Sejarah Sepeda Lipat, Benar-benar Didesain Sesuai Kebutuhan

Tri Cahyo Nugroho

Editor:

  • Sejumlah pabrikan asal Inggris dan AS disebut-sebut menjadi pionir sepeda lipat.
  • Sepeda lipat pernah menjadi bagian penting dari militer di sejumlah negara.
  • Inovasi dan desain folding bike terus berkembang dengan pesat sejak era 1970-an.

SKORid - Popularitas dan perkembangan sepeda lipat relatif lambat sejak kali pertama diciptakan.

Belakangan popularitas folding bike naik drastis di Eroa, Asia, dan Amerika Serikat (AS), karena tuntutan masyarakat akan moda transportasi yang praktis dan ramah lingkungan. 

Saat ini, lebih dari 175 pabrik sepeda lipat tersebar di seluruh dunia dengan ratusan model yang diprediksi akan terus berkembang.

Berikut ringkasan sejarah sepeda lipat yang ternyata didesain benar-benar menyesuaikan kebutuhan penggunanya.

Cikal Bakal

Williams Grout asal Inggris kerap disebut sebagai penemu sepeda lipat pertama pada 1878.

Namun, karena hanya melipat ban depan dan rangka yang dilepaskan, banyak yang menilai desain Grout lebih cocok disebut sepeda portabel ketimbang lipat.

Desain sepeda yang benar-benar bisa dilipat pertama adalah ciptaan Emmit G. Latta. Penemu asal AS ini resmi dilansir pada 21 Februari 1888.

Sedangan sepeda lipat modern pertama diciptakan Michael B. Ryan yang dipatenkan di AS pada 26 Desember 1893 dan resmi dilansir pada 17 April 1894.

Faun Folding Cycle, perusahaan asal Inggris, memang bukan pembuat sepeda lipat pertama.

Tapi, desain William Crowe pada 1896 itu menjadi sepeda lipat pertama dengan setang yang bisa dilipat dan terintegrasi dengan rem. 

Mekanisme lipatan Faun ini - dua bagian besar disambungkan dengan sebuah engsel kuat di tengah - menjadi acuan banyak pabrikan sepeda lipat saat ini.

Kebutuhan Militer

Beberapa literatur juga menyebut sepeda lipat pertama ditemukan oleh militer Prancis. Pada 1892, pebisnis ambisius, Charles Morel, merancang sebuah sepeda lipat.

Setahun kemudian, Kapten Henry Gerard juga membayangkan pasukan AD Prancis bisa lebih mobil di segala medan dengan sepeda.

Morel lalu menawarkan konsep sepeda lipatnya kepada Gerard sembari menawarkan mekaniknya, Dulac, untuk menyempurnakan konsep itu.

Produksi pun dimulai pada 5 Oktober 1894. Setelah itu, bukan hanya militer Prancis yang memesan tapi juga Rumania dan Rusia.

Artikel di harian New York Times edisi 7 Februari 1897 menyebut, militer AS sudah menggunakan sepeda lipat buatan Dwyer Folding Bicycle Company. 

Birmingham Small Arms (BSA), perusahaan asal Inggris yang memproduksi senapan dan sepeda motor, juga membuat ribuan sepeda lipat untuk Perang Dunia I dan II.

Di AS, Columbia memproduksi sepeda lipat khusus militer pada 1942 yang dinamai Compax untuk pasukan payung mereka.

Compax tidak bisa sepenuhnya disebut sepeda lipat karena rangkanya terdiri dari dua bagian yang bisa dipisah.

Sepeda lipat digunakan untuk militer terakhir terlihat saat militer AS menggunakan Montague Paratrooper di Irak dan Afghanistan.

Inovasi Teknologi

Setelah tidak berkembang pada 1930 sampai 1950-an, di era 1960-an, sepeda lipat kembali diminati.

Salah satu yang menarik perhatian adalah sepeda lipat Moulton lansiran 1962. Desain modern dengan ban kecil Moulton ini menjadi inspirasi model sepeda lipat berikutnya.

Pabrikan asal Italia, Graziella, menjadi pionir rangka berbentuk huruf U pada 1964. Rangka rancangan Rinaldo Donzelli ini memengaruhi desain sepeda lipat era 1970-an.

Di era 1970-an, mungkin pabrikan sepeda yang paling terkenal adalah Raleigh Twenty buatan Inggris dan Selandia Baru, lewat model Stowaway pada 1971 hingga 1984.

Raleigh Twenty Folder lansiran 1974 menjadi sepeda lipat pertama yang menggunakan transmisi/gigi karena sudah mengaplikasi 3-speed hub dari Sturmey-Archer.

Bickerton Portable rancangan Harry Bickerton menjadi sepeda lipat pertama dengan rangka aluminium. Ringan, mudah dilipat, dan tidak memakan tempat menjadi ciri khas semua varian Bickerton Portable.

Era 1980-an

Era ini menjadi awal dari dua revolusi penting sepeda lipat. Pertama, Andrew Ritchie mulai memproduksi Brompton pada 1981 setelah mematenkan produknya pada 1979.

Pada masa overdemand seperti di Indonesia, harga Brompton bervariasi sekira Rp33 juta - Rp39,6 juta untuk model M6L Basic sampai Rp54,6 juta untuk M6R Flame Lacquer.

Yang membuat Brompton mahal adalah produksinya yang terbatas, dibuat oleh tangan manusia, ergonomis, serta bahan berkualitas (titanium sampai polyurethane).

