Skorpedia: Transformasi Sistem Poin Pertandingan Bulu Tangkis

Doddy Wiratama

Editor:

  • Usulan mengubah sistem poin pertandingan bulu tangkis belakangan menjadi omongan hangat jelang Rapat Umum Tahunan BWF pada 22 Mei 2021.
  • Sistem 11 poin x 5 gim disiapkan untuk menggantikan sistem 21 poin x 3 gim yang sudah dipakai secara resmi sejak Agustus 2006.
  • Sebelumya, permainan bulu tangkis juga sempat menggunakan sistem 15 poin x 3 gim dan 7 poin x 5 gim.

SKOR.id - Dalam sepekan terakhir, rencana terkait perubahan sistem poin pertandingan bulu tangkis menjadi bahan perbincangan hangat.

Pada Sabtu (3/4/2021), Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengumumkan sejumlah agenda yang akan dibahas dalam rapat umum tahunan pada 22 Mei 2021.

Selain pemilihan anggota dewan eksekutif BWF, rapat umum tahunan ke-82 itu juga digelar untuk membahas rencana perubahan sistem poin pertandingan bulu tangkis.

Asosiasi bulu tangkis Indonesia dan Maladewa, didukung oleh Badminton Asia, mengusulkan perubahan sistem dari 21 poin x 3 gim menjadi 11 poin x 5 gim.

Perubahan sistem penghitungan poin dalam pertandingan bulu tangkis sebenarnya bukanlah hal yang aneh. Setidaknya ada beberapa metode yang pernah dipakai.

Sistem 15 Poin x 3 Gim (1877-2005)

Dalam sejarah olahraga tepok bulu, sistem poin pertama diperkenalkan di British India pada 1877 dan tercatat resmi dalam buku aturan permainan.

Kala itu, permainan bulu tangkis menggunakan sistem 15 poin untuk nomor tunggal putra dan semua nomor ganda. Sedangkan nomor tunggal putri memakai sistem 11 poin.

Permainan juga masih memakai sistem pindah bola. Jadi, pemain baru bisa menambah angka setelah memenangi rally dengan kondisi memegang servis.

Dalam nomor ganda, pindah bola terjadi jika suatu pasangan kalah reli pada jatah servis pemain kedua atau second serve.

Sementara itu, jika dalam suatu gim kedudukan imbang 14-14 (atau 10-10 untuk tunggal putri), maka deuce akan diberlakukan.

Pemain yang pertama kali mencapai game point berhak menentukan kelanjutan permainan dalam gim tersebut.

Pemenang bisa ditentukan dengan pemain pertama yang bisa mencetak angka 17 (13 untuk nomor tunggal putri) atau dilanjutkan hanya sampai angka ke-15 (11 untuk tunggal putri).

Sistem best of three pun ditetapkan untuk menentukan pemenang laga. Jadi, pemain dinyatakan menang jika sudah merebut dua dari tiga gim yang dijadwalkan.

Sistem 7 Poin x 5 Gim (2002)

Memasuki 2002, otoritas bulu tangkis dunia mengubah sistem poin 15x3 karena dianggap memakan durasi yang sangat lama dan tak terprediksi. 

Maka digagaslah sistem 7 poin x 5 gim. Pemain dinyatakan memenangi laga jika telah merebut tiga dari lima gim yang ada.

Kala imbang 6-6 dalam sebuah gim, pemain yang pertama kali menyentuh angka enam dapat menentukan permainan bakal berakhir pada poin ketujuh atau kedelapan.

Sedangkan saat pertandingan pada kedudukan sama kuat 2-2, pemenang bakal ditentukan pada gim kelima.

Saat gim pamungkas berlangsung, pemain bakal bertukar tempat ketika salah satu dari mereka mencapai angka empat.

Pada setiap akhir gim, ada waktu jeda selama 90 detik yang bisa dimanfaatkan pelatih untuk memberi instruksi kepada pemain.

Meski demikian, sistem ini tak berlangsung lama mengingat masalah durasi tak sepenuhnya teratasi karena masih menetapkan pindah bola.

Sistem 7x5 ini terakhir kali dipakai saat bulu tangkis dimainkan pada ajang Commonwealth Games 2002 di Manchester, Inggris.

