SKOR.id - Ulsan HD FC resmi mengumumkan berakhirnya kerja sama mereka dengan pelatih kepala Shin Tae-yong.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh pihak klub melalui pernyataan resmi di akun sosial media Instagram mereka.
Kabar ini sekaligus menandai berakhirnya masa kepelatihan Shin di tim tersebut yang hanya bertahan selama kurang lebih dua bulan saja.
“Terima kasih kepada Coach Shin Tae-yong atas kerja kerasnya untuk tim selama ini. Kami akan selalu mendukungnya di masa depan,” tulis pihak klub dalam pengumuman resmi.
Sejak resm ditunjuk menjadi pelatih Ulsan HD, Shin Tae-yong tak kunjung mampu mengangkat performa tim asuhannya tersebut.
Laga pertama mulus dilalui dengan kemenangan saat menghadapi Jeju FC di Liga Korea, namun setelahnya performa anak asuh STY cs anjlok.
Tak hanya di kompetisi lokal, di ajang regional yakni AFC Champions League Elite, Ulsan HD juga tidak mampu berbuat banyak.
Ulsan HD hanya berhasil meraih satu kali kemenangan dan satu kali hasil imbang di babak grup AFC Champios League Elite.
Secara total dari 10 laga yang dipimpin oleh Shin Tae-yong, Ulsan HD hanya dua kali mengukir kemenangan, empat kali hasil imbang dan empat kekalahan.
Di kompetisi lokal, Ulsan HD kini bertengger di peringkat ke-10 dari 12 klub yang bermain di kasta utama Liga Korea dan terancam degradasi.
Dengan berakhirnya era Shin Tae-yong, Ulsan HD FC kini akan segera mencari sosok pelatih baru untuk memimpin tim menghadapi sisa musim kompetisi.
Mantan pelatih Timnas Indonsia itu sebelumnya datang menggantikan sosok Kim Pan-gon yang juga dipecat klub karena serentetan hasil buruk.
Padahal di tangan Kim Pan-gon, Ulsan HD dibawa menjadi juara liga utama Korea sebanyak tiga kali secara beruntun.
Masalah yang sama
Shin Tae-yong disebut gagal membangun hubungan yang sehat dan produktif dengan para pemainnya. Ketegangan internal, miskomunikasi taktis, dan minimnya dialog terbuka menjadi sorotan.
Para pemain merasa tidak didengar, sementara STY dinilai terlalu kaku dalam pendekatan kepelatihannya. Situasi ini menciptakan jurang yang makin lebar antara pelatih dan skuad, hingga akhirnya manajemen klub mengambil keputusan tegas.
Menariknya, problem komunikasi ini bukan hal baru dalam karier STY. Saat menangani Timnas Indonesia, Shin Tae-yong juga sempat menuai kritik serupa. Beberapa pemain dan pengurus PSSI mengeluhkan gaya komunikasi STY yang dianggap tidak adaptif terhadap kultur lokal. Ketegangan dengan federasi dan dinamika internal tim nasional akhirnya berujung pada pemecatannya.
Hal itu pernah diungkapkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dalam jumpa media pada 6 Januari 2025. Saat itu, PSSI mengambil keputusan mengakhiri hubungan kerja dengan Shin Tae-yong setelah melakukan evaluasi. Lebih detail Erick menyampaikan, pemberhentian Shin Tae-yong karena masalah komunikasi.
"Kami melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain, komunikasi yang lebih baik, dan implementasi program yang lebih baik untuk Timnas Indonesia," ujar Erick Thohir saat memberikan keterangan pers, Senin (6/1/2025).
Dua pemecatan, dua institusi berbeda, namun satu benang merah: komunikasi yang gagal. Dalam dunia sepak bola modern, kemampuan pelatih bukan hanya soal strategi dan taktik, tetapi juga soal membangun kepercayaan, menjalin dialog, dan menciptakan atmosfer kerja yang sehat. STY, dengan segala prestasinya, tampaknya belum berhasil menjawab tantangan itu.