Konon Jepang Belajar ke Galatama, Tetapi Liga Indonesia Saat Ini Justru Jeblok

Furqon Al Fauzi

Editor:

  • Jepang pernah belajar ke Indonesia yang menggelar Galatama pada 1979.
  • Tommy Welly sebut Jepang manfaatkan dinamisnya perkembangan sepak bola sementara Indonesia masih sibuk urusan dapur.
  • Sejatinya liga profesional Indonesia dan Jepang bergulir pertama kali hanya berbeda satu tahun.

SKOR.id - Konon katanya, Jepang pernah belajar ke Indonesia soal kompetisi sepak bola Tanah Air.

Tepatnya pada 1979, delegasi Jepang berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari pagelaran kompetisi semi-profesional Liga Sepak bola Utama atau Galatama.

Namun untuk urusan prestasi, jelas Indonesia tertinggal jauh dari Jepang. Meskipun, mulanya mereka "belajar" ke Indonesia.

Untuk urusan kompetisi profesional, baik Jepang dan Indonesia, sejatinya seumuran.

Berita Liga Indonesia Lainnya: 8 Pelatih Belanda untuk Klub Liga Indonesia, 2 Nama Tangani Skuad Garuda

Jepang baru menggulirkan kompetisi profesional mereka pertama kali pada 1993.

Negara ini memulai Liga Indonesia atau Ligina pertama, gabungan dari Galatama dan Perserikatan, mulai musim 1994-1995.

Berita Liga Indonesia Lainnya: 9 Penyerang Asing Asia Tenggara di Liga Indonesia, Satu Saja yang Juara

Menurut pengamat sepak bola yang juga pernah menjabat Direktur Kompetisi PSSI Tommy Welly, Jepang memanfaatkan dinamisnya perkembangan sepak bola dengan sangat baik.

Sementara itu, Indonesia masih sibuk dengan beragam persoalan internal di tubuh federasinya sendiri maupun keberlangsungan kompetisi.

Liga Indonesia nyaris pada setiap musimnya selalu diiringi kontroversi dan intrik.

"Orang bilang teorinya sepak bola harus berkembang dan dinamis. Teapi sepertinya Liga Indonesia masih sekitar urusan dapur dan masih ribut-ribut untuk urusan internal," kata Tommy.

"Sementara Jepang dengan J-League-nya sudah rutin mengeskpor pemain. Ada sekitar 28 pemain timnas Jepang bertebaran di klub-klub Eropa."

Berita Liga Indonesia Lainnya: 4 Pelatih Asing Asia Tenggara di Liga Indonesia, 3 dari Malaysia

"Itulah hakekat dari sepak bola tidak pernah berhenti, dinamis, dan selalu berubah," Towel, sapaan Tommy Welly menambahkan.

Namun begitu, sejatinya sepak bola Jepang tidak hanya berkembang setelah belajar ke Indonesia untuk Galatama.

Sejatinya, mereka sudah melakukan studi ke beberapa negara terutama Eropa khususnya Jerman jauh sebelum mempelajari Galatama.

Tepatnya pada 1963, Jepang datang ke Duisburg, Jerman untuk belajar tentang timnas Jerman Barat kala itu. Jerman Barat baru saja menjadi juara Piala Dunia 1954 di Swiss.

"Jadi, Jepang belajar satu tahun sebelum menjadi tuan rumah Olimpiade 1964 Tokyo," ujar Towel.

"Mereka selain belajar ke timnas Jerman, kesuksesannya, rahasia-rahasianya, Jepang juga belajar tentang fondasi untuk menyelenggarakan liga nasional."

Baca Juga: Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Asia 1984, Penyebabnya Setengah Matang

"Pada Olimpiade berikutnya, 1968, Jepang berhasil meraih medali perunggu di Meksiko," kata Towel menjelaskan.

Pada era 1970-an, jejak internasional Jepang bahkan kian terlihat. Jepang menjadi negara Asia pertama yang mengeskpor pemain untuk berkarier pada sepak bola Eropa.

Yasuhito Okudera adalah pemain pertama Jepang yang bermain untuk tiga klub Bundesliga atau kasta teratas Liga Jerman.

Dia memperkuat FC Koln, Herta Berlin, dan Werder Bremen pada periode 1977-1986 dengan total penampilan 259.

Okudero bahkan tercatat sebagai pemain Asia pertama yang mencetak gol di European Cup atau Piala Champions waktu itu ke gawang Nothingham Forrest saat semifinal.

