Teknik Loncat Galah yang Buat Armand Duplantis ‘Terbang’

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Perbandingan postur dan rekor dunia loncat tinggi Armand Duplantis dengan beberapa benda dan binatang. (M. Yusuf/Skor.id)
Perbandingan postur dan rekor dunia loncat tinggi Armand "Mondo" Duplantis dengan beberapa benda dan binatang. (M. Yusuf/Skor.id)

SKOR.id – Peloncat galah yang hebat harus cepat, kuat, dan tepat untuk mendorong dirinya setinggi dua lantai hanya dengan menggunakan tongkat. Peloncat terhebat sepanjang masa membuatnya terlihat elegan. 

Armand “Mondo” Duplantis, 24, yang berkompetisi untuk Swedia, telah mencetak rekor dunia sembilan kali sejak tahun 2020 dan berhasil memenangi medali emas Olimpiade kedua berturut-turut di Paris sekaligus membuat rekor dunia baru dengan 6,25 meter.

Tekniknya yang tidak lazim namun sangat anggun dan efisien pernah membuat seorang pelatih muda terkagum-kagum, “Sementara semua orang berebut tiang, Mondo menari dengan tiang.”

Apa teknik yang dipakai Duplantis sehingga ia bisa “terbang” dan selalu mampu menaikkan mistar 1 cm untuk memecahkan rekor? Apa saja faktor yang berperan? 

Skor.id akan coba mengulasnya secara singkat lewat bahasan dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

1. Lari Awalan yang Luar Biasa Cepat

Semakin cepat seorang peloncat berlari, makin banyak energi yang dapat ditransfer ke galah. Itu membantu sang atlet dalam dua cara: tiang bergerak maju lebih cepat seperti wiper kaca depan mobil pada kecepatan lebih tinggi, dan peloncat dapat menggunakan tiang yang lebih kaku, yang lebih sulit ditekuk tetapi akan melemparkannya lebih tinggi saat diluruskan. 

Tidak ada peloncat galah kelas dunia yang berlari secepat Mondo. Kecepatan tertingginya saat lepas landas mencapai 10,3 meter per detik, yang berarti 23 mil/jam — catatan yang hanya dimiliki para sprinter elite. 

Johan Cassirame, seorang ilmuwan olahraga Prancis yang mempelajari biomekanik loncat galah dan memiliki database lebih dari 18 ribu loncat galah, menyebut hanya segelintir peloncat galah yang berhasil memecahkan 10 meter/detik.

Dalam 50 tahun terakhir, take-off speed seorang peloncat galah hanya di kisaran 9 sampai 10 meter/detik dan baru Mondo yang mampu lebih cepat. 

Keunggulan kecepatan Mondo begitu besar sehingga jika semuanya setara, ia diperkirakan akan mampu “terbang” hampir satu kaki lebih tinggi (30 sentimeter) dibanding para pesaingnya. Itulah mengapa pada banyak kesempatan, Mondo terlihat mampu melewati mistar sedikit lebih banyak dibanding para lawannya.

Berlari dengan Galah

Para peloncat biasanya membawa galah secara horizontal di landasan. Mereka kini juga menggunakan teknik “active pole drop” yang membuat galah tersebut membantu sang atlet dan bukannya menjadi beban mati.

*Peloncat memulai dengan memegang tiang secara vertikal, biasanya dengan tangan dominan berjarak enam hingga 12 inci dari ujung.

*Saat peloncat berlari - biasanya 20 langkah - gravitasi menarik tiang ke bawah, seperti penutupan jembatan angkat. 

*Gaya sentrifugal tiang membantu pelompat berakselerasi.

*Peloncat mengangkat tangannya untuk memasukkan ujung tiang ke dalam kotak loncat logam saat mereka mulai melompat, dan momentum tiang membantu menarik mereka untuk lepas landas. 

