• Sebanyak 35 negara menolak partisipasi Rusia di Olimpiade Paris 2024.
• Polandia menyarankan Rusia dan Belarus tergabung dalam kontingen pengungsi.
• Wali Kota Paris sebagai tuan rumah Olimpiade 2024 juga menentang kehadiran atlet dari kedua negara.

SKOR.id - Perdebatan mengenai keikutsertaan Rusia dan sekutunya, Belarus, di Olimpiade Paris 2024 belum mendapatkan titik temu. Seperti diketahui Negeri Beruang Merah masih menginvasi Ukraina.

Beberapa waktu lalu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan akan memberi izin kepada Rusia dan Belarus tampil di Paris 2024.

Hanya saja, IOC akan menerapkan regulasi khusus yang sangat ketat untuk meminimalisasi misi politis yang masuk ke ajang Olimpiade.

Wacana tersebut mendapat tentangan dari sekitar 35 negara yang bersikeras bahwa atlet Rusia dan Belarus harus dilarang tampil di berbagai ajang olahraga, termasuk Olimpiade.

Negara-negara Eropa seperti Polandia, Estonia, Lithuania, Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Islandia menyerukan penolakan keikutsertaan Rusia dan Belarus di Paris 2024.

Begitu juga dengan Kanada yang lewat Menteri Olahraga Pascale St-Onge mengatakan penolakan atas partisipasi atlet dari dua negara tersebut di Paris nanti.

Latvia bahkan secara terang-terangan akan memboikot Olimpiade 2024 jika atlet Rusia dan Belarus menjadi kontestan.

Meskipun demikian, Polandia melalui Menteri Olahraga Kamil Bortniczuk memberikan saran agar atlet kedua negara bergabung sebagai tim pengungsi.

Pasalnya, tim pengungsi dari negara-negara konflik tercatat telah meramaikan Olimpiade di Rio de Janeiro 2016 dan Tokyo 2020.

"Mungkin IOC dapat berkompromi dengan menciptakan tim pengungsi yang di dalamnya terdapat atlet Rusia dan Belarus yang merupakan pembelot," ujar Kamil Bortniczuk dilansir dari Inside The Games.

Penolakan tidak hanya datang dari perwakilan negara-negara di dunia, tetapi juga dari kota Paris selaku tuan rumah.

Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, yang baru saja mengunjungi Kyiv, Ukraina, menentang keterlibatan atlet Rusia dan Belarus selama masa invasi.

"Selama tentara Rusia masih terus membombardir Ukraina, menargetkan masyarakat sipil dan infrastruktur umum serta menduduki teritorial Ukraina maka keikutsertaan atlet Rusia di ajang internasional tidak dapat diterima," kata Hidalgo.

"Ini adalah keyakinan saya sebagai wali kota (Paris), pemimpin politik, juga sebagai wanita Eropa yang berdedikasi. Saya yakin IOC akan mendukung keputusan tersebut," ia menegaskan.

Pemerintah Prancis pun mendesak IOC untuk mengambil keputusan seputar atlet Rusia dan Belarus di Olimpiade 2024 sebelum musim panas tahun ini.

Berita Olimpiade 2024 lainnya:

Menilik Sejarah Pemboikotan dalam Olimpiade

Rusia Klaim Upaya Boikot Olimpiade 2024 Bisa Merusak Olahraga