SKOR.id - Pengurus PBSI saat ini yang dikomandoi Fadil Imran tampak sudah berusaha memperbaiki kesalahan sebelumnya. Pada zaman Fadil, ada tambahan fasilitas-fasilitas di Pelatnas Cipayung.
Perbaikan dalam pemilihan atlet dan perekrutan pelatih yang tidak didominasi oleh klub tertentu juga sudah dilakukan. Ada keterwakilan klub-klub yang lebih baik di Pelatnas untuk pemain dan pelatih. Pelatih-pelatih yang punya prestasi dilepas, tapi penggantinya juga punya nama besar.
Sekretaris Jenderal PP PBSI Ricky Soebagdja menerima kritikan dari badminton lovers (BL) Indonesia. Menurut dia, pengurus PBSI saat ini bersabar dari tekanan publik dan berusaha tetap konsisten menjalankan program untuk memperbaiki kekurangan yang terlihat selama 2025 ini.
Ia menyadari, tugas berat PBSI saat ini adalah menyiapkan pelapis mumpuni untuk para pemain senior yang mulai termakan usia. Apalagi, PBSI punya target besar emas Olimpiade Los Angeles.
PBSI harus bisa memberikan atlet-atlet mudanya jam terbang yang cukup sambil mempertahankan performa pemain-pemain senior yang masih bisa berprestasi seperti Anthony Ginting atau ganda Fajar Alfian/Rian Ardianto.
Saat berbincang dengan Republika, Ricky menjelaskan kondisi Pelatnas Cipayung saat ini. Ia menyatakan, sudah ada rencana perbaikan masif.
"Pelatnas Cipayung dibuka sejak 1992, sudah cukup lama. Secara kebutuhan, perlu renovasi. Sejak saya main, masih banyak yang dibutuhkan pelatnas, gym, lantai lapangan yang sudah cukup lama, asrama. PBSI butuh yang lebih baik lagi dari yang ada saat ini," kata dia.
Ia mengatakan, perbaikan secara besar-besaran sebenarnya sudah dijadwalkan pada bulan Agustus tahun ini. Pelatnas Cipayung akan direnovasi total. Ada bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum. Sayangnya, program ini ternyata masih diundur.
"Belum tahu kapan, semoga tidak lama karena PBSI memang membutuhkan," ujarnya.
Renovasi itu termasuk penambahan lapangan saat ini yang berjumlah 21 lapangan. Kemudian renovasi kamar atlet dan sejumlah bangunan yang juga perlu diperbaiki. Selain itu, ada fasilitas untuk penerapan sport science.
Tentang konsep Pelatnas yang tersentralisasi dan berlangsung sepanjang tahun, menurut Ricky masih cukup ideal. Memang, salah satu kendalanya adalah soal pembiayaan. Namun, ia meyakinkan pengurus PBSI akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi soal ini.
Menurut Ricky, PBSI juga sudah menerapkan sport science di Pelatnas Cipayung demi menghasilkan pemain yang mampu bersaing di level internasional. PBSI menyiapkan tenaga fisioterapis, nutrisionis, masseur, video analis, dan lainnya.
"Semua pemain ada datanya, sehingga bisa kita evaluasi untuk melihat progres atlet," ungkapnya.
Ia juga menjamin perekrutan pemain dan pelatih sudah berlangsung fair. Pemain maupun pelatih tidak didominasi oleh satu klub. Mereka berasal dari sejumlah klub besar seperti Djarum, Jaya Raya, Exist, SGS, Mutiara, Rajawali, dan lainnya. Pelatih juga datang dari berbagai klub. PBSI, kata dia, memilih yang terbaik untuk membina pemain.
Ricky juga menepis anggapan egosentris klub, menurutnya semua yang sudah berada di Pelatnas Cipayung hanya ada membawa nama Indonesia. "Tidak ada egosentris klub di Pelatnas. Setelah masuk, kita semua Merah Putih. Regenerasi kita persiapkan atlet muda, seleknas lima sektor, ini yang akan kita siapkan program jangka pendek, menengah dan panjang, muaranya ke Olimpiade 2028," tegasnya.
Di sisa tahun 2025 inim kata dia, PBSI akan berkerja keras untuk menghadirkan gelar juara. Ia BL Indonesia dan semua stakeholder tetap memberi dukungan dan bersabar agar pemain Indonesia kembali mempersembahkan gelar juara.