Active pole drop adalah salah satu teknik yang dikenalkan pelatih Ukraina Vitaly Petrov pada era 1980-an dan 1990-an. Ide-ide sang pelatih, dikombinasikan dengan keberhasilan murid yang juga pemecah rekor dunia loncat galah 35 kali Sergey Bubka, dituangkan dalam buku teks teknik olahraga ini. Mungkin, satu saat nanti Mondo Duplantis akan merevisinya.

2. Posisi Menjatuhkan Galah yang Tidak Biasa

Kebanyakan pelompat mencoba menjatuhkan ujung galah langsung ke bagian belakang/paling jauh dari kotak tumpuan galah. Tapi Mondo Duplantis meletakkannya sekitar satu kaki sebelum ujung landasan karet dan membiarkannya meluncur ke dalam kotak besi di ujung.

Ini adalah salah satu dari banyak aspek teknik milik Mondo yang tidak sesuai dengan buku Petrov. Ketika Mondo menjatuhkan galah dengan cara ini saat masih muda, Greg Duplantis — ayah dan pelatihnya serta mantan peloncat kelas dunia — merasa prihatin. 

“Saya sudah mencoba membuatnya menjatuhkan tiang dengan cara yang lebih konvensional. Dia bisa melakukannya, tidak masalah. Tapi dia tidak menyukainya dan hasilnya juga tidak berbeda. Jadi saya berpikir, ‘Yah, toh (tekniknya) itu tidak menyakitinya’,” kata Greg. 

Semua atlet loncat galah mengalami getaran saat berlari dengan galah dan guncangan hebat saat galah menyentuh ujung kotak sebelum mulai melengkung. 

Greg berteori bahwa dengan menjatuhkan tiang ke landasan lebih awal, Mondo tidak hanya meredam sebagian getaran tersebut tetapi juga memiliki waktu sepersekian detik lebih lama untuk mempersiapkan tubuhnya menghadapi guncangan tersebut. “Jadi, dia akan lebih siap lepas landas dibanding yang lain,” ucap Greg.

3. Lepas Landas yang Sulit

Saat galah menyentuh bagian belakang kotak loncat, posisi tubuh Mondo berbeda dalam beberapa hal dari teknik konvensional. 

Kebanyakan peloncat tertinggi lepas landas setidaknya sejauh 14 atau 15 kaki. Mondo dapat melakukannya tidak hanya pada jarak 14 kaki tetapi bahkan sedekat 12 kaki.

Kaki Mondo menginjak tanah lebih lama dibanding atlet lain, dan masih berada di landasan saat tiang mulai bengkok. Idealnya bagi Petrov adalah kaki meninggalkan tanah tepat ketika tiang membentur bagian belakang kotak atau sepersekian detik sebelum itu.

Teknik konvensional mengatakan bahwa peloncat harus mampu menggambar garis imajiner vertikal dari tangan atas hingga ujung kaki lepas landas. Namun jari kaki Mondo biasanya lebih dekat ke kotak dibanding tangannya. 

Dalam istilah loncat, itu berarti dia lepas landas “di bawah” atau under. Sebaliknya, ketika jari kaki peloncat berada di belakang garis imajiner, disebut “keluar”.

Hal ini bukanlah hal yang aneh dan atlet loncat galah kelas dunia lainnya juga bisa melakukan hal yang sama. 

Namun dampaknya adalah hal itu memberikan banyak tekanan pada bahu dan punggung. Pinggul pelompat dapat ditarik dengan keras ke bawah saat tiang bertabrakan dengan bagian belakang kotak. 

Menariknya, transisi Mondo sangat lancar sehingga sulit untuk melihat kapan tabrakan terjadi, bahkan dalam gerakan lambat.

4. Ayunan Balik (Throwback)

Vaulter membalikkan badan dengan mendorong keras galah dengan tangan dan mengayunkan tubuh bagian bawah. “Ini adalah gerakan yang sangat, sangat agresif,” kata David Butler, seorang pelatih kawakan yang dikenal sebagai “Master Zen” loncat galah.

