Mengapa Remaja Jepang Sangat Hebat Main Skateboard

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Skater belia Jepang Coco Yoshizawa, 14 tahun, menujukkan kelasnya saat merebut emas nomor women's street cabang olahraga skateboarding Olimpiade Paris 2024. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)
Skater belia Jepang Coco Yoshizawa, 14 tahun, menujukkan kelasnya saat merebut emas nomor women's street cabang olahraga skateboarding Olimpiade Paris 2024. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

SKOR.id – Dengan rata-rata populasi tertua di dunia, jalan-jalan kota yang bersih dan memiliki reputasi nasional dalam mematuhi peraturan, Jepang bisa jadi takkan langsung menjadi surga bagi para skater (sebutan untuk pemain seluncur papan/skateboarding).

Namun, seperti yang kembali terjadi pada pekan lalu di Place de la Concorde, Paris, Prancis, ketika berbicara tentang skating wanita, remaja putri Jepang lagi-lagi tampil menggila.

Untuk Olimpiade kedua berturut-turut, Tim Jepang mendominasi nomor street – dan tidak mustahil akan melakukan hal yang sama di kategori taman yang bakal dimulai Selasa (6/8/2024) awal pekan depan.

Lompatan terlambat Coco Yoshizawa yang baru berusia 14 tahun membantunya mengalahkan rekan senegaranya Liz Akama, 15, untuk meraih medali emas nomor women’s street pada Minggu (28/7/2024) pekan lalu. 

Di final, usai tertinggal dari Akama di run 2 (86,80 berbanding 89,26), Yoshizawa menghentak di trick 4 dan 5 untuk mengungguli kompatriotnya dengan mengoleksi total skor 272,75 (Akama 265,95) sekaligus memastikan dirinya sebagai juara Olimpiade Paris.

Sehari berselang, skater Jepang  Yuto Horigame berhasil mempertahankan gelar juara Olimpiade nomor men’s street dengan skor hampir sempurna. Atlet berusia 25 tahun itu mengalahkan Jagger Eaton dan Nyjah Huston, dua skater negara asal skateboarding, Amerika Serikat. 

Horigame dan tim Jepang telah lama disebut-sebut sebagai favorit cabang olahraga skateboarding Olimpiade Paris setelah debut epik olahraga tersebut di kandang mereka di Olimpiade Tokyo 2020, tiga tahun lalu (digelar 2021 karena pandemi Covid-19).

Pada saat itu, Momoji Nishiya masih berusia 13 tahun, memikat publik Jepang yang menyaksikannya melompati para pesaingnya untuk memenangi medali emas nomor women’s street perdana di Ariake Urban Sports Park. 

Sakura Yosozumi yang saat itu berusia 19 tahun, dan Kokona Hiraki, yang kala itu masih 12 tahun, menduduki dua podium teratas nomor women’s park di Tokyo 2020. Sky Brown dari Inggris, yang saat itu berusia 13 tahun, mengumpulkan perunggu. Brown juga kebetulan setengah Jepang. 

Hiraki – peraih medali Olimpiade termuda sejak tahun 1936 – mengungkapkan, karena tidak ada batasan usia untuk bermain skateboard di Olimpiade, anak muda mana pun dapat berkompetisi. 

Hiraki yang akan kembali turun di Paris 2024 untuk nomor women’s park menambahkan, ada banyak skater muda di Olimpiade dan semakin banyak skater bagus setiap tahunnya. 

“Saya berkompetisi lagi kali ini, jadi saya ingin menikmatinya, dan saya ingin orang-orang melihat betapa keren dan menyenangkannya bermain skateboard,” ucapnya.

Boks data Jepang kuasai skateboard - Rahmat Ari Hidayat Skor.id.jfif
Jepang masih mendominasi cabor skateboarding di dua Olimpiade terakhir kendati Paris 2024 masih berlangsung. Di Paris 2024, Coco Yoshizawa (foto kiri) dan Yuto Horigome sudah merebut emas. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Mengapa para remaja belia Jepang mampu begitu mendominasi skateboard, khususnya wanita? Pertanyaan di atas akan dibahas dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.) 

Jumlah Skater Meningkat karena Skatepark Tumbuh Pesat 

Bangkitnya pemain skateboard Jepang merupakan hal yang mengejutkan di negara yang biasanya tidak menyukai demonstrasi publik atas olahraga ini. 

Di Jepang, bermain skateboard di area sibuk dilarang oleh undang-undang. Karena terbatas hanya boleh dimainkan di taman skate, sulit bagi calon skater untuk meningkatkan skill karena dilarang berlatih di area umum.

Hal ini ditambah dengan masalah populasi penuaan di negara tersebut – setelah angka kelahiran di Jepang mencapai rekor terendah pada tahun 2023 – yang akan menyebabkan sebagian besar olahraga mengalami kehancuran besar-besaran.

Namun keikutsertaan dalam Olimpiade telah meningkatkan keterpaparan dan sumber daya kaum muda. Menurut Japan Skatepark Association, jumlah skatepark di negara itu sejak 2021 meningkat hampir dua kali lipat menjadi 475. 

Setelah perolehan medali mengesankan lainnya, masih ada ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut. 

“Di masa lalu, Jepang tertinggal sekitar 10 hingga 15 tahun dari AS dalam hal keterampilan (skateboarding),” kata skater Jepang Junnosuke Yonesaka, yang telah menjadi wajah dunia skating di negara ini sejak tahun 1990-an. 

“Tetapi jumlah skatepark meningkat pesat sejak tahun 2000-an. Sekarang terdapat lebih banyak taman dengan bagian yang mirip dengan kompetisi resmi, dengan (landai) yang tinggi dan pegangan tangan yang panjang, menciptakan lingkungan dengan para skater dapat secara teratur melatih keterampilan yang sulit sejak usia muda. 

