SKOR.id - Serial Suporter kali ini membahas pendukung PSMS Medan dan slogan cadas mereka Ribak Sude.
PSMS Medan salah satu klub tradisional di Liga Indonesia. Mereka adalah klub yang cukup punya nama pada era Perserikatan sebagai wakil utama Sumatera.
Berdiri pada 21 April 1950, usia mereka telah 73 tahun pada 2023. Klub ini punya julukan populer Ayam Kinantan.
Namun pada medio 1950-an sampai 1970-an, The Killer adalah sebutan bagi PSMS Medan. Itu karena PSMS Medan adalah tim kuat pendobrak dominasi klub Perserikatan utamanya dari Jawa.
Gaya main keras ala PSMS Medan disebut dengan sepak bola rap-rap. Tetapi yang paling heroik adalah pekikak dua kata dari Bahasa Batak, Ribak Sude.
Dalam Bahasa Indonesia atau bahasa percakapan, Ribak Sude bisa diartikan serua untuk hajar terus, gas poll, atau hancurkan.

Hanya saja, seruan ini tak untuk hal negatif. Tetapi, sebuah kata seruan untuk menyemangati tim yang tanding dan suporter PSMS Medan pun memakainya.
Ribak Sude juga bukan hanya dipakai dominan pendukung Ayam Kinantan, tetapi komponen timnya juga memakainya.
Misal, kapten PSMS Medan atau pelatih tim ini dalam memberikan seruan ke timnya saat bertanding. Sebuah slogan pendek berbau seruan yang sangat khas jika membicarakan PSMS Medan.
Untuk ordo suporter PSMS Medan, mereka eksis terorganisasi sejak 2001. Itu ditandai lahirnya KAMPAK FC pada 17 Januari 2001.
KAMPAK FC kepanjangan dari Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan Fans Club. Mereka komunitas suporter pertama yang dimiliki PSMS Medan dibentuk oleh Riza Andriansyah dan Diki Anugerah.
Kemudian setelah itu, lahirlah kelompok suporter kedua PSMS Medan dengan nama SMeCK Hooligan. SMeCK itu singkatan dari Suporter Medan Cinta Kinantan).
Eksistensi SMeCK Hooligan sejak 30 September 2003. Setelah itu, lahir juga PFC atau PSMS Fans Club yang memiliki anggota cukup banyak seperti dua ordo suporter terdahulu.

PSMS Fans Club lahir pada Juli 2008. Kemudian setelah itu, lahir satu lagi komunitas fans PSMS Medan yang paling muda dengan nama La Curva 1950.
Hadirnya banyak komunitas atau kelompok suporter PSMS Medan ini tak membuat suasana menjadi tidak kondusif. Justru sebaliknya, PSMS Medan makin banyak dukungan dan koordinasi suporter makin mudah.
Selain empat kelompok suporter ini, ada ordo-ordo kecil yang tumbuh mendukung PSMS Medan. Artinya, kecintaan publik Medan dan Sumatera Utara pada umumnya pada PSMS Medan terus bertumbuh.
Sayangnya, PSMS Medan masih naik turun tak stabil di Liga Indonesia. Sempat promosi ke Liga 1, PSMS Medan turun kembali dan masih berkutat di Liga 2.