Mondo mengayunkan kedua kakinya seperti pendulum, gerakan kekuatan yang kuat mirip dengan pesenam yang membangun momentum pada palang horizontal. Greg mengatakan teknik ini mengingatkan publik pada masa saat tiang logam atau bambu tidak bisa ditekuk, sehingga peloncat harus memeras setiap momentum dari tubuh mereka.

Kebanyakan peloncat lainnya mendorong satu lutut ke atas dan hanya mengayunkan kaki lurus mereka, mengorbankan sedikit momentum sebagai ganti kemampuan untuk melakukan gerakan terbalik dengan cepat. 

Perhatikan bagaimana Mondo menjaga lengan bawahnya tetap lurus saat tiang berubah dari membungkuk ke tidak membungkuk? 

Atlet loncat galah yang turun di dua Olimpiade, Simon Arkell, menyebut teknik Mondo ini sulit dilakukan. Tetapi hal ini membantunya menjaga tekanan pada tiang. Dia akan kehilangan lebih banyak energi jika lengannya ditekuk.

Galah pilihan Armand Duplantis - Rahmat Ari Hidayat Skor.id.jfif
Galah pilihan Armand Duplantis sejatinya tidak jauh berbeda dengan yang dipakai atlet lain. Hanya teknik yang membedakan pemegang rekor dunia asal Swedia itu dengan para rivalnya. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

5. Lipatan yang Sangat Ketat 

Melalui ayunan tersebut, tubuh Mondo “selalu terus mampu panjang” dan pada detik-detik terakhir, dia akan mematahkan pinggulnya dan memasukkan “bola kecil” agar bisa terbalik. Demikian ungkap Doug “Bubba” Sparks, juara dunia loncat galah tiga kali yang telah mengenal keluarga Duplantis sejak Mondo masih balita.

“Bola kecil” itu disebut tuck dan Mondo melakukannya sedemikian rupa sehingga pinggulnya sejajar di atas bahunya tepat saat tiangnya akan terlepas, posisi yang sempurna untuk diluncurkan ke atas. 

Gaya itu tidak unik bagi Mondo — karena peloncat harus sedikit membungkuk agar bisa terbalik — tetapi gerakannya ekstrem, dengan lutut hampir menyentuh wajahnya. 

Banyak peloncat yang membocorkan momentum selama transisi rumit tersebut saat tiang berubah dari membungkuk ke tidak membungkuk. Namun Mondo memiliki perasaan alami untuk menangkap tikungan, seperti “seorang peselancar menangkap ombak”. Pusat massanya tidak pernah berhenti bergerak maju dan naik. 

6. Peluncuran yang Sangat Mudah

Gerakan cepat penting karena pelompat ingin berada dalam posisi terbalik dan sejajar dengan tiang ketika melepaskan semua energi yang tersimpan.

Jika dia “tertangkap di tikungan”, hentakan galah akan mendorongnya ke atas dan dia akan terlontar dari atas tiang seperti senjata pop, seperti peluncuran roket.

Saat berlatih dengan posisi mistar yang lebih rendah, Mondo tidak perlu melambung tinggi seperti saat bertanding. Namun saat lomba, tubuh Mondo sering kali masih terangkat setinggi 4 kaki (sekira 1,2 meter) setelah ia melepaskan galah.

Hal Terpenting Mondo Duplantis yang Tidak Terlihat

Setiap orang yang mencermati cerita ini mengatakan bahwa teknik Mondo adalah revolusioner. Namun tidak satupun dari mereka mengatakan bahwa itu adalah kekuatan super terhebatnya.

Beberapa menyebutkan kesadaran luar biasa tentang di mana tubuhnya berada di ruang angkasa yang memungkinkan dia menyesuaikan pertengahan lompatan untuk menyelamatkan lepas landas yang tidak sempurna. 

Yang lain menyebutkan dorongan batin dan daya saingnya, yang diasah selama masa kanak-kanaknya berusaha mengimbangi dua kakak laki-lakinya yang atletis. 

Tapi semua orang menyebutkan keberaniannya, sebuah persyaratan yang tidak bisa dinegosiasikan ketika Anda dengan sengaja mendorong tubuh Anda lebih dari 20 kaki (6 meter) ke udara. 

