Anshul Jubli, 'Guru Matematika' yang Jadi Lawan Jeka Saragih Menuju Ring UFC

Aditya Fahmi Nurwahid

Editor:

  • Nama Anshul Jubli kini menjadi sorotan banyak penggemar MMA.
  • Sosok Jubli kini selangkah lagi mendapatkan kontrak UFC, sebagai lawan dari petarung Indonesia, Jeka Saragih.
  • Siapa nyana, di ring octagon, Jeka Saragih nanti harus berhadapan dengan 'Guru Matematika.'

SKOR.id - Jeka Saragih kini dinanti masyarakat Indonesia menjadi petarung pertama di UFC. Namun lawannya tak mudah, seorang 'guru matematika' bernama Anshul Jubli.

Anshul Jubli adalah petarung yang berasal dari Uttarakhand, India. Ia disebut sebagai "petarung terbaik tanah India saat ini."

Ya, Anshul Jubli, sang guru matematika yang mematikan di ring octagon.

Terbaik dari tanah india

Di ring profesional, Anshul Jubli sementara ini mencatatkan enam kemenangan tanpa kekalahan ataupun seri.

Sebelum sampai ke depan kontrak UFC, ia tampil dominan dengan mengalahkan Kyung Pyo Kim dan menang dengan keputusan split.

Ia adalah singa di ring pertarungan Matrix Fight Night India. Di kelas lightweight, seakan tak ada yang berada satu level dengannya.

Namun, petarung berjuluk "King of Lions" ini mencapai levelnya saat ini bukan tanpa kerja keras. 

Sejak remaja, Ia harus melewati banyak kisah dan pilihan hingga berhasil berdiri di depan kontrak UFC saat ini.

Menemukan Pertarungan pada usia 17 tahun

Saat itu tahun 2019, Anshul Jubli hampir menyerah pada Seni Bela Diri Campuran.

Jubli mendapatkan tiga belas kemenangan mengesankan di ring amatir. Namun, Ia mengalami dua pertarungan besar yang dibatalkan, dan membuatnya patah hati.

Bahkan pada salah satu pertarungan, Jubli bahkan meminjam uang dari teman-temannya agar dia bisa mewakili negara di luar negeri dan membawa gelar ke tanah airnya.

Namun, keputusan untuk menyerah urung diambil setelah Ia masuk ke pertarungan Matrix Fight Night.

Sebelas tahun lalu, Anshul Jubli menemukan seni bela diri saat mengejar Ujian Layanan Pertahanan Gabungan (CDSE). Pada usia 17 tahun saat itu, Ia bersiap untuk ujian dan menemukan MMA.

Di gym dekat kampung halamannya, Jubli mengambil kelas MMA pertamanya. Jubli muda saat itu langsung terpikat.

Meskipun beberapa temannya pergi untuk berlatih, Anshul Jubli memilih untuk menunda terjun bertarung. Tetapi hanya masalah waktu sebelum ia terjun sepenuhnya ke dunia MMA.

Crosstrain Fight Club, tempat jatuh cinta dan 'patah hati'

Anshul Jubli mempelajari banyak konten video dan meningkatkan pengetahuannya tentang olahraga tersebut. Hingga pada satu hari, Ia memutuskan untuk pergi ke Delhi bersama temannya dan mengikuti kelas percobaan di Crosstrain Fight Club .

Crosstrain Fight Club menjadi tempat yang mengubah kariernya di ring pertarungan.

Bersama Crosstrain, ia mendapatkan 13 kemenangan di ring amatir. Dalam kurun waktu empat tahun, Anshul Jubli mengumpulkan rekor 13-0, tujuh pertarungan pertama terjadi dalam tiga tahun awal, enam pertarungan tersisa terjadi hanya dalam rentang waktu enam bulan.

Setelah pertarungannya yang ke-13 , kesempatan untuk bertarung di luar negeri datang mengetuk pintunya.

Jubli ditawari pertarungan utama di Filipina. Demi bertarung, Anshul Jubli meminjam uang dari teman-temannya dan seorang teman dari Crosstrain Fight Club.

Ia punterbangke Filipina. Segalanya tampak sempurna sampai dia melakukan pemanasan di arena pertarungan.

Pelatih Kepala, Siddharth Singh, disebut memiliki 'teman' yang menyudutkan sang petarung. Skenario terburuk pun muncul, pertarungan dibatalkan.

"Saat itu lawan sudah siap, pertarungan sudah siap dan dibatalkan karena beberapa masalah (yang melibatkan) polisi," kata Jubli kepada Sportkeeda.

"Saya sangat hancur dan bahkan berpikir untuk mengakhiri segalanya. Berpikir untuk kembali ke Dehradun dan mempersiapkan beberapa ujian (penjaga perbatasan) atau mengajar matematika,” katanya.

Guru matematika yang mematikan

Anshul saat itu meminjam hampir 1 Lakh, 100 ribu rupee, dari teman-temannya untuk pertarungan yang dibatalkan di Filipina.