Sistem 21 Poin x 3 Gim (2006-Sekarang)

Setelah sistem 7x5 dianggap gagal menyederhanakan sistem 15x3, otoritas bulu tangkis dunia kembali bereksperimen.

Sistem 21 poin x 3 gim pun digagas dan diuji coba untuk semua nomor mulai Desember 2005. Durasi laga bisa terpangkas banyak lantaran pola pindah bola tak lagi dipakai.

Dalam sistem ini, pemain/pasangan dapat terus mencetak angka setelah memenangi reli tanpa harus pindah bola atau dalam istilah bulu tangkis dikenal dengan rally point.

Pemain harus mencapai angka 21 terlebih dahulu untuk memenangi sebuah gim. Jika skor imbang 20-20, maka gim dilanjutkan ke setting (istilah untuk deuce).

Setting berakhir jika salah satu pemain/pasangan sudah unggul dua angka dari sang lawan atau lebih dulu mencapai angka 30 saat kedudukan sama kuat 29-29.

Dalam sistem 21x3 ini juga dikenalkan interval, yakni masa jeda 60 detik saat salah satu pemain mencapai angka 11 dalam satu gim. Sedangkan jeda antargim bergulir 120 detik.

Pada gim ketiga, masa interval juga menjadi tanda untuk kedua pemain bertukar sisi lapangan.

Setelah diuji coba , sistem 21x3 akhirnya ditetapkan sebagai metode penghitungan poin pertandingan bulu tangkis resmi mulai Agustus 2006 dan terus dipakai hingga saat ini.

Sistem 11 Poin x 5 Gim (Rencana Terbaru)

Sistem ini pertama kali digagas BWF pada 2014 dan sudah diuji coba dalam sejumlah kesempatan termasuk level Grand Prix Gold maupun Premier Badminton League.

Sistem 11x5 dipercaya dapat membuat laga bulu tangkis jadi lebih intens dan menarik. Meski begitu, gagasan ini tak begitu saja diterima dan bisa diaplikasikan.

Pada 2018, penolakan disuarakan PBSI lantaran saat itu mepet dengan dimulainya periode kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 sehingga terlalu riskan melakukan perubahan sistem.

Menariknya, Indonesia pula yang membangkitkan ide sistem 11x5 untuk dibahas penerapannya pada rapat umum tahunan pada 22 Mei 2021.

Jika disetujui, sistem 11x5 ini akan diterapkan pada 2022 atau setelah Olimpiade Tokyo 2020 selesai digelar pada musim panas 2021 (tertunda setahun karena Covid-19). 

Dalam pemaparan pada laman BWF, sistem 11x5 ini diklaim memiliki sejumlah kelebihan dan pemangkasan durasi laga menjadi sorotan utama.

BWF belum menerangkan secara rinci soal sistem 11x5. Yang jelas, setiap gim bisa dimenangi dengan 11 poin dan memakai sistem best of five atau menang setelah merebut tiga gim.

Sistem rally point tampaknya juga masih akan diterapkan untuk menghemat durasi laga. Selain itu, masa setting akan terjadi saat kedudukan sama kuat 10-10.  

Setting berakhir jika salah satu pemain/pasangan mampu unggul dua angka dari sang lawan atau lebih dulu mencapai angka 15 saat kedudukan sama kuat 14-14.

Masa jeda interval pada setiap gim tampaknya bakal ditiadakan kecuali pada gim kelima saat pemain berpindah sisi lapangan ketika ada salah satu yang lebih dulu meraih angka enam.

Ikuti juga InstagramFacebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia)

Berita Bulu Tangkis Lainnya:

BWF Singgung Perubahan Skor 11x5, Ternyata Usulan dari Indonesia

Susy Susanti Menilai Format Perhitungan Poin 11x5 Tidak Menarik 

Source: bwfbadminton.comScroll.inbadminton-hub.weebly.com

RELATED STORIES

Pelatih Cina Bocorkan Kekuatan Fantastis Rival Marcus/Kevin

Pelatih Cina Bocorkan Kekuatan Fantastis Rival Marcus/Kevin

Pelatih timnas bulu tangkis Cina, Zhang Jun, mengklaim penampilan Twin Towers saat ini di atas ekspektasi.

Skorpedia: Sejarah Olahraga Kriket di Dunia dan Indonesia

Skorpedia: Sejarah Olahraga Kriket di Dunia dan Indonesia

Kriket pertama kali dimainkan di Hamspire, Inggris pada abad ke-16 dan dimainkan oleh Pangeran Edward.

