SKOR.id - Menyerupai penutup kepala besar yang dibuang di gurun pasir Qatar, Stadion Al Thumama ikut memeriahkan Piala Dunia 2022.

Bentuk Al Thumama yang dinamis dan imajinatif dimaksudkan untuk merayakan budaya dan tradisi lokal seperti halnya era baru desain stadion. 

Tempat khusus ini juga memiliki makna yang dekat dengan hati warga setempat dan bergema di seluruh wilayah.

Desain stadion yang menarik terinspirasi oleh gahfiya, penutup kepala anyaman tradisional yang dikenakan di seluruh Timur Tengah, dan dirancang untuk membantu menjaga penonton dan seluruh atlet pada suhu yang nyaman.

Gahfiya – topi tenun tradisional yang dipakai oleh pria dan anak laki-laki di seluruh dunia Arab – sendiri memiliki makna yang dalam. 

Sebagai bagian integral dari kehidupan keluarga dan pusat tradisi, topi ini melambangkan datangnya usia muda. Yakni saat munculnya rasa percaya diri dan ambisi yang menandai langkah pertama menuju masa depan dan realisasi mimpi, yang juga merupakan inspirasi yang pas untuk Al Thumama.

“Desainnya terinspirasi oleh gahfiya Qatar berwarna putih,” kata Khalifa Al Mana, Manajer Operasional Stadion Al Thumama. “Arsitek memang menggunakan pola dan garis dari topi gahfiya sebagai referensi dan memasukkannya ke dalam desain stadion.”

Stadion yang satu ini dirancang oleh seorang arsitek yang berbasis di Qatar Ibrahim M Jaidah dan terletak di dekat ibu kota negara, Doha. 

Ini memiliki kapasitas penonton 40.000 dan jadi tuan rumah delapan pertandingan sepak bola, hingga dan termasuk perempat final kompetisi.

Selain fasilitas olahraga, hotel ini juga didukung fasilitas masjid, hotel butik, dan area ritel. Setelah turnamen ditutup, setengah kursinya disingkirkan dan akan digunakan untuk acara olahraga lainnya.

Menurut sang arsitek, dengan metode yang mirip dengan cara gahfiya melindungi kepala orang dari sinar matahari, stadion juga membuat pemain dan penonton tetap sejuk, dengan bantuan sistem pendingin kompleks yang menampilkan semprotan air, AC, dan kipas angin.

"Para pemain membutuhkan udara yang lebih sejuk daripada penonton, karena mereka berlarian di lapangan," kata Dr. Saud Abdulaziz Abdul Ghani, yang diberikan tugas penting untuk menjaga semua orang pada suhu yang nyaman.

"Tantangan kami di setiap tempat ini adalah menyediakan teknologi dan suhu yang tepat untuk berbagai area stadion. Di Al Thumama, udara sejuk lebih dekat ke arah penonton." 

"Di tempat ini, kami mendinginkan udara di bawah kursi dan mendaur ulang serta memurnikannya di dalam stadion." 

"Al Thumama juga mendapat manfaat dari desain eksterior yang benar-benar putih, berkat desainnya yang mereplikasi tutup kepala gahfiya, yang memantulkan matahari sekaligus juga membantu menjaga stadion tetap dingin."

Meskipun tidak ada yang "berkelanjutan" tentang membangun stadion besar di padang pasir, Al Thumama memang memiliki desain hijau yang signifikan yang mengurangi jejak karbonnya. 

Air abu-abu digunakan lagi untuk mengairi vegetasi dan pepohonan yang menutupi sebagian besar area terdekat dan stadion sebagian ditenagai oleh susunan panel surya besar yang dipasang di dekatnya. Susunan panel surya yang terpisah juga membantu memberi daya pada sistem pendingin udara gedung.

Persiapan untuk Piala Dunia FIFA 2022 telah jadi usaha besar-besaran tuan rumah Qatar dan telah menghasilkan proyek-proyek luar biasa seperti Diamond in the Desert dan Stadion Al Wakrah milik Zaha Hadid.

Yang menarik, stadion yang berjarak 12 km dari pusat Doha ini sengaja dibangun di dekat area perumahan.

“Ada banyak pilihan lokasi stadion ini. Menyusul upaya keterlibatan masyarakat antara SC dan masyarakat di Al Thumama, diputuskan untuk membangun stadion di sini untuk meningkatkan fasilitas olahraga lokal di daerah tersebut,” kata Al Mana.

Warisan Komunitas
Setelah Piala Dunia berakhir, sekitar 20 ribu kursi dari tingkat atas akan disumbangkan ke negara-negara yang membutuhkan infrastruktur olahraga.

“Berkat lokasinya, stadion ini akan memiliki warisan komunitas yang kuat,” ujar Al Mana. “Kabupaten itu mencakup sepuluh lapangan sepak bola, yang akan digunakan oleh tim-tim lokal.”

Kawasan di sekitar stadion kelak akan menjadi pusat komunitas dengan fasilitas untuk berbagai cabang olahraga, termasuk bola tangan, bola voli, bola basket, dan renang. Lintasan lari dan bersepeda juga akan mengitari kawasan ini, menyediakan jalan keluar bagi olahragawan dan wanita dari berbagai kalangan.

Selain itu juga ada sejumlah unit ritel dan komersial yang dibuat untuk memastikan area tersebut menjadi pusat olahraga dan aktivitas yang ramai.***