Mengapa Pemain Esports Sering Pensiun di Usia Muda

Thoriq Az Zuhri

Editor: Thoriq Az Zuhri

Ilustrasi pemain profesional esports pensiun di usia muda. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)
Ilustrasi pemain profesional esports pensiun di usia muda. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

SKOR.id - Mengapa pemain profesional esports kerap pensiun di usia yang masih sangat muda?

Bagi pesepak bola, usia 30 tahun dianggap sebagai batas wajar pemain memasuki usia senja sebagai pemain profesional.

Hal serupa terjadi di olahraga-olahraga fisik yang lain, meski tak jarang ada pemain yang bisa melampaui batas kewajaran, tetapi tak banyak.

Pemandangan sangat berbeda terjadi di dunia profesional esports, di berbagai skena esports yang dipertandingkan di dunia.

Usia 25 tahun dianggap sudah sangat "tua" bagi seorang pemain esports, dengan puncak karier mereka justru terjadi sebelum usia 20 atau usia 20-an awal.

Mengapa atlet esports yang aktivitas fisiknya kebanyakan terbatas hanya melompat-lompat saat meraih kemenangan kebanyakan pensiun sangat dini?

Artikel Skor Special ini coba membahas hal tersebut.

(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

1. Mulai Lebih Awal, Selesai Lebih Awal

Di esports, seseorang bisa menjadi pemain profesional sedini mungkin, biasanya hanya terganjal regulasi soal usia dari turnamen atau undang-undang setempat.

Victor “Lil Poison” De Leon III misalnya, ia adalah pemegang rekor dunia pemain esports termuda. Usianya? Dia berusia empat tahun kala pertama kali ikut turnamen Halo dan berusia enam tahun saat pertama kali menandatangani kontrak profesional.

Di dunia esports, tak ada masalah fisik yang harus ditunggu untuk berkembang untuk bisa jadi pemain pro, tak seperti di olahraga fisik kebanyakan, hal ini membuat pemain bisa memulai karier mereka lebih dini.

Masalahnya, latihan terus menerus, kebosanan, masalah mental, dan hal-hal lain juga kerap melanda para pemain ini, yang membuat mereka biasanya sudah "habis" di usia 25 tahun.

2. Melambat Secara Alami

Hal yang tak bisa dipungkiri adalah, semakin tua, kesehatan dan fisik seorang pemain semakin menurun.

Padahal di dunia esports, reflek cepat, koordinasi mata dan tangan, serta kondisi tangan yang prima menjadi kunci utama mereka untuk berkompetisi, hal-hal yang semakin menghilang seiring bertambahnya usia.

Permainan esports membutuhkan lebih banyak pengambian keputusan dalam tempo sepersekian detik dibandingkan olahraga-olahraga lain.

Semakin lambat menencet tombol saat bermain, semakin dekat pula waktu sang pemain untuk pensiun dari skena pro esports yang ia ikuti.

Selain itu, game juga terus berkembang, pemain "tua" biasanya akan sulit beradaptasi, tak secepat para pemain muda.

3. Cedera

Pemain biasanya menghabiskan banyak sekali waktu untuk berlatih, entah di depan komputer, konsol, maupun perangkat mobile mereka.

Hal ini kadang membuat pemain kekurangan aktivitas fisik, dan kadang membuat mereka mendapatkan berbagai cedera, seperti cedera mata, tangan, pinggang, punggung, dan yang lain.

Cedera yang paling fatal dan kerap didapatkan pemain esports adalah cedera pergelangan tangan.

4. Masalah Kesehatan

Selain cedera, masalah kesehatan karena gaya hidup juga kerap menjadi batu sandungan.

Pemain esports yang tak kerap berolahraga fisik dan menjaga pola makan biasanya akan mendapat berbagai masalah kesehatan.

Ditambah stres dan tekanan dari menjadi pemain pro, beberapa pemain memutuskan pensiun untuk menjaga kesehatan mereka.

Kini, sudah semakin banyak tim-tim esports yang memiliki pelatih fisik, sports scientist, hingga psikolog untuk membantu mengurangi masalah-masalah ini.

Tak hanya pemain esports, semua orang yang kerap begadang, memiliki pola makan buruk, dan punya tekanan serta stres berat pasti akan mengalami masalah kesehatan serupa.

5. Memang Kalah Saing

Selain masalah-masalah di atas, pemain pro juga bisa kalah bersaing dengan pemain-pemain muda yang lebih lapar, lebih jago, serta tak kenal takut.

Hal ini secara alami akan membuat para pemain-pemain "tua" dipaksa untuk pensiun.

Selain itu, semakin tua dan semakin kesulitan mendapatkan gelar juara, pemasukan yang tak seberapa membuat para pemain kerap memutuskan untuk menyudahi karier mereka di dunia esports.

