Survivor Kanker Ini Taklukkan Puncak Gunung Tertinggi di Dunia dengan Hanya Satu Paru-paru

Nurul Ika Hidayati

Editor:

  • Sean Swarner adalah satu-satunya orang di dunia yang pernah didiagnosis dengan penyakit Limfoma Hodgkin dan Sarkoma Ewing.
  • Ia mengejutkan dunia medis ketika bangun dari koma dalam waktu setahun dan selamat dari dua penyakit serius itu.
  • Tiga tahun lalu, Sean Swarner telah mencapai gunung tertinggi di tiap benua dan berjalan kaki ke Kutub Utara dan Selatan.

SKOR.id - Target pertama Sean Swarner sebenarnya hanya berusaha menempuh jarak 2,5m yang memisahkan tempat tidur rumah sakit dan kamar mandi.

Tidak pernah dibayangkan oleh Sean Swarner bahwa bertahun-tahun kemudian dia berhasil menempuh jarak lebih dari 8,5 km dalam perjalanan ke puncak Gunung Everest.

Sean Swarner menjadi orang pertama yang disembuhkan dari kanker, menaklukkan Everest, pertama mengatasi kanker dua kali, dan pertama mendaki tujuh puncak tertinggi.

Tiga tahun lalu, pria 45 tahun itu berhasil berjalan melintasi lebih dari 70 mil – hampir 113 km – ke Kutub Utara, tempat cuaca dingin bisa turun hingga minus 80 derajat Celsius.

Tetapi, tahukah Anda bahwa semua perjalanan itu dilakukan Swarner dengan hanya memiliki satu buah paru-paru dan menyeret kereta luncur seberat 68kg?

Bagaimana dia bisa mempertahankan optimisme dan cinta untuk hidup setelah mengidap dua bentuk kanker yang paling mengerikan?

Sean Swarner adalah satu-satunya orang di dunia yang pernah didiagnosis dengan penyakit Limfoma Hodgkin - kanker kelenjar getah bening - dan Sarkoma Ewing - salah satu kanker paling agresif.

Diagonis pertama didapatkannya pada usia 13 tahun. Menurut ramalan dokter, dia tak punya kesempatan hidup lebih dari empat belas hari lagi.

Tetapi Swarner mengejutkan seluruh komunitas medis ketika dia bangun dari koma dalam waktu satu tahun dan selamat dari penyakit serius itu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Today is National Cancer Survivors Day. There’s nobetter way to celebrate than by answering this question: “What do you want to do with your life now that you’ve beaten cancer?” Why is it so tough to answer? Up until now, you’ve had to take life day by day. Your life with cancer has been centered around the next doctor’s check-up or chemotherapy treatment. It’s hard to think about fulfilling your potential when you’re hugging a toilet. I remember those days all too well, especially since I went through treatment twice, after surviving two terminal cancers. Your battle will always be part of your story, but it does not define you. You — not your health condition — get to decide what happens next. This can be exhilarating and intimidating at the same time. That’s why I’m here — to help you decide what you want to write on the blank pages of your post-cancer life. I have stood exactly where you are today. The second time I was faced with a cancer diagnosis (Askin’s sarcoma), I was read my last rites — and given 14 days to live. Nearly 25 years later, the cancer is in remission and I continue to make the same choice today that I did then — to not just be alive, but to truly live. I’ve gone on to ascend Everest, climb the highest mountain on every continent, ski to the North and South Poles, and complete the Hawaii Ironman — all with only one lung. I’ve been putting together a new program that I’m really excited about called “Step-Up.” It’s a seven-step program designed to help you get out of your own way, in order to reach your full potential. In the program, you’ll discover what motivates you, identify the obstacles standing in your way, and outline an action plan to overcome them to achieve your goals. Best of all, you can take the program at your own pace. The Step-Up Program acts as a compass, helping you navigate in the direction of the life you want to lead. Sign up at www.stepupaftercancer.com to learn more. I want to help you take your life back and empower you to become the best version of yourself!! #cancer #survivor #CancerSurvivor #truenorth #StepUp #empower #inspire #program #nationalcancersurvivorsday #livelife #celebrate

A post shared by Sean Swarner (@seanswarner) on

Dia berhasil melakukan apa yang menurut semua orang sangat mustahil - bertahan hidup.

Meskipun penyakit ini tidak luput dari perhatian: setelah mengangkat tumor sebesar bola golf, Swarner hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi penuh.

