Mengulik di Balik Lagu Liga Champions yang Ikonik

Rais Adnan

Editor: Rais Adnan

Liga Champions. (Hendy AS/Skor.id)
Laga terbaik Liga Champions musim ini, salah satunya Barcelona vs Inter Milan. (Hendy AS/Skor.id)
  • Menjadi kompetisi antarklub teratas di Eropa, Liga Champions memiliki banyak penonton di seluruh dunia.
  • Maka itu, anthem Liga Champions juga sudah begitu familiar di telinga pencinta sepak bola dunia.
  • Anthem Liga Champions dibuat oleh komposer asal Inggris, Tony Britten, pada 1992. 

SKOR.id - Anthem Liga Champions saat ini sudah begitu familiar di telinga para pencinta sepak bola dunia. Bagaimana tidak, lagu tersebut selalu diputar setiap sebelum dimulainya pertandingan.

Bahkan, bagi televisi yang menyiarkan pertandingan, lagu itu diputar pada awal dan akhir laga. Maka itu, tak heran lagu ini sudah menjadi salah satu ikon kompetisi antarklub teratas di Eropa tersebut.

Lantas, seperti apa latar belakang pembuatan lagu Liga Champions tersebut? Berikut paparannya.

Penulis lagu

Anthem Liga Champions ditulis oleh komposer asal Inggris, Tony Britten. Ia adalah lulusan dari Royal College of Music, salah satu universitas musik yang terletak di London yang didirikan sejak 1882.

Pada tahun pertama kariernya, dia banyak mencurahkan karyanya di dunia teater sebagai sutradara musik, termasuk bekerja untuk Cameron Mackintosh sebagai pengawas musik di berbagai pertunjukan. Di antaranya Godspell, The Rocky Horror Show, dan Oliver!

Setelah itu, ia mendapatkan pekerjaan di Teater Nasional di London sebagai pengarang/sutradara musik. Kemudian, kariernya berlanjut ke dunia film dan televisi sebagai konduktor pada produksi seperti Robocop.

Proses penciptaan lagu

Pada tahun 1991, UEFA menginstruksikan partner komersial mereka Television Event and Media Marketing (TEAM) untuk mengembangkan cara baru dari merek European Cup (yang mana akhirnya berganti nama menjadi UEFA Champions League pada 1992). Proses ini menghasilkan di antaranya anthem Liga Champions, bersamaan dengan logo bintang yang berbentuk bola dan warnanya yang khas.

Pilihan akhirnya jatuh kepada Tony Britten, untuk menggarap lagu ini. Britten pun mengungkapkan, bahwa menulis lagu untuk Liga Champions adalah pekerjaan sampingan baginya yang memang ketika itu sudah bekerja sebagai penulis lagu untuk musik iklan di televisi.

Ia mengakui mendapatkan tawaran tersebut dari salah satu agen komersial. Hingga akhirnya, setelah menerima tawaran tersebut ia mengumpulkan berbagai bahan serta ide.

Menurutnya, ketika itu UEFA ingin ada sesuatu yang baru yang bisa menggambarkan bahwa kompetisi antarklub Eropa adalah sesuatu yang terbaik dan berbeda dari sepak bola yang sudah ada sebelumnya. Apalagi, ketika itu Hooliganisme menjadi salah satu masalah besar di seluruh Eropa. Maka itu, UEFA merasa harus memiliki lagu kebangsaan (anthem) untuk kompetisi mereka.

Kenapa musik klasik yang dipilih? Britten menjelaskan, itu tidak terlepas dari Piala Dunia 1990 di Italia yang lagu temanya dinyanyikan oleh The Three Tenors yang membuat musik klasik makin populer ketika itu. Makanya ia memilih musik klasik sebagai genre anthem Liga Champions.

Karena ini adalah sesuatu yang baru, Britten mengatakan, ketika itu UEFA sebenarnya tidak terlalu yakin dengan apa yang diinginkan mereka. Oleh sebab itu dia mengumpulkan playlist lagu-lagu klasik, sehingga perwakilan dari UEFA dapat memilih apa yang mungkin mereka sukai.

Dari situ, para pejabat teras UEFA ternyata menyukai sound dari Zadok The Priest karya George Friedrich Handel (komposer berdarah Jerman-Inggris) untuk penobatan Raja George II pada 1727.

Dalam penggarapan musiknya, Britten memutuskan untuk membuatnya di sebuah studio di Islington dengan menggunakan paduan suara dari Akademi St. Martin dan Royal Philharmonic Orchestra.

"Ada yang bilang lagunya diambil dari Handel, padahal bukan," kata Tony Britten.

"Itu hanya frase string bait pertama dan sisanya adalah (hasil tulisan) saya,” Tony Britten menegaskan.

Britten menambahkan, dia sempat meminta kepada para pejabat UEFA terkait dengan kata-kata atau lirik yang dipilih. Namun ternyata, para pejabat UEFA itu tidak memiliki ide untuk lirik dan hanya ingin lagu ini diterjemahkan dalam tiga bahasa resmi UEFA yaitu Inggris, Jerman, dan Prancis.

"Jadi, saya datang dengan satu set superlatif. 'Yang terhebat', 'yang terbaik', ‘para jagoan’, 'acara utama', 'sang juara' dan diterjemahkan di antara bahasa-bahasa itu,” katanya.

