Menakar Layak-Tidaknya Cristiano Ronaldo Sandang Status Legenda

Tri Cahyo Nugroho

Editor:

  • Manchester United dan Cristiano Ronaldo sepakat memutus kerja sama pada Selasa malam lalu.
  • Keputusan ini seolah menjadi puncak perselisihan CR7 dengan klub, pelatih, dan sejumlah eks peemain top Man United.
  • Tidak seperti di timnas Portugal, untuk level klub, Ronaldo belum pantas menyandang status legenda.

SKOR.id - Selama bertahun-tahun, banyak pemain sepak bola yang mengejutkan dan membuat kagum dunia bukan hanya karena kemampuan tekniknya yang di atas rata-rata, tetapi juga bakatnya yang luar biasa.

Siapa pencinta sepak bola yang tidak mengenal Pele, Johan Cruyff, Franz Beckenbauer, George Best, Bobby Charlton, Zico, Diego Armando Maradona, Ruud Gullit, Marco Van Basten, Georghe Hagi, Hristo Stoichkov, Zinedine Zidane, Roberto Baggio, dan masih banyak lagi pemain yang dikenal karena kemampuannya yang di atas rata-rata.

Pun begitu, ada sejumlah poin yang bisa ditanyakan pada diri sendiri soal apa saja yang membuat mereka menjadi pemain besar, bahkan legenda, yang terus dikenang hingga saat ini? Apa saja yang diperlukan pemain untuk menjadi legenda? Apakah skill dan teknik saja sudah cukup, atau adakah faktor lain yang menentukan?      

Selasa (22/11/2022) malam, di tengah-tengah gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar, pencinta sepak bola dikejutkan dengan keputusan Manchester United menyudahi kontrak dengan Cristiano Ronaldo.

Kapten timnas Portugal itu ditarik kembali oleh Man. United sejak tahun 2021 lalu dengan maksud membantu Setan Merah untuk bangkit dari keterpurukan. Namun, seiring perjalanan waktu, Ronaldo justru memperburuk situasi di Man. United.

Tidak ada yang menyangsikan teknik, bakat, dan pengalaman Ronaldo untuk Man United, terutama pada periode pertamanya di Old Trafford.      

Dua periode memperkuat MU pada 2003-2009 dan 2021-2022, Ronaldo turun dalam 346 laga, 145 gol, 64 assist serta berperan atas trofi-trofi: 3 Liga Inggris, 1 Piala FA, 2 Piala Liga, 1 Community Shield, 1 Liga Champions, dan 1 Piala Dunia Antarklub.  

Faktanya, kemampuan teknik, bakat, dan skill impresif serta prestasi selangit seorang pesepak bola, tidak tidak otomatis membuatnya layak disebut legenda, baik di level klub maupun tim nasional. Sejumlah faktor dinilai jauh lebih penting bagi pemain agar bisa mendapatkan status legenda.

Pertama, karakter. Faktor yang menjadi katalis dalam pengembangan karier pemain adalah karakternya. Karakter pesepak bola dalam kehidupan nyata mampu membantunya meraih ketenaran atau sebaliknya, kejatuhannya.

Sudah sering terjadi pemain diteriaki penggemar dan dibenci media karena karakternya yang entah mengapa kontradiktif dengan harapan publik.

Untuk beberapa kasus, Ronaldo memang pernah mengalami ini tidak hanya di Man United tetapi beberapa klub lain yang pernah dibelanya. Namun, jika sebelum kembali ke Old Trafford ia masih mampu mengatasi, kali ini ceritanya berbeda.

Faktor kedua seorang pemain bisa disebut legenda adalah loyalitas, baik di level klub maupun negara. Ronaldo cukup lama di Old Trafford pada periode pertamanya, enam tahun.

Tetapi ia kemudian memilih pergi ke Real Madrid, klub tempatnya meraih semua yang diimpikan setiap pesepak bola. Penggemar Setan Merah sudah pasti belum melupakan apa yang sudah dilakukan Ronaldo, yang matang sebagai pesepak bola bersama Man United namun lantas pergi.

Hal lain yang menjadi salah satu indikator seorang pemain pantasa disebut legenda atau tidak adalah sikap di lapangan. Karakter sebenarnya dari pemain akan terlihat dari sikapnya di lapangan.

Ronaldo mungkin tidak bisa realistis dengan usianya yang sudah 37 tahun dan tetap percaya diri masih mampu bersaing dengan ketatnya Liga Inggris. Ia frustrasi karena melihat fakta sulitnya mengembangkan permainan bersama Man United, tak seperti pada periode pertamanya.

Pada akhirnya akan terlihat bila di lapangan tinggal masalah mampu-tidaknya seorang pemain mampu memaksimalkan semua yang dimiliki. Dan semua itu sangat terlihat dari sikap pemain.

