- Ben Chilwell kini jadi salah satu bek kiri terbaik dunia dan baru saja bergabung dengan Chelsea.
- Sepanjang kariernya, ada banyak rintangan yang harus dilalui Ben Chilwell.
- Setidaknya ada lima pahlawan yang membantu Chilwell menjadi seperti sekarang.
SKOR.id - Ada cerita soal bek anyar Chelsea, Ben Chilwell, yang membenci hari Kamis dan memiliki lima pahlawan di hidupnya.
Setiap orang memiliki pahlawan di hidup mereka, pahlawan yang mampu mengubah jalan hidup dan pandangan terhadap dunia.
Tak berbeda dengan Ben Chilwell, seorang pria berusia 23 tahun asal Milton Keynes, sebuah kota besar 80 kilometer di sebelah Barat Laut London, Inggris.
Chilwell lahir di sini, tetapi tidak dengan ayahnya yang berasal dari Selandia Baru dan pindah ke Inggris pada 1993, tiga tahun sebelum Chilwell melihat dunia.
Ayah Chilwell sempat menekuni tenis di Selandia Baru, meski kemudian tak bisa mewujudkan mimpinya jadi pemain profesional karena harus bekerja menafkahi keluarga.
Mimpi ini kemudian turun kepada Chilwell, yang sejak dini sudah menunjukkan bakat di bidang olahraga.
Bakat ini yang membawa Chilwell kecil bergabung dengan akademi pemain muda Leicester City saat berusia 13 tahun pada 2009 lalu.
Chilwell yang punya bakat natural terus berkembang jadi pemain potensial, setidaknya sampai tahun 2012 saat hidup mulai memberi cobaan, cobaan yang mungki tak bisa ia lewati tanpa kehadiran pahlawan di hidupnya.
Ayah dan Hari Kamis
"Saya dulu sungguh benci hari Kamis, sungguh-sungguh benci," kata Chilwell.
Cerita tentang Chilwell yang benci hari Kamis bermula pada musim panas pada tahun 2012 tersebut.
Sebelum musim panas itu, Chilwell bisa menjadi pemain terbaik di skuad tim muda Leicester City tanpa usaha berarti.
Akan tetapi, tiba-tiba semua pemain lain seperti melampaui Chilwell dalam sekejap. Ia berubah dari salah satu pemain terbaik jadi salah satu pemain yang terburuk.
"Sangat sulit untuk saya dan ayah saya. Dia mengantar saya hampir setiap hari dari rumah kami di Milton Keynes ke akademi untuk latihan. Pada hari Kamis usai latihan usai, pelatih bakal membacakan para pemain yang akan jadi starter untuk akhir pekan," ujar Chilwell mengenang.
"Untuk berbulan-bulan, saya tak pernah masuk tim, bahkan tak masuk jadi pemain cadangan. Ditinggalkan. Kembali ke akademi saat hari pertandingan, berlatih bersama pemain lain yang juga tersingkirkan. Saya benar-benar benci hari Kamis."
Saking bencinya, Chilwell sampai hafal apa yang akan terjadi setiap hari Kamis. Ia keluar dari akademi, melihat mobil ayahnya di tempat parkir, dan pembicaraan yang selalu sama.
Saya tak masuk tim lagi.
Ben, Kamu tak bekerja cukup keras. Kamu tak akan berkembang jika usahamu terus di level ini.
Ayah, saya sudah mencoba yang terbaik.
Setelah itu, Chilwell akan berlatih sendiri menendang bola ke tembok di taman selama dua jam, selain juga latihan lari, sesuatu yang terus didorong oleh sang ayah.
"Semua yang ia lakukan karena cinta, ayah adalah pahlawan saya. Saat Anda berusia 15 tahun, Anda tak benar-benar tahu potensi yang orang lain lihat dalam diri Anda," kata Chilwell.
"Ibu dan ayah tak menyerah dengan sepak bola saya, mereka melihat apa yang mungkin dan mendorong sampai saya memahami hal itu. Mendorong saya keluar dari zona nyaman, saya membawa semangat itu ke dalam latihan."
Semua kemudian mulai berubah, Chilwell mulai bermain, jadi kapten tim Leicester U-16 setahun berselang, bahkan mendapat gelar Pemain Terbaik Akademi musim 2014-2015.
Akan tetapi, ini bukan satu-satunya rintangan dalam karier Chilwell, bukan pula satu-satunya pahlawan yang ia punya dalam hidup.
David Wagner dan Kepercayaan Diri
Saat membela timnas Inggris U-21, Chilwell mendapat tawaran untuk jadi pemain pinjaman di Huddersfield Town.
Chilwell saat itu sudah nyaman di tim muda Leicester bahkan mungkin hampir menembus tim utama Leicester yang musim itu akan melakukan keajaiban menjuarai Liga Inggris.
Akan tetapi, nasihat ayah yang selalu diingat Chilwell membuatnya pergi ke Huddersfield di Divisi Championship untuk bermain sebagai pemain senior.
