Skor 5: Tim Sepak Bola yang Dikutuk, Ada Tottenham Hotspur dan PSG

Vivaldi Yudha

Editor: Pradipta Indra Kumara

Bintang PSG, Kylian Mbappe. (Hendy Andika/Skor.id)
Bintang PSG, Kylian Mbappe, mencetak satu gol pada laga melawan Toulouse di laga Trophee Des Champions. (Hendy Andika/Skor.id)

SKOR.id - Perasaan 'tim ini telah dikutuk' seringkali muncul ketika sebuah tim mengalami kekalahan yang sulit diterima.

Hanya kekuatan supernatural yang dapat menciptakan keberuntungan seburuk ini, kata kita pada diri sendiri. Dan memang, setiap klub telah mengalami nasib buruk yang adil.

Tapi bagaimana dengan klub yang tidak bisa lepas dari perasaan bahwa mereka dianiaya oleh dunia berulang kali? Beberapa tim sepertinya tidak bisa menghentikan kutukan mereka begitu dan sudah menjadi rahasia umum.

Berikut ini adalah lima tim 'yang telah dikutuk' sebagaimana dikutip dari laman Squawka.

1. Tottenham Hotspur

Jika Anda berpikir Liverpool dikutuk sampai akhirnya angkat piala Liga Inggris pada 2020, Tottenham Hotspur tidak pernah memenangkan kasta tertinggi Inggris sejak 1961.

Pasukan muda Mauricio Pochettino hampir tidak ada tekanan tujuh tahun lalu andai Leicester City tidak membuat sejarah. Kita mungkin berbicara tentang Tottenham sebagai juara Liga Inggris jika bukan karena keajaiban The Foxes.

Mereka belum meraih kesuksesan lagi sejak terakhir di Piala Liga Inggris (Carabao Cup) 2008 dan para penggemar mereka pasti akan merasa bahwa timnya sudah dikutuk, apalagi musim ini di mana mereka tersingkir dari Liga Champions dan Piala FA pada pekan yang sama.

"Ini adalah sejarah Tottenham, mereka selalu melewatkan sesuatu pada akhirnya," kata Giorgio Chiellini.

"Kisah Tottenham adalah ini – 20 tahun ada pemilik ini dan mereka tidak pernah memenangkan sesuatu. Kami adalah 11 pemain yang masuk ke lapangan. Saya melihat pemain yang egois, saya melihat pemain yang tidak ingin saling membantu dan tidak menaruh hati," ucap Antonio Conte pekan lalu.

2. Benfica

Antara 1959 dan 1962, Bela Guttmann membawa Benfica meraih dua gelar papan atas Portugal dan dua Piala Eropa. Dan pantas saja jika mantan pesepak bola Hungaria itu merasa layak mendapat kenaikan gaji, tetapi klub menolak permintaannya.

"Dalam seratus tahun dari sekarang Benfica tidak akan menjadi juara Eropa," tanggapan Guttmann kala itu.

Dan benar saja, Benfica sampai sekarang belum pernah angkat piala lagi di Liga Champions.Sejak 1962, Benfica telah mencapai delapan final Eropa: lima di Liga Champions dan tiga di Piala UEFA/Liga Europa.

Mereka kalah delapan kali, terakhir kalah adu penalti dari Sevilla di final Liga Europa 2013-2014. Setahun sebelumnya, mereka kalah lewat gol menit terakhir Chelsea di kompetisi yang sama.

Para suporter senang karena klub terus mendominasi kancah domestik. Mereka telah memenangkan rekor 37 gelar Liga Portugal, termasuk empat gelar berturut-turut dekade lalu. Tapi para penggemar tentu berharap agar kutukan Eropa segera dicabut.

3. Bayer Leverkusen

Bayer Leverkusen mendapat julukan 'Neverkusen' setelah menjadi runner up dalam tiga kompetisi sekaligus musim 2001-2002, Liga Champions, Piala Jerman, dan Bundesliga.

Tidak ada yang lebih sial daripada berada di urutan kedua dalam tiga kompetisi di musim yang sama, tetapi itulah yang terjadi pada Leverkusen. Lebih buruk lagi, mereka adalah runner-up Bundesliga tiga tahun berturut-turut antara 1999 dan 2002.

Mereka sempat kembali menduduki posisi kedua di Bundesliga 2011-2012. Dua tahun sebelumnya, mereka kalah di final Piala Jerman, kutukannya terus berlanjut.

Leverkusen tidak pernah memenangkan Bundesliga meskipun sudah mengeluarkan upaya terbaik mereka, dan nasib buruk mereka meluas ke tim nasional Jerman. Dalam kekalahan di final Piala Dunia 2002 dari Brasil, tim Jerman berisikan lima pemain Leverkusen. Nah, itu kutukan.

4. Paris Saint-Germain (PSG)

Paris Saint-Germain muncul sebagai tim yang superior di Prancis setelah mendapat suntikan dana fantastis, mereka memenangkan 8 gelar Ligue 1 dari 10 tahun terakhir. Namun, di Eropa mereka belum mampu berjaya.

Bagaimana PSG mencoba mengatasi kurangnya prestasi di Liga Champions?