Kekecewaan, kemarahan, dan rasa frustrasi mungkin tidak mampu dikendalikan Ronaldo hingga ia pernah meninggalkan lapangan saat rekan-rekannya masih bertanding. Tetapi sebagai seseorang pemain yang paham benar arti profesionalisme, tak seharusnya Ronaldo bersikap seperti itu.

Hal terakhir yang jelas patut dimiliki seorang legenda di sepak bola jelas kualitas. Untuk kualitas teknis, tidak ada yang meragukan kapasitas Cristiano Ronaldo. Pun begitu, seorang legenda tidak hanya akan diingat karena kemampuannya di lapangan tetapi juga sikapnya di dalam dan luar lapangan.

Cristiano Ronaldo mungkin saat ini sudah memberikan warisan untuk generasi masa depan, baik itu teknik sepak bola maupun upaya kerasnya untuk menjadi seorang megabintang.

Tetapi, apa yang terjadi pada periode keduanya di Man United jelas menunjukkan dirinya belum pantas menyandang legenda Setan Merah seperti Bobby Charlton, Ryan Giggs, Paul Scholes, hingga pelatih yang mengasahnya untuk menjadi pemain hebat, Sir Alex Ferguson.

Berita Liga Inggris Lainnya:

BREAKING NEWS: Manchester United Resmi Putus Kontrak dengan Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo vs Manchester United: CR7 Tuding Erik ten Hag Provokator

Liga Australia Siapkan Tawaran kepada Manchester United untuk Bawa Cristiano Ronaldo 

 

 

 

 

 

RELATED STORIES

Manchester United Dikalahkan Cadiz 2-4, Performa Zidane Iqbal Dipuji

Manchester United Dikalahkan Cadiz 2-4, Performa Zidane Iqbal Dipuji

Performa Zidane Iqbal mendapat pujian saat Manchester United dikalahkan Cadiz CF 2-4 pada laga persahabatan.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Igor Henrique, Persiku Kudus. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Player of The Week Championship 2025-2026: Igor Henrique, Bikin Persiku Kudus Garang di Laga Tandang

Igor Henrique menjadi pemain pertama yang mencatatkan hat-trick di Championship 2025-2026.

Rais Adnan | 16 Sep, 16:54

Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Badminton

Hasil China Masters 2025: Dua Wakil Indonesia Melaju ke Babak 16 Besar

Ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, dan tunggal putri, Putri Kusuma Wardani, berhasil lolos ke babak 16 besar.

Rais Adnan | 16 Sep, 15:25

Shayne Pattynama (Buriram United). (Foto: Dok. Buriram United/Grafis: Skor.id)

World

Shayne Pattynama dan Sandy Walsh Main, Buriram United Bungkam Johor Darul Takzim

Buriram United menundukkan Johor Darul Takzim pada laga perdana mereka di Wilayah Timur ACL Elite 2025-2026.

Rais Adnan | 16 Sep, 14:20

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Laga Persija vs Bali United Catatkan Rekor Penonton Terbanyak

Laga Persija vs Bali United yang digelar di JIS, Jakarta, Minggu (14/9/2025), dihadiri 29.389 penonton.

Arista Budiyono | 16 Sep, 10:35

Cover Black Steel.

Futsal

Black Steel Tak Lepas Semua Pemainnya ke Timnas Futsal Indonesia, FFI Ikut Aturan FIFA

Federasi Futsal Indonesia mengungkapkan Black Steel Papua tidak melepas dua pemainnya ke Timnas futsal Indonesia.

Taufani Rahmanda | 16 Sep, 10:31

Laptop ASUS

Esports

ASUS Dominasi Pasar Copilot dan PC di Indonesia

Industri laptop sudah memasuki fase baru yang ditandai dengan hadirnya laptop AI.

Gangga Basudewa | 16 Sep, 10:14

Gema gelaran Piala Presiden 2025 mendunia. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Piala Presiden 2026 Tanpa Klub Super League dan Championship

Piala Presiden 2026 direncanakan diikuti 64 klub daerah/amatir pada April-Mei 2026.

Rais Adnan | 16 Sep, 10:08

Ilustrasi pertandingan golf (Hendy AS/Skor.id).

Other Sports

Masuk Kalender Event Premium International Series, JAKIC 2025 Siap Digelar Oktober

Jakarta International Championship 2025 akan digelar di Damai Indah Golf PIK Course, Jakarta, pada 2-5 Oktober 2025.

Taufani Rahmanda | 16 Sep, 10:01

Indonesia Kings Laga 2025 atau IKL Fall 2025. (Honor of Kings)

Esports

Rekap IKL Fall 2025, Winstreak RRQ Putus

Vesakha Esports tampil luar biasa di Week 4 dengan meraih kemenangan penting atas RRQ.

Gangga Basudewa | 16 Sep, 09:56

Erick Thohir

National

Erick Thohir Ganti Ketua Komdis PSSI

Erick Thohir mengumumkan ada perubahan di empat komite PSSI, salah satunya dia tak lagi jadi Ketua Komite Wasit.

Rais Adnan | 16 Sep, 08:57

Load More Articles