Terungkap, Mengapa Motor-motor Bermesin V4 Menguasai Trek Basah Le Mans

Tri Cahyo Nugroho

Editor:

  • Di lintasan basah, pembalap Tim Ducati, Danilo Petrucci, merasa diuntungkan dengan berat badannya.
  • Para pembalap dengan mesin V4 bisa melibas tikungan dengan teknik stop-and-go dengan alur lintasan berbentuk huruf V.
  • KTM mengambil risiko saat memutuskan memakai ban depan botak berkompon lunak di Le Mans.

SKOR.id - Pembalap tim pabrikan Ducati, Danilo Petrucci, bisa tersenyum puas seusai memenangi lomba putaran kesembilan MotoGP 2020, Grand Prix (GP) Prancis, di Sirkuit Bugatti, Le Mans, Minggu (11/10/2020) siang.

Danilo Petrucci merupakan salah satu pembalap di MotoGP dengan berat tidak ideal, 80 kg. Bobot pembalap asal Italia itu 15 kg lebih berat daripada Marc Marquez (Repsol Honda), juara dunia MotoGP enam kali (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019) yang masih absen.

Di MotoGP, bobot pembalap yang berat akan berdampak buruk pada ban jika berlomba dalam kondisi panas dan kering.

Dengan beban lebih berat, ban akan terlalu cepat panas dan cepat habis. Namun, beda ceritanya bila lomba berlangsung dalam cuaca dingin dan basah seperti yang terjadi di Le Mans lalu.

"Jujur saja, saya sangat menikmati kondisi cuaca (dingin) karena bagus untuk ban," kata Petrucci pada Sabtu (10/10/2020), usai kali pertama merebut posisi grid start terdepan (ia start dari grid 3) untuk kali pertama sejak GP Italia 2019 yang akhirnya juga dimenanginya.

Saat hujan turun menjelang start, Petrucci pun menjadi salah satu pembalap yang diuntungkan. Problem kelebihan beban yang bisa membuat ban terlalu cepat panas dan aus di lomba kering, berubah menjadi pas saat trek basah seperti di Le Mans lalu.

Inilah salah satu alasan mengapa Petrucci cenderung lebih baik berlomba saat lintasan basah. Keuntungan itu membuat kepercayaan dirinya berlipat.

Petrucci juga dikenal sebagai pembalap yang berani. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya mengendalikan motor seperti Ducati Desmosedici GP20 yang dikenal liar karena bertenaga sekitar 300 dk, di trek basah.

Petrucci pun beruntung memiliki motor seperti Ducati yang memiliki mesin konfigurasi V4. Selama ini, Desmosedici V4 memang terkenal sangat baik di lintasan basah.

Menariknya, ternyata delapan pembalap yang finis terdepan semua memakai motor bermesin dengan posisi keempat piston berbentuk huruf V tersebut, yakni Ducati, KTM, dan Honda.

Di belakang Petrucci berturut-turut masuk Alex Marquez (Repsol Honda-RC213V) dan Pol Espargaro (Red Bull KTM-RC16) melengkapi podium.

Adapun posisi keempat samai kedelapan direbut Andrea Dovizioso (Ducati-Desmosedici GP20), Johann Zarco (Reale Avintia-Ducati GP19), Miguel Oliveira (Red Bull KTM Tech3-RC16), Takaaki Nakagami (LCR Honda-RC213V), dan Stefan Bradl (Repsol Honda-RC213V).

Bandingkan dengan lomba putaran keenam, GP San Marino yang berlangsung di trek dengan daya cengkeram ban (grip) besar dan cuaca kering, Misano, 13 September 2020 lalu.

Saat itu, tiga Yamaha YZR-M1 dan dua Suzuki GSX-RR -- dua motor bermesin 4-silinder segaris (inline-4) -- mampu menguasai posisi enam besar GP San Marino.

Pertanyaannya, bagaimana motor-motor bermesin V4 yang musim ini sulit dikendalikan karena bertenaga lebih besar dan ban belakang baru dengan grip lebih baik, justru lebih mudah dikendarai di lintasan basah dengan grip kecil?

Jawabannya sederhana. Torsi besar mesin V4 mampu mengatasi masalah grip yang kecil. Dengan grip kecil namun tenaga besar, pembalap mungkin tidak bisa cepat melibas lintasan. Jadi, cara terbaik adalah dengan teknik stop-and-go.

Inilah mengapa para pembalap dengan mesin V4 musim ini lebih cocok dengan trek basah dibanding mereka yang memakai mesin inline-4.

Untuk mendukung teknik stop-and-go, para pembalap bermesin V4 bisa menggunakan alur berbentuk huruf V saat menikung (V-type cornering line) dengan cara agak melebar saat masuk tikungan, membalikkan motor, dan cepat membuka gas saat keluar tikungan.

