Bukan Milik Marc Marquez, Inilah Tiga Motor Honda dengan Kemenangan Terbanyak di Kejuaraan Dunia

Tri Cahyo Nugroho

Editor:

  • Akhir pekan lalu, Honda merebut kemenangan ke-800 di semua kelas sepanjang turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor.
  • Honda NSR500 masih menjadi motor dengan kemenangan terbanyak, 132 kali.
  • Dengan 131 kemenangan, Honda RS125R mampu memberikan 10 gelar pembalap dan 11 konstruktor di kelas 125 cc. 

SKOR.id - Keberhasilan Jaume Masia (Leopard Racing) memenangi lomba kelas Moto3 GP Teruel di Sirkuit MotorLand Aragon, Minggu (25/10/2020) lalu, membuat Honda memastikan kemenangan ke-800 dari semua kelas di Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Hingga GP Teruel 2020 lalu, kelas Moto3 sudah memberikan 72 kemenangan untuk Honda di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Di bawah Moto3 ada kelas 350 cc (35 kemenangan) dan 50 cc (13).

Adapun peringkat pertama sampai keempat masing-masing ditempati kelas 250 cc (207 kemenangan), 125 cc (164), 500 cc (156), dan MotoGP (153).

Dari kelas Moto3, NSF250RW andalan Jaume Masia plus generasi sebelumnya, NSF250R, Honda mampu mengantongi 72 kemenangan. NSF250R dan NSF250RW hanya berada di peringkat kelima dalam daftar motor Honda dengan kemenangan terbanyak.

Kelas 250 cc masih menjadi penyumbang kemenangan terbanyak Honda di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Namun, NSR250 (121) dan RS250RW (39) hanya berada di posisi ketiga dan ketujuh dalam lis motor Honda dengan kemenangan terbanyak.

Sementara, Honda RC213V yang mulai turun pada 2012 dan baru digunakan Marc Marquez sejak 2013, hanya mampu merebut 81 kemenangan (urutan keempat).

Dua posisi teratas motor Honda dengan kemenangan terbanyak di Kejuaraan Dunia Balap Motor masih dipegang NSR500 yang turun di kelas 500 cc dan RS125R di kelas 125 cc.

Honda NSR500 (1984-2002)

Honda NSR500 yang turun di kelas 500 cc pada 1984-2002 mampu 132 kali memenangi lomba. Itu termasuk rekor 23 kemenangan beruntun yang belum terpecahkan hingga kini, sejak akhir musim 1996 sampai 1998.

Diawali Michael "Mick" Doohan yang memenangi lomba kelas 500 cc di Sirkuit Internasional Sentul, Jawa Barat, pada 1996 dan mengakhirinya di GP Jerman 1998 di Sachsenring.

Dari 23 kemenangan beruntun Honda NSR500 itu, 18 dibuat oleh Doohan. Sedangkan sisanya masing-masing ditorehkan Alex Criville (2), Luca Cadalora (1), Tadayuki Okada (1), dan Max Biaggi (1).

Honda NSR500 kali pertama muncul pada 1984 untuk melanjutkan motor 2-tak pertama mereka di kelas 500 cc, NS500 3-silinder.

Belajar dari mesin 3-silinder milik NS500, Honda mengaplikasi mesin 4-silinder baru berkonfigurasi V (V4) dengan satu poros engkol hingga lebih ringan dan kompak ketimbang mesin dua crankshaft.

Dengan desain bodi dan sasis yang tidak biasa, tangki bensin di bawah dan knalpot ke atas misalnya, performa Honda NSR500 versi 1984 belum stabil meskipun tenaga yang dihasilkan sudah mendekati 150 hp (daya kuda).

Lewat pengembangan di tahun berikutnya, Honda NSR500 baru berhasil menunjukkan potensinya. Freddie Spencer mampu memenangi 7 dari 12 lomba kelas 500 cc musim 1985 dengan NSR500 untuk merebut gelar juara dunia pembalap dan konstruktor bagi Honda.

