- Dua pemain Bali United ingin PT LIB membuat turnamen pengganti jika Liga 1 2020 dihentikan total.
- Pemain Bali United dan klub Liga 1 lainnya butuh turnamen pengganti untuk kembalikan sentuhan setelah libur panjang.
- Selain itu, turnamen pengganti dapat membantu keuangan klub Liga 1 2020 yang mengalami kerugian akibat pandemi COVID-19.
SKOR.id - Sejumlah pemain Bali United mengaku tidak keberatan jika PT Liga Indonesia Baru (LIB) maupun PSSI memutuskan untuk tidak melanjutkan Liga 1 2020 karena pandemi Covid-19.
Pasalnya, hal itu demi kebaikan dan keselamatan pemain yang berisiko terjangkit virus jika bermain di tengah situasi kesehatan yang tidak kondusif.
Meski begitu, dua pemain Bali United ingin PT LIB menggelar turnamen pengganti liga saat situasi kesehatan mulai kondusif dan sebelum kompetisi resmi musim 2021 dimulai.
Berita Liga 1 Lainnya: Paulo Sitanggang Berharap Nasib Pemain Diperhatikan jika Liga 1 2020 Dihentikan
Hal itu disampaikan oleh gelandang Bali United, Kadek Agung Widnyana. Ia menyebut, pemain butuh suasana pertandingan yang kompetitif sebelum terjun ke kompetisi resmi.
"Supaya para pemain tidak kehilangan sentuhan atau suasanan pertandingan, perlu diadakan turnamen pengganti liga," kata Kadek Agung Widnyana.
Hal senada juga disampaikan oleh bek Bali United, I Made Andhika Wijaya. Namun, Andhika lebih menyoroti persoalan keuangan klub dan pemain.
Menurut pemain berusia 24 tahun itu, turnamen pengganti penting untuk keuangan klub dan juga pemain jika Liga 1 2020 tak dilanjutkan.
"Menurut saya harus ada turnamen pengganti supaya klub tetap ada pemasukan, dan pemain juga tidak kehilangan sentuhan bola," kata I Made Andhika Wijaya.
Saat ini, klub dan pemain sepak bola sudah merasakan dampak dihentikannya kompetisi akibat pandemi Covid-19.
Berita Liga 1 Lainnya: Dua Potensi Masalah Baru jika Liga 1 2020 Dihentikan
Pemasukan klub mulai berkurang karena tidak dapat menjual tiket pertandingan, selain itu toko klub yang menjual merchandise juga tak bisa berjualan normal.
Sejumlah sponsor pun menghentikan kucuran dana sampai ada kepastian mengenai kompetisi.
Hal itu berdampak pada pendapatan pemain, yang saat ini dipotong sampai 75 persen dari nilai kontrak sejak Maret sampai Juni 2020.