Dikenal dengan empat tahapan lipat dengan rata-rata berat antara 9-12,5 kg (tergantung model), huruf atau angka dalam tiap varian menunjukkan teknologi yang diusungnya.

Model dengan kode M3R misalnya. Huruf M mengacu setang model klasik/tradisional (S= Sporty, P= tinggi-rendah bisa diatur, H= posisi lebih tinggi).

Angka 3 adalah jumlah gigi pada sistem transmisi. Adapun huruf R mengacu adanya rak belakang dan sepatbor.

Sedangkan huruf X pada model M3R-X mengacu pada bahan titanium yang digunakan untuk beberapa komponen.

Revolusi kedua adalah Dahon. Pada 1982, Dr. David T. Hon, ahli fisika asal AS kelahiran Hong Kong, mulai memproduksi Dahon. Varian pertama yang simpel dinamai Da Bike.

Dahon dan Brompton masih menjadi merk sepeda lipat paling terkenal hingga kini.

Dahon sendiri menjadi pabrikan sepeda lipat terbesar di dunia. Pada 2006, dua per tiga pasar sepeda lipat dunia dikuasai Dahon.

Duet ayah-anak, Harry dan David Montague, mendirikan Montague Bikes di AS, pada 1987. Mereka memproduksi sepeda lipat dengan ban standar yang populer hingga kini.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Terkait Sepeda Lainnya:

Pelatih Persib dan Manajemen Bersepeda Jajal Jalur Perbukitan Bandung

Jadwal UEFA Euro dan Tour de France 2021 Bentrok, Denmark Putar Otak

UAE Team Emirates Andalkan Pembalap Sepeda Debutan di Tour de France 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Source: foldingcyclist.combsamuseum.wordpress.com

RELATED STORIES

PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride Kumpulkan Rp 300 Juta untuk Lawan Pandemi Covid-19

PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride Kumpulkan Rp 300 Juta untuk Lawan Pandemi Covid-19

PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride sukses digelar pada 20-23 Agustus 2020 dan diikuti 3.000 pencinta sepeda.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

pb persani kirim wakil ke parkour world cup 2024

Other Sports

Indonesia Kirim Perwakilan ke Parkour World Cup 2024 di Prancis

Untuk kali pertama, Indonesia akan berpartisipasi dalam single event parkour terbesar di bawah bendera FIG, yakni Parkour World Cup 2024.

Teguh Kurniawan | 06 May, 17:45

Jersey kandang-tandang Corinthians 2024-2025 memiliki makna sangat dalam. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Culture

Corinthians Melawan Rasisme lewat Jersey 2024-2025 dari Nike

Tak kurang 41 persen pemain di liga utama sepak bola Brasil mengalami perlakuan berbau rasisme.

Tri Cahyo Nugroho | 06 May, 16:23

Stres berlebihan sangat memengaruhi kadar gula dalam darah dan memicu penyakit lain seperti diabetes tipe 2. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Culture

Bagaimana Stres Pengaruhi Glukosa Darah dengan 3 Konsekuensi Serius yang Harus Diperhatikan

Stres tak hanya mengubah kadar glukosa, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Tri Cahyo Nugroho | 06 May, 15:38

Mural Pele di Kota Santos karya seniman jalanan Brasil (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Art

Mural Pele di Santos Terinspirasi dari Foto Ikonik Tahun 1976

Seni jalanan Santos di area pelabuhan dibuat oleh Eduardo Kobra, Strikerfeno, dan Jack Lack.

Kunta Bayu Waskita | 06 May, 15:33

Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump

Formula 1

McLaren Buka Suara tentang Kontroversi Kehadiran Donald Trump di F1 GP Miami 2024

Kehadiran Donald Trump di garasi tim McLaren saat penyelenggaraan F1 GP Miami 2024 menimbulkan kontroversi.

Arin Nabila | 06 May, 15:09

The Roast of Tom Brady mengungkap sisi pribadi mantan bintang NFL dalam kemasan komedi. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Culture

Gisele Bundchen Jadi Bahan Lelucon di The Roast of Tom Brady

Acara eksklusif bergenre komedi olahraga di Netflix itu menghadirkan mantan bintang NFL Tom Brady.

Tri Cahyo Nugroho | 06 May, 15:08

Irina Voronkova at Proliga 2024

Other Sports

Rekap Pekan 2 Proliga 2024: Jakarta Popsivo Polwan Belum Tersentuh Kekalahan

Jakarta Popsivo Polwan jadi satu-satunya tim voli yang belum menelan kekalahan hingga pekan kedua Proliga 2024 bergulir.

Doddy Wiratama | 06 May, 14:56

pemain indonesia di eropa

National

Rapor Pemain Indonesia di Eropa: Lima Nama Main, Thom Haye dan Jay Idzes Tampil Penuh

Lima pemain di Belanda, tiga pada Belgia, satu di Inggris, dan satu Italia, pada periode awal Mei 2024.

Nizar Galang | 06 May, 14:48

Djembe, alat musik pukul khas Afrika yang berasal dari Guinea (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Music

Mengenal Djembe, Kendang asal Guinea yang Kerap Dibawa Suporter Afrika

Djembe pertama kali dibuat pada abad ke-12 di wilayah cikal bakal negara Guinea.

Kunta Bayu Waskita | 06 May, 14:16

Pelatih Crystal Palace, Oliver Glsaner. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Crystal Palace Asuhan Oliver Glasner, Ancaman Serius Manchester United

Oliver Glasner berhasil membawa Crystal Palace tidak terkalahkan dalam empat laga terakhir, termasuk menang atas Liverpool.

Irfan Sudrajat | 06 May, 13:34

Load More Articles