- PP PBSI antisipasi kemungkinan turunnya pendapatan sponsor atlet Pelatnas Cipayung akibat Covid-19.
- Demi memecahkan hal ini, PBSI siap negosiasi dengan perusahaan apparel yang menyeponsori atlet.
- PBSI juga menyatakan tidak ada wacana memotong gaji pelatih.
SKOR.id – Terhentinya banyak turnamen akibat pandemi Covid-19 turut memengaruhi pendapatan pebulu tangkis Indonesia.
Masalah ini membuat penghasilan para atlet menurun drastis. Sebab, hadiah uang dari kejuaraan-kejuaraan bulu tangkis memang terbilang besar.
Namun, untuk pemain top, mereka masih bisa bernapas lega karena mendapatkan aliran dana dari sponsor apparel (pakaian).
Sejak 2013, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) memang tidak lagi memberlakukan sponsor tunggal.
Baca Juga: PBSI Pastikan Pelatnas Cipayung Aman dari Covid-19
Para atlet bulu tangkis diperbolehkan melakukan negosiasi dengan perusahaan apparel manapun lewat sistem lelang.
Tetapi yang jadi masalah, pendapatan atlet dari situ bisa saja berkurang. Dengan ketiadaan turnamen, bukan tidak mungkin sponsor melakukan rasionalisasi terhadap nilai kontrak.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP PBSI, Achmad Budiharto mengatakan, hal ini juga sudah diantisipasi oleh organisasinya.
Kata Achmad Budiharto, PBSI siap berdiskusi dengan sponsor untuk mencari win-win solution (solusi yang menguntungkan semua pihak).
“Pastinya hal tersebut juga akan jadi perhatian kami,” ujarnya membeberkan usai Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) virtual PBSI dengan Komisi X DPR-RI, Rabu (8/4/20)
“Nanti jika ada kabar penurunan nilai sponsor kami akan negosiasi dengan perusahaan apparel untuk menemukan formula terbaik,” Achmad Budiharto menambahkan.
Di tengah wabah virus corona ini, PBSI juga tak berencana memotong gaji pelatih. Menurut Budiharto, para pelatih di Pelatnas Cipayung masih menerima bayaran secara utuh.
Achmad Budiharto berharap, keadaan ini bisa bertahan sampai akhir tahun. Namun, jika nanti terjadi kesulitan dana, PBSI pasti akan meminta bantuan ke pihak lain.
“Untuk sekarang, gaji pelatih masih aman. Dan kami berusaha agar keadaan ini bertahan terus sampai akhir tahun,” Budiharto menuturkan.
Pada RDPU, ada seorang anggota DPR mengusulkan agar turnamen bulu tangkis yang berlangsung di Indonesia bisa tetap berjalan sesuai jadwal, namun tanpa penonton.
Baca Juga: Greysia Polii Bocorkan 7 ''Mantra'' Juara Dunia ala PBSI
Terkait hal ini, Achmad Budiharto mengatakan itu sulit dilakukan. Sebab, jalannya turnamen sangat bergantung dengan sponsor.
Perusahaan-perusahaan penyandang dana pasti enggan memberikan dukungan jika sebuah kejuaraan tidak dihadiri penonton.
Selain itu, peserta turnamen pasti banyak yang berasal dari luar negeri. Banyak negara yang saat ini sudah menerapkan lockdown (pembatasan keluar-masuk wilayah).
PBSI dijadwalkan menggelar Indonesia Open 2020 di Istora Senayan, Jakarta, pada 16-21 Juni. Namun, turnamen tersebut dipastikan mundur ke September mendatang.