Mereka benar-benar mengacaukan pasar transfer Eropa dengan membayar 220 juta euro untuk mengontrak Neymar dari Barcelona dalam kesepakatan yang mengguncang dunia sepak bola. Bagaimana itu berhasil bagi mereka? Ya, dia terus mengalami cedera pada tahap yang sama persis di kompetisi yang paling ingin mereka menangkan (babak 16 besar) dengan cedera yang kurang lebih sama persis (patah tulang metatarsal).

Empat musim lalu mereka mengalami kekalahan dari Barcelona yang kemudian dikenal sebagai tragedi La Remontada. Mereka menang 4-0 pada leg pertama, namun kalah 1-6 pada bentrokan kedua.

Pada edisi 2018-2019 mereka sukses menang 2-0 atas Manchester United di leg pertama 16 besar, namun kembali tersingkir usai tumbang 1-3 pada pertemuan kedua karena kalah agresivitas gol tandang.

Les Parisiens sempat menembus final pada 2020 dan Neymar ada dalam kondisi fit, tapi langkah mereka digagalkan Bayern Munchen dan musim ini Munchen lagi-lagi menjegal mereka di babak 16 besar Liga Champions.

5. Timnas Meksiko

Berbeda dari empat tim sebelumnya, di posisi kelima daftar ini ada tim nasional Meksiko.

Meski punya banyak pemain top yang berkarier di berbagai belahan dunia, kisah Meksiko di Piala Dunia selalu sama.

Meksiko selalu tersingkir di babak 16 besar dari edisi 1994 sampai 2018, baru berganti pada 2022 di mana mereka angkat kaki di fase grup.

Akankah 2026 Meksiko yang bakal menjadi tuan rumah bersama Amerika Serikat dan Kanada mampu untuk menghentikan kutukan tersebut?

Source: Squawka

RELATED STORIES

Rodri Kecam Taktik Buang-Buang Waktu Skotlandia

Rodri Kecam Taktik Buang-Buang Waktu Skotlandia

Timnas Spanyol dipaksa menelan kekalahan 0-2 saat menyambangi Hampden Park untuk menghadapi Skotlandia, Rabu (29/3/2023) dini hari WIB.

FIFA Matchday Edisi Maret 2023: Thailand dan Filipina Kompak Selalu Kalah

FIFA Matchday Edisi Maret 2023: Thailand dan Filipina Kompak Selalu Kalah

Nasib sama dan negatif dirasakan dua tim nasional asal ASEAN, Thailand dan Filipina pada FIFA Matchday edisi Maret 2023

3 Catatan Lionel Messi Saat Bantu Argentina Bantai Curacao 7-0

Lionel Messi menciptakan setidaknya 3 catatan baru setelah mencetak hat-trick dan membantu Argentina menang 7-0 melawan Curacao.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

livoli divisi utama 2025

Other Sports

Livoli Divisi Utama 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen Livoli Divisi Utama 2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 19:11

Timnas Basket Putra Indonesia

Basketball

Timnas Basket Putra Indonesia Buru Medali Emas SEA Games 2025

Pelatih Timnas Basket Putra Indonesia, David Singleton, memasang target tinggi di SEA Games 2025.

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 19:00

erick thohir - gianni infantino

National

Erick Thohir Jadi Menpora RI, Presiden FIFA Beri Selamat

Presiden FIFA, Gianni Infantino, yakin Erick Thohir mampu menjalankan peran barunya tersebut dengan baik.

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 17:56

chn masters 2025

Badminton

China Masters 2025: Indonesia Tambah Lima Wakil di Babak 16 Besar

Total, ada tujuh wakil Indonesia yang bakal berjuang lolos ke perempat final China Masters 2025.

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 16:57

persib vs lion city sailors

National

Prediksi dan Link Live Streaming Persib vs Lion City Sailors di AFC Champions League 2 2025-2026

Persib Bandung siap mengarungi AFC Champions League 2 2025-2026, hadapi Lion City Sailors pada laga pembuka, Kamis (18/9/2025).

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 16:05

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pada acara National Coach Conference 2025 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, pada 18 Juli 2025. (Foto: PSSI/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

FFI Yakin Erick Thohir Akan Buat Olahraga Indonesia Naik Kelas

Erick Thohir dinilai memiliki segudang pengalaman di dunia olahraga.

Sumargo Pangestu | 17 Sep, 15:08

Roster Valorant dan MLBB untuk CAEC 2025. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

PB ESI Kirim Timnas Valorant dan MLBB ke CAEC 2025, Ini Daftar Rosternya

CAEC digelar pada 17-19 September 2025, di kota Nanning, Cina.

Gangga Basudewa | 17 Sep, 14:53

Erick Thohir dilantik sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Other Sports

DPR: Erick Thohir Dihadapi PR Besar Rancang Desain Olahraga Nasional

Erick Thohir mendapat dukungan dari DPR untuk tetap menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.

Sumargo Pangestu | 17 Sep, 14:50

indonesia vs tanzania - four nations cup 2025

Futsal

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas Futsal Indonesia vs Tanzania di Four Nations Cup 2025

Timnas Futsal Indonesia akan menghadapi Tanzania pada laga perdana Four Nations Cup 2025, Kamis (18/9/2025).

Teguh Kurniawan | 17 Sep, 13:46

erick thohir kongres

Other Sports

Erick Thohir Jadi Menpora, Dinilai Angin Segar untuk Olahraga Indonesia

Erick Thohir telah resmi ditunjuk sebagai Menpora menggantikan Dito Ariotedjo.

Sumargo Pangestu | 17 Sep, 12:19

Load More Articles