Mencegah Burnout pada Atlet Muda dengan Peran Kunci Orang Tua dan Pelatih

Gangga Basudewa

Editor: Gangga Basudewa

Atlet muda di Garuda Baseball dan Softball Club. (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)
Atlet muda di Garuda Baseball dan Softball Club. (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

SKOR.id - Tidak sedikit atlet muda yang berhenti sebelum sempat mencapai puncak prestasi mereka.

Beberapa karena cedera, sebagian karena tekanan berlebih, dan banyak karena satu hal yang tak selalu tampak: burnout, atau kejenuhan ekstrem dalam berolahraga.

Burnout bukan hanya soal lelah fisik. Ia muncul perlahan dari stres berkepanjangan, tekanan mental yang terus menumpuk, dan hilangnya rasa senang dalam berolahraga.

Yang mengejutkan, banyak kasus burnout ini muncul bukan karena kurangnya semangat dari sang anak, tetapi justru dari lingkungan sekitar yang tidak sensitif terhadap beban mental dan emosional mereka.

Di sinilah peran orang tua dan pelatih menjadi sangat penting: bukan hanya mendukung prestasi, tetapi melindungi semangat dan kebahagiaan anak dalam berolahraga.

Mengutip laporan Tempo.co, banyak atlet muda di Indonesia pensiun dini bukan karena kemampuan yang terbatas, tetapi karena tekanan yang terlalu berat dan minimnya dukungan emosional.

Ini sejalan dengan hasil pengamatan kami di lapangan: anak-anak yang semula penuh semangat, tiba-tiba kehilangan minat, mulai menghindari latihan, dan akhirnya mengundurkan diri dari tim.

Jika kita ingin menjaga keberlanjutan karier atlet muda, maka langkah paling efektif bukan hanya membangun fisik mereka—tetapi mencegah mereka kehabisan semangat di tengah jalan. 

Peran Orang Tua: Lebih dari Sekadar Penonton di Tribun

Orang tua adalah pendamping utama dalam perjalanan olahraga anak. Cara orang tua merespons kemenangan, kegagalan, bahkan ekspresi emosi anak, akan sangat memengaruhi bagaimana anak memandang olahraga.

1.Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil

Daripada menanyakan, "Menang berapa?", cobalah bertanya, “Apa yang kamu pelajari dari pertandingan tadi?”. Apresiasi pada usaha dan semangat jauh lebih berharga daripada hanya menyorot skor akhir

2. Pastikan Anak Mendapat Istirahat yang Cukup

Dorong anak untuk tidur minimal 8 jam sehari dan punya waktu santai yang bebas dari olahraga. Waktu istirahat bukan kemunduran, tapi bagian dari pertumbuhan.

3.Bangun Komunikasi yang Terbuka dan Empatik

Luangkan waktu untuk bertanya dengan tulus: “Kamu masih senang ikut latihan, nggak? Apa ada yang bikin kamu tertekan akhir-akhir ini?”. Dengarkan tanpa buru-buru memberi solusi atau menasihati. Cukup jadi tempat aman untuk anak mengekspresikan rasa lelahnya.

4. Bantu Anak Menyeimbangkan Hidup

Dukung anak untuk tetap punya waktu bermain, belajar, dan bersosialisasi. Olahraga adalah bagian dari hidup, bukan seluruh hidup.

Peran Pelatih: Membina, Bukan Menekan

Pelatih sering kali menjadi figur yang sangat dihormati oleh anak. Ucapan dan sikap pelatih bisa menjadi bahan bakar semangat, tapi juga bisa tanpa sadar menjadi sumber tekanan.

1.Ciptakan Suasana Latihan yang Menyenangkan.

Latihan yang menyenangkan akan membantu tubuh memproduksi endorfin dan dopamin, hormon alami yang membuat anak merasa bahagia. Bahkan latihan keras seperti push-up atau lari pole-to-pole bisa terasa memuaskan jika dilakukan dalam atmosfer yang positif.

2.Terapkan Cross-Training dan Variasi Aktivitas.

Berikan anak kesempatan mencoba bentuk latihan lain untuk mencegah kejenuhan. Variasi ini juga membantu mencegah cedera karena penggunaan otot yang sama secara terus-menerus.