“Pertama, dia tidak tahu apa yang harus dia takuti. Kedua, dia tidak takut pada apa pun,” kata Sparks. 

RELATED STORIES

Mengapa Armand Duplantis Hanya Naikkan 1 Cm untuk setiap Rekor

Mengapa Armand Duplantis Hanya Naikkan 1 Cm untuk setiap Rekor

Tak pernah kalah sejak 2019, Armand Duplantis sudah mengumpulkan 900 ribu dolar AS dari pemecahan rekor dunia loncat galah.

Armand Duplantis Pecahkan Rekor Dunia Lompat Galah di Polandia

Pelompat galah Swedia, Armand Duplantis, mencetak rekor dunia lompat galah putra dengan 6,17 meter dalam turnamen World Athletics Indoor Tour pada Sabtu (8/2/2020).

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Penyerang Qatar, Akram Afif. (Dok. AFC/Grafis Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

World

Berpotensi Jumpa Indonesia di Ronde 4, Timnas Qatar Gaet Mantan Pelatih Real Madrid

Timnas Qatar mengumumkan Julen Lopetegui sebagai pelatih untuk mengarungi sisa Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Teguh Kurniawan | 01 May, 20:42

Bhayangkara FC

Liga 1

Legenda Bhayangkara FC Indra Kahfi Gantung Sepatu

Hampir dua dekade berkarier di lapangan hijau, bek senior Indra Kahfi Ardhiyasa memutuskan pensiun.

Teguh Kurniawan | 01 May, 16:59

Proliga 2025

Other Sports

Update Proliga 2025 Sektor Putra: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Kompetisi sektor Proliga 2025 hanya akan diikuti oleh lima tim voli dan akan berlangsung pada 3 Januari–11 Mei mendatang.

Doddy Wiratama | 01 May, 16:12

Bali United vs PSIS Semarang. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Hasil Bali United vs PSIS: Dua Gol Bunuh Diri, Mahesa Jenar Kalah dan Tenggelam

PSIS Semarang kian terpuruk di zona degradasi usai kalah 0-4 di markas Bali United pada pekan ke-31 Liga 1 2024-2025, Kamis (1/5/2025).

Teguh Kurniawan | 01 May, 14:05

Proliga 2025

Other Sports

Update Proliga 2025 Sektor Putri: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Rangkaian laga sektor putri Proliga 2025 bakal bergulir pada 3 Januari–10 Mei dengan melibatkan tujuh tim di babak reguler.

Doddy Wiratama | 01 May, 12:50

Event High Five Festival Honor of Kings. (Honor of Kings)

Esports

Honor of Kings Hadirkan Event High Five Festival

Event ini akan ada hingga 8 Mei, para pemain akan diberi hadiah saat bekerja sama dan bertempur di Gorge.

Gangga Basudewa | 01 May, 12:45

MPL Indonesia (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

Jadwal Pekan Keenam MPL ID Season 15, Lawan Berat Menanti RRQ

RRQ dinantikan duel menghadapi Bigetron Esports dan ONIC Esports ID di pekan keenam.

Gangga Basudewa | 01 May, 12:40

Kompetisi sepak bola kasta keempat di Indonesia, Liga 4. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Liga 4 Nasional 2024-2025: Pesta Gol, Persema Malang Pastikan Lolos 16 Besar

Sementara itu, tiga tim dipastikan langkahnya terhenti di babak 32 besar.

Rais Adnan | 01 May, 11:19

Liga 4 Nasional atau Liga 4 putaran nasional. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Putaran Nasional Liga 4 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut jadwal, hasil, dan klasemen putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Rais Adnan | 01 May, 10:37

Malut United vs Persib Bandung. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Malut United vs Persib di Liga 1 2024-2025

Laga Malut United vs Persib akan digelar di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Jumat (2/5/2025) malam WIB.

Rais Adnan | 01 May, 10:12

Load More Articles