Belum pernah menjalani laga di tim senior membuat Chilwell sempat ketakutan, hal yang berubah karena kehadiran pelatih Huddersfield, David Wagner.
"Dia memberi saya kepercayaan diri untuk bisa bermain di level senior. Suatu hari dia mengatakan bahwa saya bisa jadi salah satu bek kiri terbaik di dunia jika terus bekerja keras," kata Chilwell.
Hal itu membuat Chilwell grogi, meski kemudian tak pernah melupakan kata-kata itu hingga hari ini, kata-kata yang akan mendorongnya untuk bisa jadi bek kiri terbaik di dunia suatu saat nanti.
Chilwell menghabiskan waktu dua bulan di Hudderfield, bermain delapan kali, sebelum kemudian dipanggil pulang Leicester pada pertengahan musim.
Tak ada yang mengira, setengah tahun berselang, Leicester City akan benar-benar jadi juara Premier League, sebuah keajaiban.
Andy King dan Keajaiban
"Berada di klub saat berjuang mendapatkan gelar sangat penting bagi saya dan para pemain muda, kami melihat bagaimana caranya jadi pemenang," ujar Chilwell.
"Lebih penting lagi, kami melihat apa artinya hal itu bagi pemain Leicester yang sudah lama di klub seperti Andy King."
Menurut Chilwell, Andy King sangat penting bagi perkembangan dirinya sebagai pemain muda dengan memberikan dukungan dan membantunya tumbuh dewasa.
Chilwell memang tak bermain di Liga Inggris musim penuh keajaiban itu, ia baru menjalani debut di ajang liga musim berikutnya.
Akan tetapi, setelah itu, Chilwell sedikit demi sedikit jadi tak tergantikan di lini belakang kiri The Foxes sampai musim lalu.
"Saat menjalani debut itu, saya merasa kini sudah berada di jalan yang tepat. Saya ingin jadi bek kiri terbaik di dunia," ujar Chilwell.
Andrew Robertson dan Bek Kiri Terbaik Dunia
Salah satu bek kiri terbaik di dunia saat ini adalah pemain Liverpool, Andrew Robertson. Hal yang juga diamini oleh Chilwell.
Tak hanya permainannya, Chilwell juga sangat terinspirasi kisah Robertson dari yang bukan siapa-siapa, hampir menyerah, kemudian mendorong dirinya melewati batas untuk jadi yang terbaik di dunia.
"Saya berbicara banyak dengannya beberapa bulan lalu saat makan malam pesta ulang tahun Trent Alexandre-Arnold," ujar Chilwell.
"Saya mengatakan kepadanya dia pemain berkelas dunia dan dia berkata sama kepada saya. Sungguh menyenangkan berbicara dengannya, melihat sedikit pandangannya tentang sepak bola, sungguh sangat berarti untuk saya."
Chilwell dan Alexandre-Arnold memang sudah lama mengenal, mulai dari timnas Inggris muda sampai kini sama-sama menghuni tim senior.
Timnas Inggris dan Keluarga
Chilwell kini sudah 11 kali bermain untuk timnas Inggris sejak menjalani debutnya pada 11 September 2018 pada laga persahabatan lawan Swiss.
Ia masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-78. Uniknya, laga tersebut digelar di kandang Leicester, King Power Stadium, menjadikannya pemain pertama timnas Inggris yang menjalani debut di kandang timnya sendiri sejak Paul Scholes melakukannya di Old Trafford pada 1997.
"Debut saya sungguh spesial, tetapi hal yang paling saya ingat dan tak akan pernah lupa adalah melihat keluarga saya usai laga," kata Chilwell.
Di ruangan khusus keluarga pemain tersebut, Chilwell melihat tiga sahabat bersama keluarganya tersenyum lebar saat ia datang setelah laga selesai.
Chilwell hanya bisa ikut tersenyum dan mereka sama sekali tak berbicara soal sepak bola. Cerita di meja itu hanya berkisar soal perjalanan karier Chilwell dari kecil hingga bisa menjalani debut di timnas Inggris.
"Karena yang mencapai hal ini bukan hanya saya, tetapi kami bersama," ujar Chilwell.
"Saya sungguh bersyukur soal kepercayaan mereka kepada saya. Orang-orang di meja itu selalu percaya kepada saya, bahkan saat saya belum percaya kepada diri saya sendiri."
Kini, Chilwell membuka lembaran baru dalam kariernya dengan bergabung ke Chelsea asuhan Frank Lampard.
Bisa jadi pahlawan Chilwell dalam kariernya akan bertambah di Stamford Bridge, tetapi juga tak menutup kemungkinan kali ini Chilwell yang akan jadi pahlawan dan membawa Chelsea kembali ke masa kejayaan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Kisah Alphonso Davies: dari Kamp Pengungsi Ghana sampai Kulkas Edmonton di Kanadahttps://t.co/2EEl7b82Sc— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 23, 2020
Berita Chelsea Lainnya:
Aktivitas di Bursa Transfer, Bukti Pemain Chelsea Perlu Berkembang
Menilik Partner Ideal buat Thiago Silva di Pertahanan Chelsea