Berikutnya, seusai kembali memenangi gelar pada 1987 (Wayne Gardner) dan 1989 (Eddie Lawson) Honda NSR500 langsung menuliskan sejarah. Tetapi para teknisi Honda belum puas dengan NSR500.

Mereka berpikir bagaimana cara agar motor bertenaga lebih dari 150 hp itu bisa benar-benar mengeluarkan seluruh tenaganya tapi masih bisa dikontrol. Saat itulah nama Mick Doohan mencuat mulai 1994.

Doohan memenangi 9 dari 14 lomba kelas 500 cc untuk merebut gelar juara dunia pada 1994. Honda NSR500 pun mampu menyapu gelar juara dunia 6 kali beruntun sampai 1999, termasuk lima dari Doohan (1994-1998).

Bahkan, pada 1997, Honda NSR500 mampu memenangi seluruh 15 lomba lewat Mick Doohan (12), Alex Criville (2), dan Tadayuki Okada (1).

Doohan memecahkan rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim yang sebelumnya dibuat Giacomo Agostini dengan MV Agusta pada 1972 (11 kemenangan).

Total, Honda NSR500 mampu merebut 10 gelar juara dunia pembalap – Spencer (1985), Gardner (1987), Lawson (1989), Doohan (1994-1998), Criville (1999), dan Valentino Rossi (2001) – dan 11 juara konstruktor (1984, 1985, 1989, 1992, 1994-1999, 2001).

Saat kelas 500 cc digantikan MotoGP yang memakai mesin 990 cc 4-tak, para teknisi Honda belum berhenti mengembangkan NSR500.

Tenaga Honda NSR500 yang hanya bermesin 500 cc 2-silinder 2-tak mampu menyemburkan tenaga hingga 180 hp (pada 12.200 rpm). Bandingkan dengan mesin 990 cc 4-silinder 4-tak yang saat itu bisa mengeluarkan tenaga 200 hp.

Honda RS125R (1987-2009)

Bicara soal 800 kemenangan Honda sepanjang turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor, rasanya kurang pas bila tidak menyebut Honda RS125R.

Penempatan mesin disebut-sebut menjadi salah satu kunci sukses Honda RS125R mampu memenangi 131 lomba di kelas 125 cc Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Posisi mesin 124 cc Honda RS125R yang lebih tinggi mampu meningkatkan pusat gravitasi motor. Hasilnya, RS12R mampu melibas tikungan tanpa khawatir kecepatan dan putaran mesin (rpm) akan turun.

Power to weight Honda RS125R juga mencengangkan. Dengan berat (semi kering) hanya 71,5 kg – bandingkan dengan Honda CBR 150R (150 cc) di Indonesia yang memiliki berat (kotor) 135 kg – Honda RS125R mampu mengeluarkan tenaga hingga 44 hp.

Kali pertama diturunkan pada 1987, Ezio Gianola hanya mampu finis di peringkat keenam klasemen akhir kelas 125 cc tanpa mampu menang.

Pada 1988, Gianola menjadi runner-up kelas 125 cc usai memenangi GP Jerman Barat dan GP Inggris. Itulah kemenangan pertama Honda di kelas 125 cc setelah terakhir pada 1966 dengan mesin 4-tak.

Saat lomba pembuka musim 1989, GP Jepang, posisi 10 besar kelas 125 cc direbut para pengguna Honda RS125R. Pada akhir musim, kendati Gianola gagal juara, Honda mampu memenangi gelar konstruktor.

Pada 1990, tiga pengendara Honda RS125R, yakni Hans Spaan, Doriano Romboni, dan Loris Capirossi, bersaing memperebutkan gelar juara dunia kelas 125 cc. Capirossi pun akhirnya keluar sebagai juara.

Saat itu, Honda RS125R mampu memenangi 11 dari 14 lomba kelas 125 cc dan mendominasi lima besar pembalap di klasemen akhir.

Honda RS125R masih banyak terlihat pada musim terakhir nama kelas 125 cc digunakan, 2011. Namun, pengembangannya sudah dihentikan pada 2004 dan produksi untuk komponennya disetop pada 2005.

