Sempat Galau, Mitchell Langerak Akui Kini Betah di Jepang

Mitchell Langerak baru saja meraih gelar pertamanya di Jepang bersama Nagoya Grampus.
Kiper asal Australia ini mengangkat trofi J.League YBC Levain Cup 2021.
Namun, pemain 33 tahun ini mengaku sempat galau ketika mendapat tawaran harus meninggalkan Eropa, tempat impiannya berkarier di lapangan hijau.

SKOR.id - Penjaga gawang Nagoya Grampus, Mitchell Langerak, mengaku pilihannya pindah ke Jepang adalah keputusan tepat.

Pemain kelahiran 22 Agustus 1988 ini memulai karier profesional di Melbourne pada 2007. Tiga tahun kemudian ia pindah ke Liga Jerman setelah dipinang Borussia Dortmund, sebelum membela Stuttgart.

Setelah tujuh tahun di Jerman, Mitchell Langerak menjajal kompetisi Spanyol dengan berlabuh di Levante. Namun dia tidak mendapat kesempatan main di sana hingga akhirnya tawaran dari Nagoya Grampus datang.

“Saya sangat terkejut saat tawaran dari Jepang (di akhir 2017). Saya antusias tapi sejujurnya, saya tidak begitu mengharapkannya di awal,” kata Mitchell Langerak.

“Main di Erpa adalah impian banyak pemain sepak bola. Saya melakukannya selama tujuh tahun di Jerman dan setahun di Spanyol, namun saya ingin melanjutkannya di Eropa selama lima atau enam tahun lagi.”

Di awal kedatangannya bermain di J.League, kondisi Nagoya Grampus tidak stabil. Mereka finis peringkat 15 dan 13 pada musim 2018 dan 2019.

Namun, mereka akhirnya meraih gelar pertama setelah satu dekade, dan pertama juga bagi Mitchell Langerak setelah tiga tahun membela Nagoya Grampus.

Tim besutan Massimo Ficcadenti ini mengangkat trofi J.League YBC Levain Cup 2021 usai mengalahkan Cerezo Osaka 2-0 pada partai final di Stadion Saitama 2002 bulan lalu.

“Meninggalkan Eropa adalah keputusan sangat sulit, tapi saya pikir saya membuat pilihan tepat. Ketika saya datang ke Jepang, saya belajar bahwa ini adalah negara yang luar biasa, Nagoya adalah kota yang luar biasa, dan Grampus adalah klub luar biasa,” kata pemain 33 tahun itu.

“Transfer ini adalah jawaban benar. Ini kota yang besar, klub yang besar, banyak fans, dan stadion luar biasa. Sekarang ini benar-benar terasa seperti di rumah.”