Kemudian pria itu menyadari bahwa tidak ada tantangan yang terlalu serius baginya, dan tidak ada satu pun puncak yang terlalu tinggi.

Everest Simbol Harapan

Suatu hari Swarner berada di rumah sakit ketika melihat lomba jarak jauh triathlon Ironman ditayangkan di TV.

Seketika dia memutuskan jika berhasil mengalahkan penyakitnya, dia pasti akan ikut serta dalam kompetisi itu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Made it!! Success on the first of my two trips up. Congratulations to our group, great climb everyone!! More to come.

A post shared by Sean Swarner (@seanswarner) on

Namun, ia memutuskan untuk memulai petualangan dengan menaklukkan Mt Everest agar puncak tertinggi di dunia tersebut menjadi simbol harapan bagi sesama.

Tubuh manusia dapat bertahan sekitar 30 hari tanpa makanan dan tiga hari tanpa air. Tetapi tidak ada orang yang hidup dapat hidup 30 detik tanpa harapan.

Swarner berhasil mendaki Everest dan menunjukkan ketabahannya kepada semua orang.

Setelah pendakian pertamanya itu, dia memutuskan untuk tidak berhenti dan melanjutkan penaklukkan puncak gunung lainnya.

Sejak itu Swarner telah mengunjungi puncak tertinggi di Afrika, Eropa, Amerika Selatan dan Utara, Australia, dan Antartika.

Selain itu, dia juga berkesempatan untuk bermain ski di kedua kutub bumi dan masih mengikuti triatlon Ironman di Hawaii.

Pada 2017, Swarner menyelesaikan misi "Explorer's Grand Slam", bahwa dia telah mencapai gunung tertinggi di setiap benua dan berjalan kaki ke Kutub Utara dan Selatan.

Air Seperti Minyak

“Kanker mungkin salah satu, jika bukan hal terburuk yang pernah terjadi pada saya, tetapi itu juga salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada saya. Hidup adalah tentang perspektif."

Maka, tidak ada orang yang lebih baik untuk mengatasi medan dan cuaca ekstrim untuk menunjukkan apa itu bertahan hidup di Kutub Utara, kecuali Swarner.

Setelah sekitar 12 penerbangan tertunda dari rumahnya di Denver, Sean Swarner akhirnya mendarat di Longyearbyen, Norwegia.

Dari sana, dia pergi ke Camp Barneo, kamp es sementara.

Setelah menyegarkan diri dengan sedikit tidur, Swarner dan kelompoknya berangkat di tengah malam untuk perjalanan yang sangat panjang dan dingin.

“Hari pertama, kami harus melewati banyak retakan besar di lautan, airnya sangat dingin dan dalam, seperti minyak,” kata Swarner.

“Ada beberapa bagian yang samar. Dan hal terakhir yang ingin Anda lakukan adalah terjatuh ke dalam air.”

Swarner mengisahkan pengalaman seorang pria yang memasukkan tangan ke air tahun lalu.

“Dia telah memanaskan sarung tangan liner, tapi ketika dia menarik tangannya, dia melihat tangannya telah membeku dan dia kehilangan tiga jarinya. Dan itu yang terlintas dalam pikiran saya saat kami menyeberang."

Satu lagi, Swarner mengatakan berangkat semalaman ke kamp sama berbahayanya dan sangat menantang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Can't thank you all enough for your #birthday wishes. Means so much to me!! It means I'm fortunate / blessed to have lived another year. Who would have thought that after battling a 14 day expiration date & 2 #terminal #cancers I'd live to see so much. Aside from climbing #everest with one lung, in the past year, I married this beautiful woman, climbed #kilimanjaro twice (once with her and as a fundraiser for a charity.. @originsaccessories ... no not on our honeymoon!!), had a close scare with #hurricanedorian was nominated for an #emmy and am completing www.StepUPafterCancer.com I'm reminded of my values every day, which keep me on the right path, however I really want to hear yours. What drives you? One of mine is giving back and helping others to make their lives better. What's yours? Thank you again for your constant support, and please know I'm trying to do more to help you in return for helping and supporting me. We're all on earth for a short period. Isn't it time everyone slowed down and helped someone else?

A post shared by Sean Swarner (@seanswarner) on

Yang paling penting adalah menjaga segala sesuatunya tetap kering. Kelembaban di lokasi mencapai 97%.

“Untuk memasak makanan, kami harus mencairkan air, tapi jangan sampai mendidih karena semua yang ada di dalam tenda akan menguap.”  

