Cacar Monyet: Kenali Penyebab, Penanganan, dan Pencegahannya

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Cacar monyet merebak di Jakarta dalam beberapa hari terakhir. (Dede Mauladi/Skor.id)
Cacar monyet merebak di Jakarta dalam beberapa hari terakhir. (Dede Mauladi/Skor.id)

SKOR.id – Kasus penyakit cacar monyet (monkeypox/Mpox) di Indonesia mulai mengkhawatirkan. Sampai Selasa (24/10/2023), jumlah penderita yang terkonfirmasi bertambah menjadi 10 orang, sejak ditemukannya kembali kasus monkeypox ini pada 13 Oktober 2023 lalu.

Kasus pertama cacar monyet di Indonesia terjadi pada 1 Agustus 2022 silam. Pasien yang saat itu tertular akibat perjalanan luar negeri itu lalu dikonfirmasi sudah sembuh. 

Monkeypox kemudian muncul berturut-turut satu pada 13 dan 19 Oktober 2023. Jumlah kasus positif cacar air lalu melonjak pada 21 Oktober 2023 dengan lima kasus dan diikuti dua pada 23 Oktober 2023. 

Selain 10 orang yang sudah positif, masih ada 11 orang suspect alias terduga bergejala dan masih menjalani pemeriksaan. Adapun seluruh penderita positif Mpox sudah menjalani isolasi di rumah sakit. 

Selama ini, masyarakat Indonesia umumnya terbilang kurang begitu memahami apa itu cacar monyet karena sebelum 2022 penyakit ini bisa dikatakan asing. Berikut Skor.id coba merangkum semua informasi tentang cacar monyet dan bagaimana mengatasinya. 

Apa Sebenarnya Cacar Monyet

Cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau sering kali secara global disebut dengan virus monkeypox. Disebut cacar monyet dikarenakan hewan primata ini merupakan inang utama dari virus Mpox.

Seperti dikutip laman Siloam Hospitals, sebenarnya, cacar monyet adalah kasus yang sudah muncul dari tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan, yaitu kasus yang menular dari monyet ke manusia. 

Saat seseorang terkena penyakit cacar monyet, maka pada permukaan kulitnya akan muncul bintil-bintil bernanah, bahkan melepuh. 

Sama halnya dengan penyakit cacar lainnya, Mpox juga disertai dengan demam tetapi diiringi pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak. 

Mpox adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan luka yang terkontaminasi virus, droplet, dan cairan tubuh (saat batuk atau bersin). Sementara penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi lewat gigitan, kontak langsung dengan atau kulit hewan, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bila cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus orthopoxvirus dalam keluarga poxviridae

Virus dalam genus orthopoxvirus meliputi smallpox (penyebab cacar), cowpox (cacar sapi), dan vaccinia (virus yang digunakan dalam vaksin cacar). 

Memang virus ini dapat bertransmisi dan menular. Namun, Anda tetap dapat membedakannya dengan virus penyakit kulit lain seperti cacar air atau pun herpes.

Pada mulanya, virus ini didapatkan dari gigitan hewan liar seperti tupai dan monyet. Kasus yang paling sering terjadi adalah penularan dari hewan ke manusia. 

Meskipun cacar telah diberantas pada tahun 1980, Mpox terus terjadi di negara-negara Afrika tengah dan barat.

Sejak Mei 2022, kasus-kasus juga telah dilaporkan dari negara-negara yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penularan Mpox di luar kawasan Afrika. Dua kelas berbeda dari virus cacar monyet telah diidentifikasi: kelas I (sebelumnya dikenal sebagai kelas Cekungan Kongo (Afrika tengah) dan kelas II (sebelumnya kelas Afrika barat).

Gejala Monkeypox

Mpox muncul dengan gejala demam, ruam khas yang luas, dan biasanya pembengkakan kelenjar getah bening. Penting untuk membedakan Mpox dari penyakit lain seperti cacar air, campak, infeksi bakteri pada kulit, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat.

Masa inkubasi Mpox bisa berkisar antara 5 hingga 21 hari. Tahap demam penyakit biasanya berlangsung 1 sampai 3 hari dengan gejala termasuk demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, myalgia (nyeri otot), dan asthenia hebat (kekurangan energi).

Pada kasus lain, symptom yang ditimbulkan bisa saja lebih parah, seperti gangguan pernapasan seperti radang tenggorokan, batuk, dan hidung tersumbat.

