri Akan Digelar untuk Pertama Kalinya, KONI Gandeng Djarum Foundation

PON Bela Diri 2025 mempertandingkan 10 cabang olahraga bela diri di GOR Djarum Kaliputu, Kudus, pada Oktober mendatang.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 08:48

Asisten pelatih Timnas Indonesia, Denny Landzaat. (Grafis: Skor.id)

Timnas Indonesia

Ingin Cetak Sejarah bersama Timnas Indonesia, Denny Landzaat Tolak Ajax

Asisten pelatih Timnas Indonesia, Denny Landzaat, menegaskan komitmennya bersama skuad Garuda.

Rais Adnan | 17 Jun, 08:46

Timnas putri U-19 Myanmar vs Timnas putri U-19 Indonesia pada perebutan peringkat ketiga Piala AFF Wanita U-19 2025 atau ASEAN U-19 Girls Championship 2025 di Vietnam pada 18 Juni 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

Prediksi dan Link Live Streaming Myanmar vs Indonesia di Piala AFF Wanita U-19 2025

Kedua tim mirip jelang perebutan peringkat ketiga ASEAN U-19 Girls Championship 2025, Rabu (18/6/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 07:56

12 Alumni Liga TopSkor di Timnas U-23 Indonesia.

Liga TopSkor

Belasan Alumni Liga TopSkor Ikuti TC Timnas U-23 Indonesia

Total 12 Alumni Liga TopSkor akan menjadi bagian dalam pemusatan latihan Timnas U-23 Indonesia untuk persiapan berlaga di Piala AFF U-23 2025.

Nizar Galang | 17 Jun, 07:40

Timnas U-23 Indonesia.

Timnas Indonesia

Dua Pemain Persib Batal Dipanggil Timnas U-23 Indonesia

Dua pemain Persib Bandung batal dipanggil mengikuti pemusatan latihan Timnas U-23 Indonesia. Siapa saja?

Rais Adnan | 17 Jun, 07:22

PSPS Pekanbaru - Hendy AS - Skor.id

Liga 2

PSPS Resmi Datangkan Kurniawan Dwi Yulianto, Tim Pelatih Komplet untuk Liga 2 2025-2026

PSPS Pekanbaru resmi merampungkan tim kepelatihan untuk musim baru usai gagal promosi pada Liga 2 2024-2025.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 05:36

cover bursa transfer Liga 1.

Liga 1

Update Bursa Transfer Liga 1 Menuju Musim 2025-2026

Aktivitas keluar-masuk pemain dan jajaran pelatih tim 18 klub Liga 1 2025-2026 pada awal musim, yang diperbaharui berkala.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 04:52

Kompetisi futsal putri kasta tertinggi di Indonesia untuk musim terbaru, Women Pro Futsal League 2024-2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

Women Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Women Pro Futsal League 2024-2025 yang terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 04:48

Logo baru kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia, Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2023-2024 terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 04:45

Load More Articles