Italia di Kelas Premier: 7 Pembalap dengan 21 Gelar Juara Dunia

Tri Cahyo Nugroho

Editor:

  • Sukses Francesco “Pecco” Bagnaia menguasai Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 menjadikannya kampiun kelas utama ketujuh asal Italia
  • Sebelum Bagnaia, Italia memiliki Umberto Masetti, Libero Liberati, Giacomo Agostini, Marco Lucchinelli, Franco Uncini, dan tentu saja Valentino Rossi
  • Italia makin mengukuhkan diri sebagai negara dengan gelar juara dunia pembalap terbanyak di kelas premier, 21. 

SKOR.id - Italia memiliki sejarah panjang di Kejuaraan Dunia Balap Motor, sejak kali pertama lomba kelas 50cc digelar sampai di kategori tertinggi saat ini, MotoGP.

Banyak pembalap asal Negeri Spageti yang mampu merebut gelar juara dunia. Tetapi, sedikit yang mampu melakukannya di kelas premier.

Kepastian Francesco Bagnaia menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 usai finis di posisi kesembilan pada putaran terakhir, GP Valencia, di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (6/11/2022), merupakan gelar juara dunia ke-21 bagi Italia di kelas premier.

Sebelum Bagnaia, enam pembalap Italia menjadikan negara tersebut tetap kokoh di puncak daftar peraih gelar juara dunia kelas premier terbanyak pada Kejuaraan Dunia Balap Motor. Berikut enam juara dunia kelas tertinggi asal Italia sebelum Bagnaia:

Umberto Masetti menjadi pembalap Italia pertama yang menjadi juara dunia kelas 500cc, bahkan hingga dua kali: 1950 dan 1952. Masetti merebut kedua gelarnya di atas Gilera yang mengusung mesin empat silinder yang mampu melesat hingga 250 km/jam.

Dikenal dengan julukan “Diablo” karena posturnya yang kecil dengan racing suit serba hitam, Masetti dikenal dengan teknik balapnya yang mampu mengendalikan motor sangat dekat dengan kerb tetapi mampu berakselerasi sangat cepat saat keluar tikungan.

Sepanjang kariernya di kelas 500cc antara 1950 sampai 1958, Masetti berhasil memenangi 6 race dan 17 finis podium dari 22 start.   

  

Libero Liberati, pembalap kelahiran Terni, Italia, 20 September 1926 ini dikenal sebagai salah satu pembalap dengan bakat luar biasa di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Seperti Masetti, Liberati merebut gelar juara dunia kelas 500cc pada 1957 juga di atas Gilera dengan mesin empat silindernya.

Bersama pabrikan asal Arcore, Italia, Liberati berhasil memenangi empat dari total enam putaran kelas 500cc tahun 1957. Dengan sikapnya yang rendah hati dan pendiam, Liberati berhasil menaklukkan para pembalap Inggris yang memang merajai kelas utama saat itu.

Sayang, karier Liberati di balap motor tidak lama. Kecelakaan saat berlatih dengan Gilera Saturno di jalan raya di Terni pada 5 Maret 1962 merenggut nyawa Liberati yang saat itu baru berusia 35 tahun.   

 

Dengan total 15 gelar juara dunia, yang delapan di antaranya di kelas 500cc, Giacomo Agostini  masih menjadi pembalap tersukses sepanjang sejarah Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Tujuh gelar kelas 500cc direbut Ago bersama pabrikan asal Italia, pada 1966, 1967, 1968, 1969, 1970, 1971, dan 1972, serta sekali di atas Yamaha pada 1975.

Saat masih aktif di lintasan antara 1964 sampai 1977, mantan pembalap asal Brescia tersebut dikenal akan determinasi tinggi serta kemampuannya menjaga konsistensi.

Ago juga dikenal sebagai pembalap yang bersih dan memiliki kecepatan di atas rata-rata. Perhitungannya yang sangat matang membuat Ago terbilang sangat sedikit mengalami kecelakaan.

Sepanjang turun di kelas 500cc, Agostini mampu merebut 68 kemenangan, total 88 podium, enam pole position, dan 69 fastest lap.

Setelah gantung helm pada 1977, Giacomo Agostini masih kerap terlihat di setiap akhir pekan Grand Prix dengan berbagai peran, mulai dari manajer tim, komentator, hingga direktur teknis dan olahraga.

Karismatik, impulsif, dan berbakat. Lahir di Caparana pada tahun 1954, Marco Lucchinelli langsung memikat hati publik tidak hanya karena kehebatannya tetapi juga karena kecerobohannya di atas sadel.

Setelah hampir menjadi jawara pada 1980, Lucchinelli akhirnya resmi menjadi juara dunia keas 500cc pada 1981 di atas Suzuki RGV 500 dari tim privat Gallina. Saat itu, Lucchinelli mampu memenangi lima dari 14 balapan yang digelar.

Karier Marco Lucchinelli tidak berhenti setelah pensiun dari Kejuaraan Dunia Balap Motor. Pada 1988 dan 1989, ia turun di World Superbike (WSBK) bersama Ducati.

Marco Lucchinelli hingga kini masih disambut hangat setiap kali datang ke akhir pekan Grand Prix berkat karakter dan kejujurannya dalam menyampaikan ide dan pendapat tentang balap motor modern.

