- Valentino Rossi merayakan hari ulang tahun ke-44 pada hari ini, 16 Februari.
- The Doctor menyebut tiga dari sembilan gelar juara dunia balap motor yang paling berkesan baginya.
- Selain mengurusi VR46 Riders Academy dan tim balapnya di MotoGP, Rossi kini juga lebih sibuk turun di balap mobil ketahanan.
SKOR.id – Valentino Rossi mengakhiri karier impresifnya di Kejuaraan Dunia Balap Motor pada akhir musim 2021, atau 15 bulan lalu. Banyak yang bisa dilihat dari 26 musim kiprahnya di ajang balap motor tertinggi di dunia tersebut.
Salah satunya adalah jumlah kemenangan terbanyak di era MotoGP bermesin 4-tak. Dimulai sejak 2002 menggantikan kelas 500cc, Rossi mengoleksi total 76 kemenangan dan di atas rival terberatnya yang masih aktif, Marc Marquez (59).
Sebagai pemilik tim VR46 dan mentor di akademinya, tak heran bila Rossi masih kerap terlihat mengujungi paddock MotoGP, di samping turun di atas BMW M4 GT3. Sebagai pembalap tim pabrikan BMW, The Doctor merebut finis podium perdananya di Dubai, Uni Emirat Arab pada Januari lalu.
Di luar lintasan, pria asal Italia itu terlihat menikmati waktu bersama keluarganya: putri kecilnya Giulietta (11 bulan) dan sang kekasih Francesca Sofia Novello.
Sepanjang 26 musim berkarier di Kejuaraan Dunia Balap Motor, Rossi tentu mengalami masa-masa naik turun kendati berhasil memenangi 115 Grand Prix dan sembilan gelar juara dunia dari semua kelas.
Sepanjang kariernya, Valentino Rossi turun dalam 432 Grand Prix. Jika sejak Kejuaraan Dunia Balap Motor pertama digelar pada 1949 sudah dilangsungkan 995 race, berarti Rossi sudah ambil bagian 43,4 persen dari total GP.
Rossi mengakhiri musim ke-26-nya pada akhir 2021 dengan menempati peringkat ke-18 klasemen MotoGP. Sebelumnya, saat Covid-19 kali pertama melanda, ia finis di posisi ke-15 klasemen akhir 2020.
Rossi melakukan debutnya di kejuaraan dunia dengan turun di Sirkuit Shah Alam, Malaysia, pada 1996 bersama tim pabrikan Aprilia di kelas 125cc. Pada tahun itu pula ia merebut kemenangan GP pertamanya di Sirkuit Brno, Rep. Ceko.
Pada 1997, Rossi merebut gelar juara dunia pertamanya dengan menguasai kelas 125cc. Dua tahun kemudian, 1999, ia menjadi kampiun kelas seperempat liter (250cc, kini Moto2).
Rossi menjadi pembalap terakhir yang mampu menguasai gelar kelas 500cc pada 2001. Rossi melanjutkan dominasinya di kategori tertinggi (pengganti klas 500cc), MotoGP, pada 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2008 serta terakhir pada 2009.
Rossi tidak perlu berpikir dua kali saat ditanya mana fase terpenting sepanjang sembilan kali memenangi gelar juara dunia balap motor.
“Ada tiga gelar juara dunia yang akan saya sorot. Yang pertama saya lihat adalah 2001, saat memenangi gelar kelas 500cc mesin 2-tak terakhir,” ucap Rossi mengenang, seperti dikutip Speedweek.com.
“Lalu, 2004, saat kali pertama saya merebut gelar juara dunia MotoGP era mesin 4-tak pada musim pertama bersama Yamaha.
“Yang ketiga musim 2008, karena saat itu orang mengatakan saya sudah tua, orang bilang saya sudah habis karena kehilangan dua gelar juara dunia secara beruntun, 2006 dan 2007, dari Nicky Hayden dan Casey Stoner.”
Valentino Rossi pun menjelaskan bila saat seorang pembalap berusia 30 tahun, kariernya akan tamat. Namun pada MotoGP musim 2008 itu ia berganti ban dari Michelin ke Bridgestone, sehingga bisa kembali ke puncak.
“Saya berhasil mengalahkan (Jorge) Lorenzo, Stoner, dan (Dani) Pedrosa pada musim 2008. Itulah mengapa saya melihat tiga gelar juara dunia pada 2001, 2004, dan 2008 ini sebagai yang terpenting sepanjang karier,” tutur Rossi.
“Anda akan makin lambat menjelang mendekati angka yang benar,” ucap Alessio “Uccio” Salucci, sahabat Rossi sekaligus Direktur Tim VR46, terkait nomor 46 yang selalu dipakai Rossi saat aktif turun di trek.
Torehan Valentino Rossi di Kejuaraan Dunia Balap Motor
Kelas 125cc
1996: P9 klasemen akhir bersama Aprilia; 111 poin, 1 kemenangan GP
1997: P1 bersama Aprilia; 321 poin, 11 kemenangan GP
Kelas 250cc
1998: P2 bersama Aprilia; 201 poin, 5 kemenangan GP
1999: P1 bersama Aprilia; 309 poin, 9 kemenangan GP
Kelas 500cc
2000: P2 bersama Honda; 209 poin, 2 kemenangan GP
2001: P1 bersama Honda; 325 poin, 11 kemenangan GP
MotoGP 990cc
2002: P1 bersama Honda; 355 poin, 11 kemenangan GP
2003: P1 bersama Honda; 357 poin, 9 kemenangan GP
2004: P1 bersama Yamaha; 304 points, 9 kemenangan GP
2005: P1 bersama Yamaha; 367 poin, 11 kemenangan GP
2006: P2 bersama Yamaha; 247 poin, 5 kemenangan GP
MotoGP 800cc
2007: P3 bersama Yamaha; 241 poin, 4 kemenangan GP
2008: P1 bersama Yamaha; 373 poin, 9 kemenangan GP
2009: P1 bersama Yamaha; 306 poin, 6 kemenangan GP
2010: P3 bersama Yamaha; 233 poin, 2 kemenangan GP
2011: P7 bersama Ducati; 139 poin, 0 kemenangan GP
MotoGP 1000cc
2012: P6 bersama Ducati; 163 poin, 0 kemenangan GP
2013: P4 bersama Yamaha; 237 poin, 1 kemenangan GP
2014: P2 bersama Yamaha; 295 poin, 2 kemenangan GP
2015: P2 bersama Yamaha; 325 poin, 4 kemenangan GP
2016: P2 bersama Yamaha; 249 poin, 2 kemenangan GP
2017: P5 bersama Yamaha; 208 poin, 1 kemenangan GP
2018: P3 bersama Yamaha; 198 poin, 0 kemenangan GP
2019: P7 bersama Yamaha; 174 poin, 0 kemenangan GP
2020: P15 bersama Yamaha; 66 poin, 0 kemenangan GP
2021: P18 bersama Yamaha; 44 poin, 0 kemenangan GP