Teknik menikung huruf V ini terbukti mampu membuat ban depan mendapatkan panas yang cukup saat pengereman. Hal yang sama terjadi pada ban belakang saat pembalap berakselerasi keluar tikungan.

Para pembalap bermesin inline-4 yang selama ini unggul di tikungan demi menyiasati kurangnya tenaga motor dibanding V4, tidak mampu berbuat banyak saat lintasan dalam kondisi basah.

"Saat start di trek basah, Anda takkan tahu akan seperti apa grip nanti. Jadi, saya mencoba untuk lebih lambat saat masuk tikungan untuk mengurangi risiko (jatuh) dan cepat membuka gas saat keluar tikungan," kata Petrucci.

"Saya tahu itu akan membuat ban belakang cepat aus. Karena itu, di lap-lap berikutnya saya lebih pelan di tikungan hingga kehilangan sepersekian detik. Lalu, saya coba menyeimbangkan kecepatan motor saat masuk dan keluar tikungan dan berhasil."

Menarik tuas gas dalam-dalam saat keluar tikungan memang bagus untuk membuat waktu lap cepat. Tapi, konsekuensinya suhu ban belakang akan cepat panas dan cepat menghabiskan sisi tengah ban.

Itu sebabnya Petrucci dan beberapa pembalap V4 lain sering terlihat wheelspin (ban belakang berputar terlalu cepat dari seharusnya) di lap-lap akhir lomba berdurasi 26 putaran (108,81 km) tersebut.

"Untuk mengatasi masalah itu, di empat atau lima lap terakhir saya agak lebih ke dalam saat masuk tikungan karena di situ masih agak berair, untuk mendinginkan ban belakang," ucap Petrucci, pemenang ketujuh dari sembilan lomba MotoGP 2020 yang sudah digelar.

"Motor saya memang sangat bagus dalam pengereman dan akselerasi. Di Le Mans ini, beberapa kali saya merasakan bobot yang lebih berat sedikit membantu saya."

Bagi Honda, hasil Alex Marquez menjadi podium pertama mereka dalam sembilan lomba terakhir MotoGP (sejak GP Valencia 2019).

Kembangan ban depan yang cocok dengan karakter mesin motor Alex Marquez di trek basah diyakini menjadi salah satu faktor mengapa ia menjadi pembalap dengan waktu lap tercepat di pertengahan lomba. Hasilnya, Alex Marquez mampu merangsek dari posisi 18 ke 10.

KTM RC16, yang musim ini menggebrak dengan merebut dua kemenangan pertama sepanjang turun di MotoGP, memiliki keunggulan pada bagian depan-bawah (front end) yang sangat baik untuk pengereman dan saat masuk tikungan.

Karena bekerja lebih keras, para pembalap KTM biasanya memakai ban depan dengan kompon lebih keras dibanding para rival. Ini menjadi masalah di Le Mans karena suhu lintasan yang sangat dingin.

Saat latihan bebas dan kualifikasi, Pol Espargaro dan kawan-kawan ingin menggunakan ban depan medium dari Michelin untuk mendukung sistem pengereman.

Namun, ban itu memiliki risiko kecelakaan yang tinggi karena kompon tidak akan mencapai suhu ideal, utamanya saat melibas tikungan kiri yang di Le Mans lebih sedikit (5) daripada jumlah tikungan kanan (9).

Setelah melakukan perhitungn teknis, KTM akhirnya memakai ban depan botak lunak (soft slick) untuk lomba keempat pembalap mereka di Le Mans. Meskipun, mereka tahu ban depan soft akan menjadi masalah bila lintasan mengering.

"Memutuskan ban depan slick antara medium dan soft tidaklah mudah," ujar Paul Trevathan, kepala kru dan teknisi motor Pol Espargaro. "Namun, dengan suhu yang hanya 16 atau 17 derajat Celsius, kami tidak mau mengambil risiko dengan ban medium."

Trevathan juga setuju jika motor-motor V4 memiliki keuntungan turun di lomba basah seperti di Sirkuit Le Mans lalu.

"Saat trek seperti itu, memang lebih aman melakukan pengereman telat (late braking) jelang tikungan untuk kemudian keluar dengan kekuatan penuh," tutur Trevathan.

"Jika Anda ingin lebih cepat di tikungan (seperti motor-motor inline-4), saya rasa akan sangat berisiko di trek basah seperti Le Mans."