"Semuanya menyatu dalam hitungan minggu dan proses penulisan yang sebenarnya hanya dalam hitungan hari,” ia menambahkan.

Dan akhirnya, terciptalah anthem Liga Champions yang berdurasi 3 menit, yang kita dengar saat ini.

Lirik lagu

Ce sont les meilleures équipes

Sie sind die allerbesten Mannschaften

The main event

Die Meister

Die Besten

Les grandes équipes

The champions

Une grande réunion

Eine große sportliche Veranstaltung

The main event

Ils sont les meilleurs

Sie sind die Besten

These are the champions

Die Meister

Die Besten

Les grandes équipes

The champions

Source: WikipediaBBC

RELATED STORIES

7 Lagu Latin Asyik Favorit Neymar, Dengarkan dan Segarkan Playlist Lagumu

7 Lagu Latin Asyik Favorit Neymar, Dengarkan dan Segarkan Playlist Lagumu

Lagu latin adalah bagian dari gaya hidup Neymar, dan selera sang pemain bisa menyegarkan playlist musik yang anda miliki.

Battle For Glory, Lagu Resmi untuk Grand Final PMGC 2020

Battle For Glory, Lagu Resmi untuk Grand Final PMGC 2020

Sekilas potongan dari lagu Battle for Glory sudah diunggah ke dalam akun sosial media dari PUBG Mobile.

AC Milan X The Rolling Stones - Kolaborasi Musik dan Sepak Bola

Kolaborasi unik dilakukan AC Milan dengan The Rolling Stones, sebuah kolaborasi sepak bola dengan musik.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

cover reza arya pratama.jpg

Timnas Indonesia

Pulang dari Timnas Indonesia, Kiper PSM Dapat Ilmu dari Maarten Paes dan Emil Audero

Kiper PSM, Reza Arya Pratama, mengungkapkan ilmu yang didapatkannya dari Maarten Paes dan Emil Audero.

Rais Adnan | 17 Jun, 12:28

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia kategori putra, Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Persaingan Menghindari Degradasi dan Lolos Playoffs Elite 8 Pro Futsal League 2024-2025

Kuda Laut Nusantara FC dan Halus FC masih mungkin terdegradasi sekaligus lolos ke Playoffs Elite 8 Pro Futsal League 2024-2025.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 11:49

Sepak Bola ASEAN (Dede Mauladi/Skor.id)

World

Dua Klub Asing Ikuti Liga Malaysia 2025-2026, Ada dari Korea Selatan

Dua kasta kompetisi Liga Malaysia musim 2025-2026 bakal lebih berwarna lantaran ada dua klub asing yang berpartisipasi.

Rais Adnan | 17 Jun, 11:39

Menpora Dito Ariotedjo.

Esports

Menpora Sanjung Euforia Grand Final MPL ID Season 15

Dito Ariotedjo menyebut suasana di Grand Final MPL ID Season 15 mirip dengan olahraga lain seperti sepak bola dan bulu tangkis.

Gangga Basudewa | 17 Jun, 10:25

eLigue 1 Tour. (FC Mobile)

Esports

Ligue 1 dan FC Mobile Buat Kompetisi Resmi di Indonesia Bertajuk eLigue 1 Tour

Turnamen ini didedikasikan bagi komunitas pemain FC Mobile di seluruh Indonesia.

Gangga Basudewa | 17 Jun, 10:13

Arema FC.jpg

Liga 1

Anggap Serius Piala Presiden 2025, Arema FC Ingin Pertahankan Gelar Juara

Arema FC sudah memulai latihan bersama atau tim sebagai persiapan Piala Presiden 2025 mulai Senin (16/6/2025).

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 10:07

Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Other Sports

PON Bela Diri Akan Digelar untuk Pertama Kalinya, KONI Gandeng Djarum Foundation

PON Bela Diri 2025 mempertandingkan 10 cabang olahraga bela diri di GOR Djarum Kaliputu, Kudus, pada Oktober mendatang.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 08:48

Asisten pelatih Timnas Indonesia, Denny Landzaat. (Grafis: Skor.id)

Timnas Indonesia

Ingin Cetak Sejarah bersama Timnas Indonesia, Denny Landzaat Tolak Ajax

Asisten pelatih Timnas Indonesia, Denny Landzaat, menegaskan komitmennya bersama skuad Garuda.

Rais Adnan | 17 Jun, 08:46

Timnas putri U-19 Myanmar vs Timnas putri U-19 Indonesia pada perebutan peringkat ketiga Piala AFF Wanita U-19 2025 atau ASEAN U-19 Girls Championship 2025 di Vietnam pada 18 Juni 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

Prediksi dan Link Live Streaming Myanmar vs Indonesia di Piala AFF Wanita U-19 2025

Kedua tim mirip jelang perebutan peringkat ketiga ASEAN U-19 Girls Championship 2025, Rabu (18/6/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 17 Jun, 07:56

12 Alumni Liga TopSkor di Timnas U-23 Indonesia.

Liga TopSkor

Belasan Alumni Liga TopSkor Ikuti TC Timnas U-23 Indonesia

Total 12 Alumni Liga TopSkor akan menjadi bagian dalam pemusatan latihan Timnas U-23 Indonesia untuk persiapan berlaga di Piala AFF U-23 2025.

Nizar Galang | 17 Jun, 07:40

Load More Articles