Meski sempat terpuruk, namun tak lama bagi sang guru matematika bisa kembali serius pada jalannya di ring pertarungan MMA.

“Saya pikir, apa yang bisa lebih buruk dari ini. Saya bisa pulang ke rumah dan mengajar matematika dan bisa membayarnya kembali. Itu jalan keluar yang mudah," kata Anshul Jubli.

"(Tapi) saya kembali berlatih dan berkata pada diri sendiri bahwa saya akan melihat apa yang terjadi nanti,” kenang sang pertarung.

Setelahnya, Anshul Jubli mulai berusaha mendapatkan tempat di pertandingan-pertandingan Matrix Fight Night.

Lima kemenangan dikumpulkan di ring. Bersamaan dengan itu, Ia terus-menerus mengirim video dan pesan pertarungan ke promotor.

Dan suatu hari, dia mendapat telepon untuk melawan petarung favoritnya, Sanjeet Budhwaar.

"Saya mendapat telepon, saya harus melawan Sanjeet Budhwar. Sanjeet adalah petarung favorit saya dan bahwa dia adalah petarung berkelas yang kemampuan gulat dan pukulannya bagus," kata Jubli.

Setelahnya seperti yang tercatat dalam statistik. Anshul Jubli mendapat kemenangan mutlak atas Sanjeet Budhwar dalam debut profesionalnya.

Setelah kemenangan tersebut, Jubli mengamankan dua kemenangan lagi di Matrix Fight Night untuk muncul sebagai salah satu petarung top dalam promotor tersebut.

 

Source: Skor.id

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Kegiatan Charity Match bertajuk Laga Sepak Bola untuk Sumatra yang digagas APPI bersama I.League. (Dok. I.League)

National

APPI dan I.League Kumpulkan Rp265 Juta dari Laga Sepak Bola untuk Sumatra

Kegiatan charity match bertajuk Laga Sepak Bola untuk Sumatra digelar di Stadion Madya, Jakarta, pada Jumat (19/12/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 17:08

Ilustrasi Panahan

Other Sports

Perkuat Piramida Pembinaan Panahan, Djarum Foundation-PB Perpani Gelar Kejurnas Antarklub

MilkLife Archery Challenge Kejurnas Panahan Antarklub 2025 jadi jenjang lanjutan setelah usia dini dan panahan junior.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 16:38

I.League, identitas baru dari PT Liga Indonesia Baru atau LIB sebagai operator kompetisi sepak bola di Indonesia. (Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Liga 1

Alasan Semen Padang vs Persija Tidak Pindah Stadion walau Ada Bencana di Pulau Sumatra

Direktur Operasional I.League, Asep Saputra, memastikan tak ubah jadwal kompetisi terkait adanya bencana di Pulau Sumatra.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 16:05

medali sea games 2025

Other Sports

Update Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025 di Thailand

Tabel perolehan medali SEA Games 2025 yang terus diperbarui sepanjang berjalannya event.

Teguh Kurniawan | 19 Dec, 15:33

Timnas Hoki Es Putra Indonesia berhasil meraih medali emas pada SEA Games 2025. (Foto: Dok. Federasi Hoki Es Indonesia/Grafis: Skor.id)

Other Sports

Timnas Hoki Es Indonesia Catat Sejarah Emas di SEA Games 2025

Timnas Hoki Es Putra Indonesia berhasil meraih medali emas SEA Games 2025, usai menaklukkan Thailand pada final.

Rais Adnan | 19 Dec, 15:26

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Pep Guardiola Bicara Soal Masa Depannya di Manchester City

Pep Guardiola menanggapi rumor soal dirinya yang bakal digantikan Enzo Maresca pada akhir musim ini.

Rais Adnan | 19 Dec, 14:49

Cabang Olahraga Futsal Putra SEA Games 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Futsal Putra SEA Games 2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen futsal putra SEA Games 2025, yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 14:00

voli di sea games 2025

Other Sports

Voli SEA Games 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen cabor voli indoor di SEA Games 2025 yang terus diperbarui selama berjalannya event.

Teguh Kurniawan | 19 Dec, 13:36

Persebaya Surabaya vs Borneo FC di pekan ke-15 Super League 2025-2026 pada 20 Desember 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Persebaya vs Borneo FC di Super League 2025-2026

Laga awal pekan ke-15, Sabtu (20/12/2025) malam, Persebaya Surabaya dan Borneo FC dalam tren kurang bagus.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 10:02

Mario Pineida, pemain asal Ekuador yang menjadi korban penembakan. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id).

World

Mario Pineida dan 6 Pesepak Bola Lain yang Tewas karena Ditembak

Pesepak bola asal Ekuador, Mario Pineida, dikabarkan tewas setelah ditembak.

Pradipta Indra Kumara | 19 Dec, 08:48

Load More Articles