SKOR.id - Gema gelaran Piala Presiden 2025 terdengar hingga penjuru dunia, dengan turnamen ini digelar demi mendongkrak prestasi Indonesia ke depannya.
Edisi ketujuh Piala Presiden digelar tengah tahun ini di Jakarta dan Bandung dengan warna baru.
Selain sang juara bertahan, Arema, dan dua tim terbaik di Liga 1 2024-2025, Persib Bandung dan Dewa United, ada tiga tim anyar yang hadir dalam turnamen ini.
Pertama, tim Liga Indonesia All-Star hadir sebagai representasi pemain-pemain terbaik di Liga 1 Indonesia, untuk bisa menjajal kekuatan dunia.
Kedua, kekuatan dunia hadir lewat dua tim undangan: Oxford United dari kasta kedua Liga Inggris dan Port FC dari kasta teratas Liga Thailand.
Tim-tim ini dipilih karena memang keduanya memiliki pemain Indonesia dalam skuad mereka.
Ole Romeny dan Marselino Ferdinan mengisi skuad Oxford United, sedangkan Port FC memiliki Asnawi Mangkualam.
Tak pelak, kehadiran dua tim asing ini juga membuat gema gelaran Piala Presiden 2025 jadi mendunia.
Dari Indonesia, untuk Dunia
Oxford United berasal dari Distrik Oxford di Oxfordshire, Inggris. Klub ini sudah 37 tahun tak bermain di kasta teratas Liga Inggris.
Artinya, perjalanan jauh ke Timur untuk melakoni laga pramusim hampir tak terdengar dalam sejarah klub tiga dekade terakhir.
Hal ini yang membuat perjalanan tim berjuluk The U's ke Indonesia menjadi perhatian media-media setempat, mulai dari media lokal seperti Oxford Mail dan This Is Oxfordshire hingga media nasional seperti BBC.
Oxford Mail misalnya, mereka menulis tentang bagaimana pelatih Oxford United, Gary Rowett, yang tak sabar melihat kultur sepak bola Indonesia yang tentunya berbeda dengan Inggris.
"Saya rasa ini akan jadi perjalanan yang menarik. Anda melihat banyak klub Premier League yang melakukan perjalanan seperti ini karena aspek komersil," ujar Rowett.
"Kami akan mendapat kesempatan melihat kultur yang berbeda, mencoba memahami bagaimana sepak bola dihayati di kultur yang berbeda, yang saya rasa akan jadi hal yang luar biasa."
Jurnalis Oxford Mail, Liam Rice, ikut terbang langsung ke Indonesia untuk merasakan langsung kultur di sini dan menulis tentang hal tersebut.
Mulai dari cuaca, stadion, kereta cepat, hingga kegilaan fans di Indonesia tak luput dari tulisan-tulisan mereka, yang mereka unggah setiap hari.
Hal serupa juga dialami oleh jurnalis BBC Radio Oxford, Jerome Sale, yang juga ikut terbang ke Indonesia.
"Untuk sebagian besar pemain, ini adalah hal yang tak pernah mereka rasakan. Mereka tak pernah ada di keadaan seperti ini, jauh dari rumah, selama dua pekan, cuaca panas dan lembab," tulis Sale soal perjalanan The U's ke Indonesia.
"Meski begitu para pemain yang sedikit tertekan menjadi rileks dengan bagaimana mereka diterima di sini, fasilitasnya fantastis, dan pertandingan berjalan tanpa adanya halangan."
Tak hanya itu, di tulisannya yang lain, Sale juga memberikan gambaran bagaimana fans asli Oxford dan para pemain melihat gelaran Piala Presiden 2025.
"Saya hadir di Wembley musim lalu, saya juga hadir langsung di Northwich Victoria saat tim bermain di kasta kelima, tetapi sepak bola di sini adalah sesuatu yang berbeda," ujar salah seorang fans yang hadir kala Oxford menang 6-3 lawan Liga Indonesia All-Star.