Swarner menyimpan kantong tidur dalam kantong silicon dan tak mengeluarkannya dari kantong silikon sampai kelembaban di tenda hilang.

Menangis seperti Bayi

Pada 11 April 2017, Sean Swarner secara resmi mencapai geografis Kutub Utara. Tidak ada apa-apa di sana, bahkan tidak ada tiang, hanya es Arktik yang mengapung.

Namun, ketika Swarner menancapkan Flag of Hopes yang dibawanya sejak dari rumah, tiba-tiba dia "menangis tersedu-sedu seperti bayi."

Swarner menyebut perjalanannya ke Kutub Utara ini lebih terfokus pada tujuannya. Everest adalah 'Nikmati momennya'. Kilimanjaro adalah 'Nikmati orang-orangnya.'

“Di perjalanan ini, Anda tak bisa benar-benar berkomunikasi dengan orang di depan atau di belakang Anda. Dari saat kami bangun hingga saat pergi tidur, kami selalu melakukan sesuatu karena jika tidak, maka Anda akan membeku.”

Setidaknya, saat itu Sean Swarner bisa duduk diam cukup lama untuk melamar pacarnya melalui telepon satelit dari Kutub Utara.

Bicara soal pernikahan, masa depan Sean Swarner juga termasuk pembinaan kinerja.

Dia berencana untuk menawarkan seminar petualangan berdasarkan pengalaman bagi para eksekutif dan siapa saja yang ingin menerima pembinaan kehidupan.

"Saya ingin tahu berapa banyak orang di luar sana yang merasa terjebak seperti tikus di dalam labirin," kata Swarner.

“Mereka bangun pada waktu yang sama, Senin sampai Jumat, pergi ke tempat kerja dan pekerjaan yang sama, lalu pulang.”

“Begitu banyak orang bekerja cukup keras sehingga mereka tidak dipecat daripada bekerja cukup keras untuk mendapatkan kenaikan gaji. Saya ingin membantu mereka mengubah pola itu."

Percaya pada yang Tidak Mungkin

Yang terutama teladan Sean Swarner membuat orang-orang di sekitarnya percaya bahwa yang tidak mungkin itu benar-benar mungkin, dan memberi harapan kepada orang lain.

Dalam satu wawancara, Swarner bicara tentang bagaimana suatu hari, usai pertunjukan , seorang perempuan mendatanginya dengan berlinang air mata.

Perempuan itu mengakui dia ingin bunuh diri. Dalam enam bulan terakhir, kanker telah merenggut suami dan putranya. Sekarang dia pun divonis dengan penyakit serupa.

Namun, setelah mendengar cerita Swarner, wanita itu berubah pikiran.

“Dia berkata saya menyelamatkan hidupnya. Saya menangis lama setelahnya,” itulah cara Swarner menjawab pertanyaan tentang momen paling berkesan dalam penampilannya.

Untuk merehabilitasi penderita kanker, Swarner mendirikan Cancer Survivors Association, sebuah organisasi nirlaba.

Dia juga menceritakan kisahnya dalam bukunya yang penuh inspirasi, Keep Ascending, dan sekarang jadi pembicara yang memotivasi setiap sekolah, universitas, dan konferensi di seluruh dunia.

Kisah ini bukan tentang kekuatan atau dukungan manusia super. Ini soal keyakinan penuh pada diri sendiri dan kemungkinan tak terbatas Anda.

Orang-orang seperti Sean Swarner menginspirasi semua orang untuk bermimpi besar dan berjuang untuk hal yang mustahil.

“Anda harus belajar fokus pada hasil akhir. Singkirkan pikiran yang mengganggu tentang kemungkinan kekecewaan, karena di kepala Anda, Anda sudah mencapai tujuan itu," Sean Swarner meyakininya.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Kabar meninggalnya Daryono, kiper Badak Lampung FC, menjadi kabar duka sekaligus pukulan di tengah situasi yang tak menentu, Senin (9/11/2020). Mantan kiper Persija saat juara Liga 1 2018 itu meninggal pada usia 26 tahun. Pemuda kelahiran 5 Maret 1994 ini dikabarkan meninggal karena terserang demam berdarah (DBD). Daryono bukanlah sosok pertama, sebagai atlet sepak bola yang meninggal dunia dalam usia muda atau saat masih aktif berkarier. Berikut ini adalah 10 pemain Indonesia yang mati muda. Namun, demi mempersingkat pencatatan, daftar namanya dikerucutkan hanya setelah tahun 2000. Catatan lainnya, tak semua pemain dimasukkan kategori ini, sebab ada beberapa pemain Indonesia di luar negeri dan juga pemain yang asing di Indonesia.