Tahap demam diikuti tahap erupsi kulit yang berlangsung selama 2 sampai 4 minggu. Diawali dari ruam yang akan muncul di wajah, kemudian mulai menyebar ke seluruh tubuh. Area tangan, kaki, dan wajah merupakan bagian yang paling terdampak ruam. 

Ruam kulit diawali dengan bintik-bintik kemudian berkembang dari makula (luka dengan dasar datar) menjadi papula (luka menonjol dan nyeri) lalu vesikel (berisi cairan bening) hingga pustula (berisi nanah), diikuti koreng atau krusta. 

Proporsi pasien yang meninggal bervariasi antara 0 dan 11% pada kasus yang terdokumentasi dan lebih tinggi pada anak kecil.

Diagnosis Cacar Monyet 

Untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi cacar monyet, dokter akan melakukan diagnosis dengan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi gejalanya. 

Namun, agar hasil diagnosis lebih akurat, pasien akan dianjurkan untuk melakukan tes laboratorium guna mengetahui jenis virus yang menginfeksi. Salah satu prosedur tes yang sering dilakukan adalah tes PCR (Polymerase Chain Reaction). Tujuannya adalah menganalisis sampel yang diambil dari lesi kulit pasien terdampak cacar.

Mereka yang Berisiko Terkena Mpox

Cacar monyet adalah kondisi yang dapat menyerang siapa saja, terlebih bagi seseorang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya. Namun, di luar itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena cacar monyet, di antaranya yaitu:

*Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus ini tanpa menggunakan alat pelindung

*Merawat orang yang sedang mengidap penyakit cacar monyet

*Mengonsumsi daging (atau bagian tubuh lain) binatang liar, terutama jika tidak dimasak terlebih dahulu

*Perilaku seks berisiko. Ini ditemukan pada kasus terkini di Indonesia. Dari penelusuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 6 pasien Mpox juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual

Penanganan dan Pencegahan Cacar Monyet

Sampai saat ini, belum ada obat yang secara spesifik bisa mengatasi Mpox. Pasalnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya dalam 2-4 minggu. 

Namun, beberapa negara menggunakan tecovirimat sebagai cara mengobati cacar monyet. Obat ini bekerja dengan menghambat virus monkeypox berkembang biak dan menyebar ke orang lain. 

Selama mengalami gejala cacar monyet, pengidap disarankan untuk memaksimalkan waktu istirahat, mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi serta menjaga pola makan sehat. 

Pengidap cacar monyet juga disarankan melakukan karantina mandiri dan tidak keluar rumah untuk meminimalisir penyebaran. Namun apabila pengidap mengalami gejala yang parah atau mengalami komplikasi, maka akan disarankan untuk menjalani rawat inap. 

Pencegahan dan pengendalian Mpox bergantung pada peningkatan kesadaran masyarakat dan mendidik petugas kesehatan untuk mencegah infeksi dan menghentikan penularan.

Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi harus dihindari. Sarung tangan dan pakaian serta peralatan pelindung diri lainnya harus dipakai saat merawat orang sakit, baik di fasilitas kesehatan maupun di rumah. 

Untuk infeksi Mpox yang disebabkan oleh penularan primer dari hewan ke manusia, kontak dengan hewan yang sakit atau mati harus dihindari, dan semua makanan yang mengandung daging atau bagian hewan harus dimasak dengan benar sebelum dimakan.

Populasi menjadi lebih rentan terhadap Mpox sebagai akibat dari penghentian vaksinasi cacar rutin, yang pada masa lalu memberikan perlindungan silang. 

Vaksinasi cacar dengan vaksin cacar berbasis virus vaccinia generasi pertama terbukti 85% efektif mencegah Mpox di masa lalu. Anggota keluarga dan masyarakat, petugas kesehatan dan petugas laboratorium yang menerima vaksinasi cacar pada masa kanak-kanak mungkin masih memiliki perlindungan terhadap Mpox

Penelitian bertahun-tahun telah mengarah pada pengembangan vaksin cacar yang lebih baru dan lebih aman, yang mungkin juga berguna untuk Mpox. Terdapat 3 vaksin terhadap Mpox, meskipun tersedia dalam jumlah terbatas, yang direkomendasikan beberapa negara untuk vaksinasi terhadap orang-orang yang berisiko.