Total, Honda RS125R sudah memberi 10 gelar juara dunia pembalap lewat Capirossi (1990, 1991), Dirk Raudies (1993), Haruchika Aoki (1995, 1996), Kazuto Sakata (1998), Emilio Alzamora (1999), Dani Pedrosa (2003), Andrea Dovizioso (2004), dan Thomas Lüthi (2005).

Honda RS125R juga menyumbangkan 11 gelar juara dunia konstruktor, yakni pada 1989-1995 dan 1998-2001.

Honda RS250RW/NSR250 (1985-2005)

Honda RS250RW merupakan motor balap prototipe yang berbasis motor produksi massal Honda RS250R. RS250R lalu dikembangkan oleh Honda Racing Corporation (HRC) mengacu motor juara dunia kelas 500 cc 1983, NS500.

Setelah melakukan debut di All Japan Road Race Championship 1984, Honda RS250RW turun perdana di kelas 250 cc Kejuaraan Dunia Balap Motor pada 1985.

Di tangan Freddie Spencer, Honda RS250RW mampu memenangi 7 dari 12 lomba untuk merebut gelar juara dunia kelas 250 cc pada 1985.

Pada 1986, RS250RW dikembangkan dan berganti nama menjadi NSR250. Selanjutnya, gelar juara dunia kelas 250 cc sepertinya tinggal menunggu waktu bagi Honda.

Honda NSR250 mampu memenangi 121 lomba kelas 250 cc sekaligus tujuh kali juara dunia pembalap lewat Anton Mang (1987), Sito Pons (1988, 1989), Luca Cadalora (1991, 1992), Max Biaggi (1997), dan Daijiro Kato (2001).

Pada 2003, Honda mengembalikan RS250RW untuk turun di kelas 250 cc. Honda RS250RW mampu memenangi 9 dari 16 lomba masing-masing pada 2004 dan 2005 serta menempatkan Dani Pedrosa juara di dua musim tersebut.

Honda kemudian menghentikan program RS250RW pada 2007. Dengan begitu, pada 2008 Honda harus melawan motor-motor dengan teknologi baru hanya dengan RS250RW versi 2007.

Bahkan, varian yang sama kembali dipakai Hiroshi Aoyama pada 2009. Hebatnya, Aoyama masih mampu 4 kali menang dari 16 lomba dengan Honda RS250RW 2007.

Aoyama – yang kini menjadi Manajer Tim Idemitsu Honda Team Asia, tempat pembalap Indonesia, Andi Farid Izdihar, turun di Moto2 – bahkan selalu finis di zona poin dengan hasil terburuk posisi ketujuh, hingga kemudian juara kelas 250 cc 2009.

Total, Honda RS250RW dan NSR250 berhasil merebut 160 kemenangan sekaligus memberikan 11 gelar juara dunia pembalap dan 13 gelar konstruktor (1985, 1987, 1988, 1989, 1991, 1992, 1993, 1994, 1996, 1997, 2001, 2004, 2005).

Mesin legendaris 249 cc 2-tak V2 2-silinder yang legendaris di RS250RW dan NSR500 pun menginspirasi Honda untuk membuat motor produksi massal NSR250.

Dibuat antara 1987 sampai 1999 dengan kode MC16, MC18 (terdiri dari R2j, R4j Rothmans, R5k, R6k), MC21, dan MC28 – tiap varian memiliki pengembangan berbeda – motor ini di Indonesia kini sangat diburu para kolektor.

Beberapa waktu lalu, sebuah Honda NSR250 MC28 keluaran 1996 bisa terjual hingga Rp250 juta. Sebuah harga yang fantastis untuk motor yang mampu mengeluarkan tenaga hingga 57 hp ini.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Bigetron Red Aliens berhasil menjadi juara PMPL SEA Final Season 2. BTR RA sukses menjadi Champion Slam. Selamat! Kartunis: Abdul Rohim Ide cerita: Gangga Basudewa

Sebuah kiriman dibagikan oleh Skor Indonesia (@skorindonesia) pada

Berita MotoGP Lainnya:

Dari Tom Phillis sampai Jaume Masia, Enam Dekade Honda Turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor untuk Sabet 800 Kemenangan