"Hingga bulan Juni, baru dua gelar Super 300 BWF, berharap pemain andalan dimanapun main harus juara, karena bagi Bulu tangkis nomor dua dihitung gagal. Beberapa event ke depan pemain unggulan harus bisa dapat gelar. Pemain muda, penampilan kenaikan ranking harus lebih baik," kata Ricky.
Ricky mengatakan, setelah kegagalan di Indonesia Open, PBSI menggelar evaluasi dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Umum 1 Taufik Hidayat. Evaluasi berlangsung menyeluruh dan lama.
"Kita kuliti apa kekurangan dan apa yang harus kita tingkatkan. Apa yang dialami pemain yang dibutuhkan pelatih," tegasnya.
Ricky mengeklaim, pengurus PBSI saat ini bekerja dengan keras. Mereka tidak diam karena punya target berat mengembalikan emas Olimpiade pada 2028. Namun, Ricky tak bisa menjanjikan kapan gelar juara akan datang dari sejumlah turnamen bergengsi yang tersisa sepanjang 2025 ini.
Pitriyani, salah satu penggemar bulu tangkis yang berbincang dengan Republika, beranggapan yang namanya prestasi bisa naik dan turun. Baginya, gelar datang jika atlet tersebut siap berlatih dengan baik dan menjalankan program dengan bersungguh-sungguh. Namun sokongan dari pelatih dan elemen lainnya juga sangat dibutuhkan.
"Jadi juara tidaklah mudah, bagaimana atlet bisa berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab terhadap tugasnya menjadi atlet. Baik itu dari segi latihan, asupan makanan, dan istirahat, dibantu oleh pelatih serta perangkatnya, yakni pelatih fisik, ahli gizi, dokter, dan lain-lain untuk mendukung performa atlet," kata dia.
Terkait kondisi ini, pengamat bulu tangkis Daryadi punya pesan khusus. Ia mengakui sudah melihat upaya untuk memperbaiki keadaan dari para pengurus PBSI. Namun, prestasi tak bisa datang dengan cepat.
Selama gelar belum datang, ia meminta para pengurus PBSI harus menerima kritikan apa pun yang datang ke mereka dengan lapang dada.
"Kemudian untuk para atlet muda juga, jangan baper jika mendapat kritikan netizen, tapi fokus saja berkembang memperbaiki diri. Jika memang semua dijalankan dengan baik sesuai program, saya meyakini dalam tiga tahun, prestasi bulu tangkis kita mudah-mudahan akan kembali menjadi lebih baik," kata Daryadi.
Pesan serupa disampaikan Pitriyani. "Tetapkan tekad pada satu tujuan mengibarkan Merah Putih. Tidak perlu mendengarkan suara-suara sumbang, biarkan prestasi yang berbicara," katanya.
Jadi ketika pengurus PBSI dan para atlet bekerja keras, badminton lovers juga diharapkan bisa lebih banyak bersabar dan memberikan dukungan. Hanya itu yang bisa dilakukan sambil menanti gelar juara datang.
Susunan Pelatih di PBSI
Kepala Pelatih: Mulyo Handoyo
Tunggal Putra
Indra Widjaja – Kepala Pelatih Utama
Marlev M. Mainaky – Asisten Pelatih Utama
Wiempie Mahardi – Kepala Pelatih Pratama
Ihsan Maulana Mustofa – Asisten Pelatih Pratama
Tunggal Putri
Imam Tohari – Kepala Pelatih Utama
Nunung Subandoro – Asisten Pelatih Utama
Herli Djaenudin – Kepala Pelatih Pratama
Adriyanti Firdasari – Asisten Pelatih Pratama
Ganda Putra
Antonius Budi A. – Kepala Pelatih Utama
Thomas Indratjaja – Asisten Pelatih Utama
Chafidz Yusuf – Kepala Pelatih Pratama
Andrei Adistia – Asisten Pelatih Pratama
Ganda Putri
Karel L. Mainaky – Kepala Pelatih Utama
Nitya K. Maheswari – Asisten Pelatih Utama
Ade Lukas – Kepala Pelatih Pratama
Prasetyo RB – Asisten Pelatih Pratama
Ganda Campuran
Rionny Mainaky – Kepala Pelatih Utama
Amon Sunaryo – Asisten Pelatih Utama
Muhammad Rijal – Kepala Pelatih Pratama
Hendra Mulyono – Asisten Pelatih Pratama