- Indonesia pernah punya striker produktif bernama Bambang Nurdiansyah pada era 1990-an.
- Musim 1990-1991, Bambang Nurdiansyah menjadi topskor Asian Club Championship.
- Asian Club Championship adalah cikal bakal kompetisi antar klub elite benua ini, Liga Champions Asia.
SKOR.id - Bambang Nurdiansyah adalah andalan juara Galatama 1990, Pelita Jaya pada kompetisi antarklub paling elite Asia musim 1990-1991.
Berjuang sejak fase awal Asian Club Championship musim itu, Pelita Jaya mampu tampil sangat memukau.
Pelita Jaya memulai perjuangan dari level ASEAN dan bersua dua klub asal negara tetangga di Asia Tenggara yang dimainkan di Singapura.
Namun, Pelita Jaya terlalu tangguh bagi duta Thailand serta menahan wakil Singapura.
Memulai perjuangan pada 10 September 1990, Pelita Jaya mengalahkan juara Liga Thailand, Bangkok Bank dengan skor 2-1.
Lalu dua hari berselang, wakil Singapura, Geylang International menahan Pelita Jaya tanpa gol.
Grup 6 zona ASEAN ini mengakhiri laga dengan mempertemukan Geylang International dengan Bangkok Bank FC.
Bangkok Bank menang 2-1, otomatis Pelija Jaya yang lolos mewakili pool ini ke perempat final dari ASEAN.
Pada perempat final, Pelita Jaya bersua wakil Cina, Liaoning, dan Al-Nasr asal Oman.
Laga pertama pada 19 Juli 1991, Pelita Jaya melawan Al Nasr dan menang 3-0.
Bambang Nurdiansyah membuat dua gol pada laga ini pada menit ke-45 dan 55'.
Satu gol lagi dicetak Hambali pada menit ke-65 yang menyambar bola sepakan bebas Bambang Nurdiansyah.
"Belum pernah anak-anak main sebaik kali ini," ucap Manajer Pelita Jaya Rahim Soekasah, kepada koresponden Kompas M. Syamsulrizal Sidik.
Ya, putaran perempat final sampai final Asian Club Championship 1990-1991 berlangsung di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka.
Dua hari berselang, Al Nasr menahan Liaoning dengan skor 1-1.
Partai pamungkas Grup A perempat final Asian Club Championship 1990-1991 mempertemukan Liaoning kontra Pelita Jaya dan wakil Cina itu menang 1-0.
Meski sekali meng dan sekali kalah, Pelita Jaya lolos ke semifinal mendampingi juara grup Liaoning.
Saat perebutan tiket ke final, Pelita Jaya bersua juara Liga Iran yang merupakan favorit juara, Esteghlal.
Semifinal pun terlaksana 27 Juli 1991, sayang Pelita Jaya kalah 0-2 dari Esteghlal.
Gagal ke final, Pelita Jaya melawan klub Korea Utara, April 25 untuk perebutan posisi ketiga.
Pertandingan antara Pelita Jaya kontra April 25 berlangsung seru setelah laga normal berakhir imbang 2-2, lanjut adu penalti dan wakil Indonesia kalah 6-7.
Saat pertandingan normal, meski Pelita Jaya banyak mendapatkan peluang, mereka babak pertama tertinggal 0-2.
An Jae Hyok dan Li Chang Gyu membobol gawang Pelita Jaya yang dikawal Listiyanto Raharjo pada menit ke-25 serta 36.
Tertinggal dua gol, anak asuh Benny Dollo bangkit dan membuat dua gol melalui bomber andalan Bambang Nurdiansyah.
Menit ke-65, Bambang Nurdiansyah membuat gol pertama Pelita Jaya pada laga ini memanfaatkan terobosan Alexander Saununu pada menit ke-65.
Skor menjadi 2-1 untuk April 25, semangat pemain Pelita Jaya semakin menyala-nyala.
Apalagi, setelah sekitar 35.000 penonton seperti terbangkit dari tidurnya memberikan dukungan.
Wakil dari Indonesia ini akhirnya berhasil menyamakan kedudukan kembali melalui tendangan keras Bambang Nurdiansyah yang mendapat umpan manis dari Rully Nere.
Kedudukan 2-2 bertahan sampai waktu normal laga selesai dan pertandingan sesuai kesepakatan pada pertemuan manajer langsung adu penalti, tanpa esktra waktu 15x2.
"Keputusan ini merupakan hasil pertemuan teknik sebelum laga," kata H Andrie Amin, Wakil Manajer Pelita Jaya.
"Keputusan ini menjengkelkan, karena jika diperpanjang ada kemungkinan Pelita memetik gol lebih banyak tanpa adu penalti."
Dalam adu penalti, lima kesempatan pertama, empat pemain Pelita berhasil menjebolkan gawang lawan.
Mereka adalah Bambang Nurdiansyah, Alexander Saununu, Bonggo Pribadi, Mustafa Umarela. Sedangkan penembak kedua, Maman Suryaman gagal, tendangannya membentur mistar gawang.
Sedangkan April 25 juga berhasil memasukkan empat gol melalui Pak Myong Hun, Choi Won Wam, Ryu Gwang Chol, dan Shung Chol U.
Sedangkan penembak keempat An Jae Hyok gagal, bola keluar dan skor jadi 6-6.
Pada kesempatan berikut sampai penembak ketujuh, kedua tim berhasil memasukkan bola.
Pelita mengandalkan Hambali dan Herry Setiawan, sedangkan April melalui Kang Jong Chol dan Kim Sang Gil.
Namun pada penembak kedelapan Pelita Jaya yang dilakukan Elly Idris, gagal setelah bola berhasil ditepis kiper April 25.
Sebaliknya pada tendangan penentuan, Yum Gwang Ju mampu menjebolkan bola ke gawang Listiyanto Raharjo.
Meski demikian, Bambang Nurdiansyah menjadi topskor putaran final Asian Club Championship 1990-1991 dengan empat gol.
Catatan gol Bambang Nurdiansyah ini sama dengan jumlah gol pemain Iran, Reza Hassan Zadeh Barvagh, dan Sun Wei dari Liaoning.
Bambang Nurdiansyah bersama tiga pemain itu jadi topskor bersama level kompetisi elite antarklub Asia musim 1990-1991.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Bambang Nurdiansyah lainnya:
Dari Bambang Nurdiansyah Hingga Del Piero, Penyelamat Karier Bek Senior Persija
Memori Bambang Nurdiansyah Lawan Diego Maradona di Piala Dunia U-20