“Saya yakin hal ini menyebabkan (tim Jepang) memperoleh keterampilan sulit yang menghasilkan skor lebih tinggi.”

Usia Skater Cenderung Makin Muda

Selain Jepang, olahraga skateboard wanita di kedua kategori tersebut didominasi oleh atlet remaja. Perunggu nomor women’s street Paris 2024 jatuh ke tangan skater populer Brasil Rayssa Leal, 16 tahun. Pada Olimpiade Tokyo, Leal menjadi peraih medali Olimpiade termuda bagi negaranya. Sementara, skater berusia 14 tahun Cui Chenxi dari Cina nyaris tertinggal di tempat keempat. 

Di nomor women’s street mendatang, Zhang Haohao dari Cina yang berusia 11 tahun akan menjadi atlet Olimpiade termuda di Paris 2024, atlet Olimpiade termuda di Cina, dan atlet Olimpiade termuda kedua yang pernah tercatat.

Pesaing muda lainnya termasuk anak ajaib berusia 10 tahun dari Filipina, Mazel Paris Alegado, yang tampil di Asian Games tahun lalu, dan Arisa Trew dari Australia berusia 14 tahun, yang triknya telah memecahkan rekor dunia. 

Namun yang paling penting, Hiraki – yang akan berusia 16 tahun bulan depan – menegaskan kembali bahwa skateboard tidak boleh melupakan alasan utama keberadaannya: budaya. 

RELATED STORIES

Mengapa Olimpiade Penting untuk Terus Digelar

Mengapa Olimpiade Penting untuk Terus Digelar

Olimpiade adalah ajang empat tahunan yang telah digelar sejak 1896 dan menjadi event puncak yang dijadikan tujuan para atlet karena sangat bergengsi.

Mengapa Olahraga Balap Tidak Ada di Olimpiade

Balapan pernah dua kali dilombakan di Olimpiade namun tidak terlalu menggema.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Cover IESF. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Timnas MLBB Putri Back to Back Juara IESF WEC 2025

Timnas MLBB Women’s Indonesia meraih kemenangan telak 3-0 atas Kamboja.

Gangga Basudewa | 07 Dec, 03:47

Lionel Messi akan membela Inter Miami di Piala Dunia Antarklub 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Messi Bawa Inter Miami Juara MLS Cup 2025, 2 Legenda Pensiun

Gelaran MLS Cup 2025 berakhir dengan Inter Miami jadi juara dan Lionel Messi terpilih jadi MVP alias Pemain Terbaik.

Thoriq Az Zuhri | 07 Dec, 02:43

Pemain Timnas Indonesia di Sassuolo, Jay Idzes. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

National

Jay Idzes Gemilang dan Menang, Justin Hubner Kartu Merah

Dua hasil berbeda diraih dua pemain asal Indonesia, Jay Idzes dan Justin Hubner, pada laga di klub masing-masing malam tadi.

Thoriq Az Zuhri | 06 Dec, 23:36

PMGC 2025. (PUBG Mobile)

Esports

Peluang Besar Alter Ego Ares Lolos Grand Final PMCG 2025

Lolos ke grand final turnamen PUBG Mobile dunia, PMGC 2025, bukan lagi mimpi bagi Alter Ego Ares yang kini punya peluang besar.

Thoriq Az Zuhri | 06 Dec, 23:16

Liverpool kalah dari PSV di Liga Champions. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

Liga Inggris

5 Catatan Buruk Liverpool era Arne Slot Musim Ini

Musim ini, Liverpool asuhan Arne Slot tampak sangat buruk di atas kertas dibandingkan musim lalu, apa saja catatan buruknya?

Thoriq Az Zuhri | 06 Dec, 23:09

Gelandang serang Barcelona, Ferran Torres. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

La Liga

5 Fakta Hat-trick Ferran Torres saat Barcelona Bantai Betis

Barcelona berhasil menang besar lawan Real Betis dalam laga La Liga, dengan Ferran Torres berhasil mencatat hat-trick.

Thoriq Az Zuhri | 06 Dec, 22:47

Cover SEA Games 2025 Thailand. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Badminton

Lineup Tim Bulu Tangkis Putri Indonesia vs Myanmar, Merah Putih Optimistis ke Semifinal

Tim bulu tangkis putri Indonesia mengawali nomor beregu SEA Games 2025 dengan menghadapi Myanmar, Minggu (7/12/2025).

Teguh Kurniawan | 06 Dec, 22:29

Skuad Inter Milan musim ini. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga Italia

Inter Milan Bantai Como: Fabregas Bangga, Chivu Tak Puas

Reaksi berkebalikan justru terjadi dari kedua pelatih saat Inter Milan membantai Como empat gol tanpa balas di Liga Italia.

Thoriq Az Zuhri | 06 Dec, 22:01

PUBG Mobile Global Championship atau PMGC (Yusuf/Skor.id)

Esports

PUBG Mobile PMGC 2025: Hasil, Jadwal, dan Klasemen Lengkap

PMGC 2025 alias PUBG Mobile Global Championship dimulai, berikut ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkapnya.

Thoriq Az Zuhri | 06 Dec, 21:39

Timnas Putri Indonesia.

Timnas Indonesia

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas Putri Indonesia vs Singapura di SEA Games 2025

Timnas Putri Indonesia siap melakoni laga hidup-mati di fase grup sepak bola putri SEA Games 2025 melawan Singapura.

Teguh Kurniawan | 06 Dec, 20:25

Load More Articles