3.Ajarkan Teknik Manajemen Stres.

Latih anak melakukan peregangan, meditasi ringan, atau visualisasi positif sebelum pertandingan. Ini melatih mereka menjadi atlet yang tangguh bukan hanya fisik, tetapi juga mental.

4.Sesuaikan Porsi Latihan dengan Usia dan Kondisi.

Setiap anak punya batas fisik dan mental yang berbeda. Komunikasi dengan orang tua dan observasi langsung sangat penting agar porsi latihan tidak berlebihan.

Kolaborasi Adalah Kuncinya

Orang tua dan pelatih bukan dua kutub yang terpisah. Justru ketika keduanya bekerja sama, berbagi informasi, dan saling menguatkan, anak akan merasa didukung secara utuh.

Jika pelatih merasa anak mulai jenuh, bicarakan dengan orang tua. Jika orang tua melihat anak sering mengeluh atau murung setelah latihan, sampaikan dengan bijak kepada pelatih.

Kolaborasi ini bisa jadi penentu antara anak yang bertahan dan tumbuh—atau anak yang menyerah dan berhenti.

Burnout bisa dicegah jika orang dewasa di sekeliling anak menyadari bahwa kebahagiaan adalah fondasi dari prestasi yang berkelanjutan.

Atlet muda bukanlah mesin pencetak medali. Mereka adalah anak-anak yang sedang tumbuh—belajar mengenal diri, berani mencoba, dan butuh cinta tanpa syarat.

Jadi, mari kita bantu mereka untuk tidak hanya menang… tetapi juga tetap bahagia. Karena senyum mereka di lapangan, itulah kemenangan yang paling sejati.

Penulis: Rahmad Nasir (Direktur Teknik Usia Dini, Garuda Baseball Softball Club)

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Persebaya Surabaya vs Borneo FC di pekan ke-15 Super League 2025-2026 pada 20 Desember 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Persebaya vs Borneo FC di Super League 2025-2026

Laga awal pekan ke-15, Sabtu (20/12/2025) malam, Persebaya Surabaya dan Borneo FC dalam tren kurang bagus.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 10:02

Mario Pineida, pemain asal Ekuador yang menjadi korban penembakan. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id).

World

Mario Pineida dan 6 Pesepak Bola Lain yang Tewas karena Ditembak

Pesepak bola asal Ekuador, Mario Pineida, dikabarkan tewas setelah ditembak.

Pradipta Indra Kumara | 19 Dec, 08:48

logo timnas vietnam

Timnas Indonesia

Vietnam Sabet Emas Sepak Bola Putra, Alarm untuk Timnas Indonesia

Vietnam berhasil meraih medali emas sepak bola putra SEA Games 2025, usai menaklukkan Thailand.

Rais Adnan | 19 Dec, 07:27

adam alis - persib bandung

Liga 1

Persib Dapat Kabar Baik Jelang Lawan Bhayangkara FC

Persib mendapatkan kabar baik menjelang laga melawan Bhayangkara FC. Apa itu?

Rais Adnan | 19 Dec, 04:34

Cabang Olahraga Futsal Putra SEA Games 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Futsal Putra SEA Games 2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen futsal putra SEA Games 2025, yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 03:53

medali sea games 2025

Other Sports

Update Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025 di Thailand

Tabel perolehan medali SEA Games 2025 yang terus diperbarui sepanjang berjalannya event.

Teguh Kurniawan | 19 Dec, 03:51

sea games 2025 cover

Other Sports

SEA Games 2025: Jadwal Atlet Indonesia yang Berpotensi Raih Medali Emas Hari Ini

Jadwal Atlet Indonesia yang berpotensi raih medali emas SEA Games 2025 hari ini.

Pradipta Indra Kumara | 19 Dec, 03:49

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 03:09

Kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia atau identitas baru dari Liga 2 musim terbaru, Championship 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Championship 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 2 atau Championship 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 03:09

Kompetisi sepak bola kasta ketiga di Indonesia untuk musim baru, Liga Nusantara 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Liga Nusantara 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga Nusantara 2025-2026, yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 03:08

Load More Articles