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia) on

Berita Entertainment Lainnya:

Aksi Sosial Lepaskan Nick Kyrgios dari Jurang Depresi

Video Cabulnya Bocor di Internet, Striker Raksasa Artem Dzyuba Didrop dari Timnas Rusia

Source: championat.compurpose2play.com

RELATED STORIES

Pembalap Superbike asal Brasil Ini Tewas Usai Menabrak Dinding Pembatas Sirkuit Interlagos

Pembalap Superbike asal Brasil Ini Tewas Usai Menabrak Dinding Pembatas Sirkuit Interlagos

Pembalap Superbike asal Brasil, Matheus Barbosa, meregang nyawa setelah mengalami kecelakaan di Sirkuit Interlagos.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

PMSL SEA 2024 (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Esports

PMSL SEA Summer 2024: Deja Vu Pekan Pertama PMSL Spring Terjadi

Satu tim Indonesia Morph Team gagal lolos ke Super Sunday PMSL SEA Summer 2024.

Gangga Basudewa | 12 May, 05:09

Liga TopSkor

Garnier Men Liga TopSkor U-17: Diwarnai Empat Kartu Merah, Erlangga FA Tumbangkan Bina Sentra

Erlangga FA meraih tiga poin penting pada lanjutan pekan kesebelas Garnier Men Liga TopSkor U-17 2024.

Nizar Galang | 12 May, 03:25

Timnas u-20 Indonesia. (Hendy Andika/Skor.id)

Liga TopSkor

Banyak Alumni Liga TopSkor Berpeluang Tampil di Toulon Cup 2024 bersama Indonesia U-20

Ajang Toulon Cup edisi tahun ini akan digelar pada 3-16 Juni mendatang.

Sumargo Pangestu | 12 May, 03:06

Liga Inggris 2023-2024 dimulai sejak 11 Agustus 2023 lalu. (Zulhar Kurniawan/Skor.id).

Liga Inggris

Liga Inggris 2023-2024: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Berikut ini klasemen Liga Inggris 2023-2024, jadwal dan hasil per pekan serta profil klub lengkap.

Irfan Sudrajat | 12 May, 01:50

Laga big match di Liga Inggris, Manchester United vs Arsenal. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

5 Pertandingan Tak Terlupakan Manchester United vs Arsenal

Berikut ini 5 pertandingan tak terlupakan Manchester United vs Arsenal, termasuk momen pizzagate.

Pradipta Indra Kumara | 12 May, 00:13

Liga TopSkor

Liga TopSkor U-15: Kalahkan REMCI, Asiana Jaga Posisi Tiga Terbaik

Asiana SS meraih poin penuh pada lanjutan pekan kesepuluh Liga TopSkor U-15 2024, Sabtu (11/5/2024).

Nizar Galang | 11 May, 23:57

Sepak Bola ASEAN

World

Eks Pelatih PS Siak Kembali Tangani Timnas Timor Leste

Timnas Timor Leste mengumumkan pelatih anyar untuk memimpin skuad senior serta U-23, dan dia bukan wajah asing.

Teguh Kurniawan | 11 May, 21:59

Daftar pemain Madura United dan staf kepelatihan di Liga 1 2023-2024.

Liga 1

Madura United Senang Ada VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024

Pelatih Madura United, Mauricio Souza, percaya bahwa VAR akan membantu meningkatkan kualitas pertandingan dan meminimalisir kesalahan wasit.

Teguh Kurniawan | 11 May, 20:40

Shayne Pattynama - KAS Eupen

National

Shayne Pattynama Starter Lagi, KAS Eupen Tutup Musim dengan Kemenangan

KAS Eupen menang 2-0 atas RWD Molenbeek di Liga Belgia, Sabtu (11/5/2024), Shayne Pattynama main selama 75 menit.

Teguh Kurniawan | 11 May, 20:03

Seniman asal Oklahoma Zach Junker saat membuat mural di kandang OKC Thunder jelang playoff NBA. (Hendy AS/Skor.id)

Culture

Di Balik Karya Muralis OKC Thunder Zach Junker untuk Playoff NBA

Zach Junker memakai kapur dan cat untuk muralnya di kandang Oklahoma City Thunder.

Tri Cahyo Nugroho | 11 May, 16:50

Load More Articles