Setelah sempat berada di bawah bayang-bayang Barry Sheene dan Kenny Roberts, Franco Uncini akhirnya berhasil merebut gelar juara dunia kelas 500cc pada 1982 bersama tim pabrikan Suzuki yang saat itu dijalankan oleh skuad Gallina.

Kemampuan teknis, sangat presisi, dan memiliki kaki yang kokoh, Uncini memiliki ciri khas selalu terlihat memiliki gigi ekstra saat masuk tikungan. Kemampuan itu masih menjadi salah satu fenomena terbesar dalam sejarah kelas premier sampai saat ini.

Kecelakaan yang dialami Uncini pada GP Belanda 1983 – ditabrak Wayne Gardner – memaksanya absen selama berbulan-bulan.

Uncini memang mampu kembali dan masih turun selama dua musim lagi. Namun, karena hasil-hasil lombanya tidak sesuai harapan, Franco Uncini pun memutuskan gantung helm pada 1985.

Hampir 30 tahun setelah Uncini menjadi kampiun kelas premier, Italia baru kembali memiliki juara dunia 500cc pada 2001 lewat Valentino Rossi, yang saat itu baru menjalani musim keduanya di kategori premier sekaligus tahun terakhir mesin 2-tak yang legendaris.

Dikenal sangat cepat di tikungan dan selalu berkonsentrasi penuh saat di pit, Rossi berhasil memenangi 11 dari total 16 balapan kelas 500cc pada 2001 di atas Honda NSR500 milik tim Nastro Azzuro.

Ketika kelas premier berganti nama menjadi MotoGP sekaligus mulai dipakainya mesin 4-tak hampir 1.000cc (saat itu masih 990cc), kecepatan Rossi juga tidak menurun.

“The Doctor” mampu merebut empat gelar juara dunia MotoGP secara beruntun masing-masing dua di atas Honda RC211V (2002 dan 2003) dan di atas Yamaha YZR-M1 (2004 dan 2005).  

Beberapa tahun setelah itu, Rossi harus bersaing sangat ketat dengan sejumlah nama hebat seperti Nicky Hayden (kampiun 2006) dan Casey Stoner (2007), serta Jorge Lorenzo hingga Dani Pedrosa.

Tetapi, Valentino Rossi mampu kembali ke puncak dengan merebut gelar juara dunia MotoGP pada 2008 dan 2009, masih bersama Yamaha.

Dua musim yang buruk bersama Ducati serta munculnya Marc Marquez, serta makin masifnya peranti elektronik pada sepeda motor, ikut memengaruhi menurunnya performa Rossi. Sang legenda pun memutuskan gantung helm pada akhir MotoGP 2021.

Berita MotoGP Lainnya:

Hasil MotoGP Valencia 2022: Alex Rins Menang, Francesco Bagnaia Juara Dunia 

Sambut Pemilik Anyar, RNF Racing MotoGP Turunkan Livery Spesial

 

 

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Ilustrasi cabang olahraga panahan pada SEA Games 2025 di Thailand. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Other Sports

SEA Games 2025: Panahan Indonesia Sukses Kawinkan Medali Emas pada Beregu Recurve

Tim panahan Indonesia beregu meraih medali emas SEA Games 2025 usai mengalahkan Malaysia dan Vietnam (putri-putra).

Taufani Rahmanda | 17 Dec, 07:49

FAM

World

Imbas Pemain Tidak Sah, FIFA Resmi Hukum Timnas Malaysia dengan Tiga Kekalahan 0-3

FAM juga dijatuhi hukuman denda dan respons, FIFA diminta mengeluarkan penjelasan secara tertulis.

Taufani Rahmanda | 17 Dec, 06:51

Timnas futsal putri Vietnam vs Timnas futsal putri Indonesia dalam perebutan medali emas futsal putri SEA Games 2025 di Thailand pada 18 Desember 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas Futsal Putri Indonesia vs Vietnam di SEA Games 2025

Final atau perebutan medali emas cabang olahraga futsal putri SEA Games 2025 pada Kamis (18/12/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 17 Dec, 06:12

Cover NBA Cup

NBA

New York Knicks Sejajarkan Diri dengan Lakers dan Bucks

New York Knicks Juara NBA Cup 2025 usai menang 124-113 atas San Antonio Spurs.

Gangga Basudewa | 17 Dec, 05:58

Esppanyol tampil gemilang di La Liga musim ini. (Foto: LaLiga/Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id).

La Liga

Espanyol Gemilang di La Liga, Mimpikan Kompetisi Eropa

Espanyol tampil gemilang di La Liga musim ini, berpeluang kembali ke kompetisi Eropa.

Pradipta Indra Kumara | 17 Dec, 04:21

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 17 Dec, 03:58

Kompetisi sepak bola kasta ketiga di Indonesia untuk musim baru, Liga Nusantara 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Liga Nusantara 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga Nusantara 2025-2026, yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 17 Dec, 03:57

Cabang Olahraga Futsal Putri SEA Games 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Futsal Putri SEA Games 2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen futsal putri SEA Games 2025, yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 17 Dec, 03:51

Kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia atau identitas baru dari Liga 2 musim terbaru, Championship 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Championship 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 2 atau Championship 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 17 Dec, 03:50

Cabang Olahraga Futsal Putra SEA Games 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Futsal Putra SEA Games 2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen futsal putra SEA Games 2025, yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 17 Dec, 03:50

Load More Articles