Hal serupa dirasakan oleh pemain anyar Oxford, Brian De Keersmaecker, yang baru diboyong sepekan yang lalu dan kini langsung bermain di hadapan 40 ribu orang.
"Normalnya, saya biasanya bermain di laga pramusim yang ditonton 500 orang, ini adalah atmosfer yang luar biasa," ujarnya.
Sama seperti kompatriotnya, Sale juga menulis tentang bagaimana mereka naik kereta cepat dari Jakarta menuju Bandung untuk menyaksikan laga kedua Oxford di Piala Presiden 2025.
Tak berbeda dari Inggris, media Thailand juga ikut memberitakan tentang Port FC di Piala Presiden 2025, yang membuat gaung kompetisi ini juga bergema di Asia Tenggara.
Siamsport misalnya, media ternama Thailand ini menulis mulai dari persiapan Port FC menuju ke Indonesia, hingga hasil-hasil pertandingan Port FC di Piala Presiden 2025.
Akan tetapi, Piala Presiden 2025 tak hanya bergema di dunia, gelaran ini juga punya tujuan yang lainnya: mendongkrak prestasi Indonesia ke depannya.
Dari Dunia, untuk Indonesia
Sepak bola Indonesia sedang mencoba untuk bangkit.
Timnas Indonesia berjuang hebat di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, dan menggugah semangat bangsa untuk bisa meningkatkan prestasi Garuda di kancah internasional.
Piala Presiden 2025 coba membantu dengan menghadirkan tim-tim kelas dunia, berharap ada transfer ilmu dan pengalaman untuk para pemain lokal Indonesia.
"Ini bukan sekadar turnamen pramusim. Dengan kehadiran dua tim asing dan bersaing dengan klub terbaik di Liga Indonesia, menjadi representasi kemajuan sepak bola nasional menuju panggung internasional," kata Erick Thohir, sang Ketua PSSI.
"Dan ini bagian juga bagaimana PSSI mendorong bahwa pembangunan sepak bola Indonesia ini jangan hanya PSSI, tapi stakeholder juga ikut."
Hal serupa diungkapkan Ketua Steering Commitee (SC) Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait.
"Alasan undang klub asing? Ya, saya rasa bagus, klub kita makin sering bertanding dengan lawan dari luar negeri. Mereka terbiasa menghadapi tim-tim asing," ujarnya.
Apalagi, memang banyak pemain-pemain berlabel Timnas Indonesia yang ikut serta dalam turnamen ini.
Ole Romeny, Marselino Ferdinan, dan Asnawi Mangkualam mungkin jadi yang paling ternama, karena mewakili klub undangan.
Akan tetapi, selain mereka, juga banyak pemain-pemain lain berlabel timnas yang juga menjajal kekuatan mereka lawan tim dunia.
Persib Bandung memiliki Beckham Putra, Mark Klok, Robi Darwis, Kakang Rudianto, hingga Dimas Drajad serta beberapa pemain lain.
Arema memiliki Adi Satryo, Achmad Maulana, hingga Arkhan Fikri, sedangkan Dewa United dipenuhi pemain-pemain nasional seperti Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, hingga Stefano Lilipaly.
Belum lagi tim Liga Indonesia All-Star yang memang berisi pemain-pemain terbaik Liga 1 saat ini dan menjadi pemain-pemain yang diharapkan bisa memperkuat Timnas Indonesia di segala kelompok umur.
Kini, gelaran Piala Presiden 2025 sudah hampir memasuki puncaknya. Laga final akan mempertemukan Oxford United dan Port FC.
Saat tirai turnamen ini ditutup nanti, tak berlebihan bila mengatakan bahwa gelaran ini sedikit banyak membantu kultur sepak bola Indonesia menggema di dunia, sekaligus membantu perkembangan sepak bola Indonesia agar bisa berbicara lebih di pentas dunia.
Terima kasih, Piala Presiden!