6. Karier Lain Lebih Menjanjikan

Satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka. Pemain bisa saja memutuskan pensiun karena melihat ada peluang baginya di tempat lain.

Memiliki nama besar dengan banyak fans, seorang pemain bisa saja pensiun untuk kemudian jadi kreator konten yang memiliki tingkat stres lebih sedikit dan pemasukan yang lebih besar.

Selain itu, dengan modal uang hadiah yang besar, tak sedikit pemain yang membuka usaha mereka sendiri lalu pensiun untuk fokus mengurusi usahanya tersebut.

Tak hanya itu, ada pemain-pemain yang memutuskan untuk menjadi pelatih atau analis, atau bahkan masuk manajemen tim-tim esports, peran yang mungkin lebih cocok untuk mereka di usianya.

Source: Washington PostClutch Points

RELATED STORIES

Mengapa Surabaya Jadi Primadona Event Esports Dunia

Mengapa Surabaya Jadi Primadona Event Esports Dunia

Gelaran FFWS SEA Fall 2024 dan PMSL SEA Fall 2024 akan dihelat di Surabaya, Indonesia, bulan Agustus ini. Mengapa Surabaya?

Facebook dan Strategi HoK untuk Kuasai Skena Esports Dunia

Facebook dan Strategi HoK untuk Kuasai Skena Esports Dunia

Honor of Kings punya strategi sendiri bagaimana mereka mencoba mengenalkan skena esports mereka ke dunia, salah satunya dengan Facebook.

Bukti MPL Indonesia Tak Lagi Berisi Tim-Tim Terbaik Dunia

Berikut ini bukti-bukti bahwa MPL Indonesia tak lagi menghasilkan tim-tim terbaik di dunia skena esports Mobile Legends saat ini.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Penyerang Qatar, Akram Afif. (Dok. AFC/Grafis Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

World

Berpotensi Jumpa Indonesia di Ronde 4, Timnas Qatar Gaet Mantan Pelatih Real Madrid

Timnas Qatar mengumumkan Julen Lopetegui sebagai pelatih untuk mengarungi sisa Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Teguh Kurniawan | 01 May, 20:42

Bhayangkara FC

Liga 1

Legenda Bhayangkara FC Indra Kahfi Gantung Sepatu

Hampir dua dekade berkarier di lapangan hijau, bek senior Indra Kahfi Ardhiyasa memutuskan pensiun.

Teguh Kurniawan | 01 May, 16:59

Proliga 2025

Other Sports

Update Proliga 2025 Sektor Putra: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Kompetisi sektor Proliga 2025 hanya akan diikuti oleh lima tim voli dan akan berlangsung pada 3 Januari–11 Mei mendatang.

Doddy Wiratama | 01 May, 16:12

Bali United vs PSIS Semarang. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Hasil Bali United vs PSIS: Dua Gol Bunuh Diri, Mahesa Jenar Kalah dan Tenggelam

PSIS Semarang kian terpuruk di zona degradasi usai kalah 0-4 di markas Bali United pada pekan ke-31 Liga 1 2024-2025, Kamis (1/5/2025).

Teguh Kurniawan | 01 May, 14:05

Proliga 2025

Other Sports

Update Proliga 2025 Sektor Putri: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Rangkaian laga sektor putri Proliga 2025 bakal bergulir pada 3 Januari–10 Mei dengan melibatkan tujuh tim di babak reguler.

Doddy Wiratama | 01 May, 12:50

Event High Five Festival Honor of Kings. (Honor of Kings)

Esports

Honor of Kings Hadirkan Event High Five Festival

Event ini akan ada hingga 8 Mei, para pemain akan diberi hadiah saat bekerja sama dan bertempur di Gorge.

Gangga Basudewa | 01 May, 12:45

MPL Indonesia (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

Jadwal Pekan Keenam MPL ID Season 15, Lawan Berat Menanti RRQ

RRQ dinantikan duel menghadapi Bigetron Esports dan ONIC Esports ID di pekan keenam.

Gangga Basudewa | 01 May, 12:40

Kompetisi sepak bola kasta keempat di Indonesia, Liga 4. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Liga 4 Nasional 2024-2025: Pesta Gol, Persema Malang Pastikan Lolos 16 Besar

Sementara itu, tiga tim dipastikan langkahnya terhenti di babak 32 besar.

Rais Adnan | 01 May, 11:19

Liga 4 Nasional atau Liga 4 putaran nasional. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Putaran Nasional Liga 4 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut jadwal, hasil, dan klasemen putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Rais Adnan | 01 May, 10:37

Malut United vs Persib Bandung. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Malut United vs Persib di Liga 1 2024-2025

Laga Malut United vs Persib akan digelar di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Jumat (2/5/2025) malam WIB.

Rais Adnan | 01 May, 10:12

Load More Articles