RELATED STORIES

Ditemukan Penularan Cacar Monyet dari Manusia ke Hewan Peliharaan: Ketahui Risiko dan Pencegahannya

Ditemukan Penularan Cacar Monyet dari Manusia ke Hewan Peliharaan: Ketahui Risiko dan Pencegahannya

Penularan cacar monyet dari manusia ke hewan peliharaan Anda: Apa yang perlu diketahui tentang risiko danpencegahannya.

WHO Laporkan Terobosan pada Kasus Cacar Monyet

WHO Laporkan Terobosan pada Kasus Cacar Monyet

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan terdapat sejumlah terobosan baru dalam kasus cacar monyet setelah laporan awal merinci kemanjuran vaksin.

13 Efek Samping Vaksin Monkeypox Paling Umum: Dari 'Bleb' hingga Benjolan Keras

13 efek samping vaksin cacar monyet yang paling umum, dari 'bleb' hingga benjolan keras,

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Pemain EVOS Glory, Anavel. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

Kisah Anavel Gabung EVOS Glory, Sejak Usia 14 Tahun!

Sejak berusia 14 tahun, Anavel sudah bergabung dengan tim EVOS. Berikut ini kisahnya bergabung dengan tim Macan Putih.

Thoriq Az Zuhri | 08 May, 02:24

PMSL SEA 2024 (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Esports

PMSL SEA Summer 2024: Hasil, Jadwal, dan Klasemen Lengkap

Berikut ini adalah hasil, jadwal lengkap, format, dan klasemen lengkap turnamen PUBG Mobile, PMSL SEA Summer 2024.

Thoriq Az Zuhri | 07 May, 23:59

MDL Indonesia (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

MDL Indonesia Season 9: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran MDL Indonesia Season 9 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen kasta kedua Mobile Legends Indonesia.

Thoriq Az Zuhri | 07 May, 23:39

Madura United.jpg

Liga 1

Rapor Madura United di Reguler Series Liga 1 2023-2024: Bangun Reputasi Jago Kandang

Tak ada peluang juara Liga 1 paling besar bagi Madura United selain musim ini.

Teguh Kurniawan | 07 May, 21:44

Bali United.jpg

Liga 1

Rapor Bali United di Reguler Series Liga 1 2023-2024: Spesialis Comeback yang Patut Diwaspadai

Finis di peringkat ketiga fase reguler, Bali United berhak melaju ke babak final four, alias Championship Series Liga 1 2023-2024.

Teguh Kurniawan | 07 May, 21:11

Thomas Tuchel, saat menangani Bayern Munchen. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

World

Di Kandang Real Madrid, Pelatih Bayern Munchen Siapkan 3 Perubahan

Pelatih Bayern Munchen Thomas Tuchel telah berlatih serius bersama Matthijs de Ligt, Aleksandar Pavlovic, dan Serge Gnabry sebelum berangkat ke kandang Real Madrid.

Tri Cahyo Nugroho | 07 May, 18:37

Nike Kobe 9 Elite Protro "Masterpiece" akan muncul lagi tahun depan. (Dede S Mauladi/Skor.id)

Culture

Nike Kobe 9 Elite Protro ‘Masterpiece’ Dirilis Musim Semi 2025

Nike Kobe 9 Elite Protro “Masterpiece” siap memikat para penggemar bola basket.

Tri Cahyo Nugroho | 07 May, 16:46

Mantan petenis wanita dunia Maria Sharapova tampak anggun dalam gaun karya Prabal Gurung di acara Met Gala 2024. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Culture

Prabal Gurung Wujudkan Mimpi Dongeng Maria Sharapova di Met Gala 2024

Prabal Gurung menemukan inspirasi untuk gaun kuning daffodil dramatis yang dikenakan Maria Sharapova dalam “kelembutan bunga yang mekar”.

Tri Cahyo Nugroho | 07 May, 15:54

alfeandra dewangga - timnas indonesia

Timnas Indonesia

Sampai di Paris, Alfeandra Dewangga Siap Bantu Timnas U-23 Indonesia Lolos Olimpiade

Kehadiran Alfeandra Dewangga dibutuhkan untuk menambah kedalaman lini belakang Timnas U-23 Indonesia jelang lawan Guinea U-23.

Teguh Kurniawan | 07 May, 15:50

PMSL SEA (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

PMSL SEA Summer 2023: Daftar Lengkap Roster Tim Indonesia

Sejumlah tim melakukan perombakan, namun ada beberapa juga yang mempertahankan roster lama.

Gangga Basudewa | 07 May, 14:33

Load More Articles