Gaya Berkendara Harian Pembalap Binaan Astra Honda Motor Berbeda dengan di Sirkuit

Alex Marquez: Gabung dengan LCR Honda Bukan Langkah Mundur

 

 

 

Source: Honda Racing CorporationGlobal Honda

RELATED STORIES

Joan Mir Tak Mau Disamakan dengan Marc Marquez

Joan Mir Tak Mau Disamakan dengan Marc Marquez

Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, tidak pernah ingin disamakan dengan Marc Marquez.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Boston Celtics

Basketball

Boston Celtics Jadi Tim Pertama yang Melangkah ke Final Wilayah NBA 2024

Jayson Tatum dan kawan-kawan lolos ke final Wilayah Timur untuk tiga musim beruntun usai kalahkan Cleveland Cavaliers pada Game 5.

I Gede Ardy Estrada | 16 May, 08:28

Komite Lisensi Klub PSSI atau PSSI Club Licensing Committee.

National

Hasil Lisensi Klub Indonesia Musim 2023-2024, Hanya Tiga Tim yang Penuhi Kriteria Asia

Komite Lisensi Klub PSSI mempersilahkan klub untuk mengajukan banding sampai 23 Mei 2024.

Taufani Rahmanda | 16 May, 07:59

Liga 1 2023-2024. (M. Yusuf/Skor.id)

Liga 1

Liga 1 2023-2024: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 1 2023-2024 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 16 May, 07:03

Bursa transfer futsal atau pergerakan keluar-masuk pemain di Liga Futsal Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

National

Update Bursa Transfer Paruh Musim Pro Futsal League 2023-2024

Aktivitas 12 tim peserta Pro Futsal League 2023-2024 pada bursa transfer paruh musim, yang terus diperbaharui.

Taufani Rahmanda | 16 May, 07:01

Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Ribka Sugiarto sangat memperhatikan perkembangan fashion. (M Yusuf/Skor.id)

Badminton

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas Cipayung, Persiapan Nikah Jadi Alasan

Pemain ganda putri, Ribka Sugiarto mundur dari pelatnas Cipayung untuk fokus mempersiapkan pernikahannya dengan Muhammad Rian Ardianto.

Arin Nabila | 16 May, 06:57

Trofi Piala Eropa atau Piala UEFA European Championship. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

World

Kilas Balik Piala Eropa 1960: Berawal dari Ide Henri Delaunay

Piala Eropa kali pertama bergulir pada 1960 di Prancis, ajang yang berawal dari ide tokoh sepak bola bernama Henri Delaunay.

Rais Adnan | 16 May, 06:08

Euro 2024 akan digelar di Jerman pada 14 Juni hingga 15 Juli 2024. (Jovi Arnanda/Skor.id).

World

Euro 2024: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Euro 2024 akan digelar mulai 14 Juni 2024 di Jerman, berikut ini jadwal pertandingannya, serta hasil, dan klasemen yang akan diperbarui saat turnamen ini bergulir.

Irfan Sudrajat | 16 May, 04:53

Timnas Spanyol di Euro 2024. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

World

Profil Tim Grup B Euro 2024: Spanyol

Profil Timnas Spanyol salah satu kontestan Euro 2024 yang memiliki sejarah kental di ajang Piala Eropa.

Irfan Sudrajat | 16 May, 04:45

Euro 2024 (Piala Eropa 2024. (Jovi Arnanda/Skor.id)

World

Euro 2024: Semua Hal yang Harus Kamu Tahu tentang Turnamen Ini

Berikut ini adalah semua hal tentang Euro 2024 (Piala Eropa 2024), dari daftar tim hingga stadion digelarnya turnamen ini.

Pradipta Indra Kumara | 16 May, 04:44

Liga Inggris 2023-2024 dimulai sejak 11 Agustus 2023 lalu. (Zulhar Kurniawan/Skor.id).

Liga Inggris

Liga Inggris 2023-2024: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Berikut ini klasemen Liga Inggris 2023-2024, jadwal dan hasil per pekan serta profil klub lengkap.

Irfan Sudrajat | 15 May, 23:47

Load More Articles