BWF Gelar Voting Final Format Skor 5x11 Akhir Pekan Ini

BWF Gelar Voting Final Format Skor 5x11 Akhir Pekan Ini

Pemungutan suara terkait format skor 5x11 akan dilakukan saat pertemuan tahunan (BWF AGM), Sabtu (22/5/2021).

Skorpedia: World Transplant Games, Ajang Multievent bagi Penyintas Transplantasi

Skorpedia: World Transplant Games, Ajang Multievent bagi Penyintas Transplantasi

World Transplant Games merupakan ajang multievent bagi para atlet amatir yang pernah bersentuhan dengan transplantasi organ.

Skorpedia: Parkour, Berawal dari Misi Pribadi

Skorpedia: Parkour, Berawal dari Misi Pribadi

Parkour dikembangkan oleh David Belle dari Prancis sekitar 1988.

TRANSFORMASI POSISI: Nova Arianto, Muncul Jadi Striker tapi Melejit sebagai Bek Tengah

Semasa aktif bermain, asisten pelatih timnas Indonesia, Nova Arianto, pernah melakoni berbagai posisi.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Laga Persija vs Bali United Catatkan Rekor Penonton Terbanyak

Laga Persija vs Bali United yang digelar di JIS, Jakarta, Minggu (14/9/2025), dihadiri 29.389 penonton.

Arista Budiyono | 16 Sep, 10:35

Cover Black Steel.

Futsal

Black Steel Tak Lepas Semua Pemainnya ke Timnas Futsal Indonesia, FFI Ikut Aturan FIFA

Federasi Futsal Indonesia mengungkapkan Black Steel Papua tidak melepas dua pemainnya ke Timnas futsal Indonesia.

Taufani Rahmanda | 16 Sep, 10:31

Laptop ASUS

Esports

ASUS Dominasi Pasar Copilot dan PC di Indonesia

Industri laptop sudah memasuki fase baru yang ditandai dengan hadirnya laptop AI.

Gangga Basudewa | 16 Sep, 10:14

Gema gelaran Piala Presiden 2025 mendunia. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Piala Presiden 2026 Tanpa Klub Super League dan Championship

Piala Presiden 2026 direncanakan diikuti 64 klub daerah/amatir pada April-Mei 2026.

Rais Adnan | 16 Sep, 10:08

Ilustrasi pertandingan golf (Hendy AS/Skor.id).

Other Sports

Masuk Kalender Event Premium International Series, JAKIC 2025 Siap Digelar Oktober

Jakarta International Championship 2025 akan digelar di Damai Indah Golf PIK Course, Jakarta, pada 2-5 Oktober 2025.

Taufani Rahmanda | 16 Sep, 10:01

Indonesia Kings Laga 2025 atau IKL Fall 2025. (Honor of Kings)

Esports

Rekap IKL Fall 2025, Winstreak RRQ Putus

Vesakha Esports tampil luar biasa di Week 4 dengan meraih kemenangan penting atas RRQ.

Gangga Basudewa | 16 Sep, 09:56

Erick Thohir

National

Erick Thohir Ganti Ketua Komdis PSSI

Erick Thohir mengumumkan ada perubahan di empat komite PSSI, salah satunya dia tak lagi jadi Ketua Komite Wasit.

Rais Adnan | 16 Sep, 08:57

The International (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

TI 2025: Team Falcons Juara, Penonton Terus Meningkat

Team Falcons jadi juara The International 2025 yang memiliki jumlah penonton yang terus meningkat dari tahun sebelumnya.

Thoriq Az Zuhri | 16 Sep, 04:22

Roster Team Liquid ID untuk MPL ID Season 16. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Apa yang Salah dengan Team Liquid ID Musim Ini?

Musim ini, apa yang salah dengan Team Liquid ID? Padahal dua musim lalu mereka jadi juara MPL Indonesia.

Thoriq Az Zuhri | 16 Sep, 04:00

Liga Champions. (Hendy AS/Skor.id)

World

5 Fakta Unik Tim Liga Champions 2025-2026

Di Fase Liga Liga Champions 2025-2026, ada beberapa fakta soal tim-tim yang ikut serta. Apa saja?

Thoriq Az Zuhri | 16 Sep, 03:55

Load More Articles