• Kekalahan Manchester United di Liga Champions juga menjadi perhatian pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster.
• Pertahanan Manchester United kala takluk dari Istanbul Basaksehir dinilai Paul Munster sepenuhnya berantakan.
• Paul Munster menilai Manchester United tidak punya pemimpin dan tidak ada organisasi dalam bertahan.

SKOR.id - Kekalahan Manchester United di Liga Champions turut menjadi perhatian pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster.

Manchester United menderita kekalahan 1-2 dari Istanbul Basaksehir di ajang Liga Champions, Kamis (5/11/2020) dini hari WIB.

Pada laga Grup H di Stadion Basaksehir Fatih Terim, Istanbul, Turki, itu Manchester United bahkan tertinggal dua gol lebih dulu sebelum Anthony Martial mencetak gol hiburan.

Paul Munster, di luar aktivitasnya bersama Bhayangkara FC, rupanya turut memperhatikan kekalahan Manchester United itu.

Melalui akun Instagram pribadinya, pelatih asal Irlandia Utara itu menyoroti proses gol pertama dari Istanbul Basaksehir.

Gol pertama Basaksehir melalui Demba Ba dilakukan dengan memperdaya barisan pertahanan Manchester United ketika pertandingan baru berumur 13 menit.

Sambil mengunggah gambar potongan momen terjadinya gol tersebut yang diawali serangan balik, Paul Munster memberikan komentarnya.

"Apa yang sedang saya tonton?," katanya dalam caption disertai dengan emoji marah, Kamis (5/11/2020) siang WIB.

"Kondisi Man Utd untuk gol pertama, sepenuhnya berantakan. Tidak ada pemimpin, tidak ada organisasi," ia menambahkan.

Paul Munster memang pelatih yang terbilang aktif di Instagram. Berbagai aktivitas pribadi kerap diunggahnya di sana.

Sementara terkait kekalahan Manchester United, hasil itu memang menjadi sorotan dunia, terutama bagi pecinta sepak bola.

Performa buruk ditunjukkan klub raksasa asal Inggris itu. Padahal sebelumnya bisa meraih hasil positif di Liga Champions dengan mengalahkan PSG 2-0 dan RB Leipzig 5-0.

Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

 

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

 

Robert Rene Albert datang dari Belanda ke Swedia untuk melatih, lalu melanjutkan perjalanan kepelatihan jauh dari Eropa, Asia Tenggara. Awal 1990-an tepatnya 1992, Robert Rene Alberts menginjakkan kakinya di Malaysia. Kala itu, usia sang pelatih 38 tahun dan bekerja untuk Kedah FA. Setahun menangani Kedah FA, Robert Rene Alberts memberikan dua gelar atau double winners bagi skuad Lang Merah. Kedah FA di bawah asuhan pelatih asli Belanda ini menjuarai Liga Malaysia dan Piala Malaysia musim 1993. Sukses di Malaysia, Robert Rene Alberts meneruskan karier di Singapura per 1996. Namun, dia baru membawa tim asuhannya juara pada 1999 dan klub yang ditangani itu adalah yang kedua dari Liga Singapura. Home United, yang kini bernama Lion City Sailors FC, menjadi juara Liga Singapura berkat tangan dingin Robert Rene Alberts. Setelah sekitar satu dekade lebih tanpa gelar, Robert Rene Alberts masuk Indonesia pada 2010. Arema Indonesia merasakan tangan dingin dari sang arsitek dan menjadi juara kasta teratas Liga Indonesia atau Indonesia Super League 2010. Lalu, pelatih yang kini menangani Persib Bandung ini kembali bawa tim jadi juara pada Liga Malaysia. Menangani Sarawak FA untuk kali kedua, skuad berjulukan Bujang Senang ini dibawanya promosi ke Liga Super Malaysia 2014. Sarawak FA promosi dengan bekal juara kasta kedua Liga Malaysia atau Liga Premier Malaysia 2013. Empat gelar juara hasil tangan dingin Robert Rene Alberts ini membuktikan pelatih asal Belanda ini adalah penguasa Asia Tenggara.

Sebuah kiriman dibagikan oleh Skor Indonesia (@skorindonesia) pada 4 Nov 2020 jam 3:06 PST

Baca Juga Berita Bhayangkara FC Lainnya:

Liga 1 Belum Dapat Izin Kepolisian, Bhayangkara FC Liburkan Latihan Tim

Ezechiel N’Douassel Tinggalkan Bhayangkara FC, Ini Penyebabnya