Ikuti juga InstagramFacebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita MotoGP Lainnya:

Alex Marquez Makin Percaya Diri Usai Finis Runner Up di MotoGP Prancis 2020

Hasil MotoGP Prancis 2020: Danilo Petrucci Menang, Alex Marquez Bikin Kejutan

MotoGP Prancis 2020: Terlalu Sering Cuma Podium di Le Mans, Danilo Petrucci Bangga Akhirnya Menang

 

Source: motorsportmagazine.com

RELATED STORIES

Fabio Quartararo Menatap 2 Seri di Aragon dengan Mental Positif

Fabio Quartararo Menatap 2 Seri di Aragon dengan Mental Positif

Setelah tak bisa tampil maksimal di Prancis, Fabio Quartararo tetap fokus menatap kompetisi MotoGP 2020 yang selanjutnya digelar di Aragon.

Valentino Rossi Apes Gagal Finis dalam 3 Balapan Beruntun

Pembalap veteran Valentino Rossi mengaku sangat sial tak mampu finis dalam tiga seri beruntun meski telah berusaha kompetitif di MotoGP 2020.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Timnas futsal Thailand vs Timnas futsal Indonesia pada futsal putra SEA Games 2025 di Thailand pada 19 Desember 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Prediksi dan Link Live Streaming Thailand vs Timnas Futsal Indonesia di SEA Games 2025

Laga pada Jumat (19/12/2025) malam ini sekaligus jadi penentu perebutan medali emas futsal putra SEA Games 2025.

Taufani Rahmanda | 18 Dec, 15:52

Cabor Esports di SEA Games 2025. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Esports

SEA Games 2025: Indonesia Tambah Perak dan Perunggu dari Free Fire

Indonesia gagal meraih medali emas dan hanya berhasil meraih medali perak dan perunggu di nomor free fire cabor esports.

Gangga Basudewa | 18 Dec, 15:36

Cover SEA Games 2025 Thailand. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Other Sports

Target 80 Medali Emas di SEA Games 2025 Tercapai, Menpora Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Para Atlet

SEA Games 2025 masih tersisa beberapa hari, kontingen Indonesia sudah berhasil memenuhi target awal yang dicanangkan.

Teguh Kurniawan | 18 Dec, 15:20

tim voli putra indo

Other Sports

Timnas Voli Putra Indonesia ke Final SEA Games 2025, Siap Ulang Rekor 32 Tahun Lalu

Kalahkan Vietnam lewat pertarungan sengit, Timnas Voli Putra Indonesia amankan tiket final SEA Games 2025.

Teguh Kurniawan | 18 Dec, 14:48

FC Mobile Luncurkan Komentator Bahasa Indonesia. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

EA Sports FC Mobile Hadirkan Komentar Berbahasa Indonesia di In Game

Fitur komentator Indonesia kini sudah tersedia di EA SPORTS FC Mobile untuk seluruh pemain di perangkat iOS dan Android.

Nizar Galang | 18 Dec, 12:01

voli di sea games 2025

Other Sports

Voli SEA Games 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen cabor voli indoor di SEA Games 2025 yang terus diperbarui selama berjalannya event.

Teguh Kurniawan | 18 Dec, 11:51

Timnas futsal putri Vietnam vs Timnas futsal putri Indonesia dalam perebutan medali emas futsal putri SEA Games 2025 di Thailand pada 18 Desember 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Dihajar Vietnam, Timnas Futsal Putri Indonesia Harus Puas Raih Medali Perak SEA Games 2025

Hasil dan jalannya pertandingan perebutan medali emas futsal putri SEA Games 2025 pada Kamis (18/12/2025) petang.

Taufani Rahmanda | 18 Dec, 11:15

Jungler Team Liquid PH, KarlTzy. (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Esports

Raih Medali Emas, Pemain MLBB Filipina Sempat Kecewa Saat Hadapi Indonesia

Karltzy kecewa dengan susunan pemain Timnas MLBB Putra Indonesia yang mengalami perubahan di tengah jalan.

Gangga Basudewa | 18 Dec, 09:53

Blue Protocol: Star Resonance. (Hao Play)

Esports

Blue Protocol: Star Resonance, MMORPG Anime Resmi Hadir di PC dan Mobile

HaoPlay Limited secara resmi meluncurkan Blue Protocol: Star Resonance pada Kamis, 18 Desember 2025, pukul 10.00 WIB (UTC+7).

Gangga Basudewa | 18 Dec, 07:38

Pelatih Timnas Putri Indonesia, Akira Higashiyama.

Timnas Indonesia

Nyaris Bawa Pulang Medali, Pelatih Timnas Putri Indonesia Tegaskan Target ke Piala Dunia Wanita

Pelatih Timnas putri Indonesia, Akira Higashiyama, soal sepak bola putri SEA Games 2025 dan kaitkan ke Piala Dunia Wanita.

Taufani Rahmanda | 18 Dec, 07:28

Load More Articles