Baca Juga: PSIS Semarang Juara Perserikatan 1987 Bukan karena Si Jago Becek

Saat ini, Yasuhito merupakan presiden klub dari tim promosi J-League 1 Yokohama FC.

"Bahwa mereka meninjau dan studi banding ke Galatama itu betul. Tetapi, sepak bola Jepang sebenarnya tidak sehijau itu," kata Towel.

"Pada 1998, Jepang masuk Piala Dunia untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, mereka enggak pernah berhenti tampil pada putaran final Piala Dunia."

"Artinya, Jepang adalah salah satu Macan Asia. Jadi dengan J-League-nya, Jepang membangun sepak bola dengan belajar sudah sejak lama. Mereka punya jejak internasional juga lama."

Baca Juga: Persija Sukses Juara Perserikatan Terakhir dengan Gaya Main Ala Timnas Italia

 

Source: Skor.id

RELATED STORIES

Infografik: Kiprah 29 Tahun Pelita Jaya hingga Tiga Kali Juara

Infografik: Kiprah 29 Tahun Pelita Jaya hingga Tiga Kali Juara

Tujuh kali Pelita Jaya berganti nama dan menyabet juara Galatama tiga kali dalam 29 tahun kiprahnya.

5 Tim Indonesia dengan Rekor Nirkalah Beruntun dalam Semusim

5 Tim Indonesia dengan Rekor Nirkalah Beruntun dalam Semusim

Dari musim ke musim, selama Liga Indonesia (1994-2020), selalu ada tim yang tampil dominan.

Kisah Zulkarnaen Lubis yang Dijuluki Kevin Keegan dan Maradona

Kisah Zulkarnaen Lubis yang Dijuluki Kevin Keegan dan Maradona

Genap dua tahun yang lalu, tepatnya 11 Mei 2018, Zulkarnaen Lubis meninggal dunia.

Arema dan Sejarah Indah pada 27 Tahun Silam Jadi Juara Galatama

Hari ini pada 27 tahun silam, Arema Malang jadi jawara kompetisi semi-pro Galatama.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Joy ONIC PH M6 World Championship. (Moonton)

Esports

Tampilan Skin Joy ONIC PH Sang Juara M6 World Championship

Skin ini akan tersedia mulai 20 September 2025 melalui Joy “ONIC PH” Pass.

Gangga Basudewa | 17 Sep, 03:10

Persija Jakarta. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Persija Kembali Hadirkan Pengalaman Tak Biasa Lewat Lokakarya Fotografi

Persija Photoghraphy Workshop digelar di JIS, Jakarta, dalam pekan kelima Super League 2025-2026 pada Minggu (14/9/2025).

Taufani Rahmanda | 17 Sep, 02:58

FFWS SEA Fall 2025. (Garena)

Esports

Enam Tim yang Sudah Pastikan Tiket ke Grand Final FFWS SEA Fall 2025

Indonesia baru meloloskan satu wakil ke Grand Final yakni ONIC Esports dan masih empat tim yang memperebutkan slot Grand Final.

Gangga Basudewa | 17 Sep, 02:03

Skuad Liverpool asuhan Arne Slot akan tampil di Liga Champions. (Jovi Arnanda/Skor.id).

World

Prediksi dan Link Live Streaming Liverpool vs Atletico Madrid di Liga Champions 2025-2026

Prediksi pertandingan dan link live streaming Liverpool vs Atletico Madrid di Liga Champions 2025-2026.

Pradipta Indra Kumara | 17 Sep, 01:28

Kompetisi Liga Champions 2025-2026. (Grafis: Kevin Baggus Prinusa/Skor.id).

World

Liga Champions 2025-2026: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut ini jadwal, hasil dan klasemen Liga Champions 2025-2026.

Pradipta Indra Kumara | 16 Sep, 23:53

ivar jenner - fc utrecht

Timnas Indonesia

Ivar Jenner Tampil di Babak Kedua, Jong Utrecht Gagal Terhindar dari Kekalahan

Ivar Jenner tampil di babak kedua, Jong Utrecht gagal terhindar dari kekalahan saat melawan Helmond Sport.

Pradipta Indra Kumara | 16 Sep, 23:31

Liga Champions 2025/2026. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Hasil Liga Champions 2025-2026, Real Madrid dan Arsenal Amankan 3 Poin

Berikut ini hasil pertandingan Liga Champions 2025-2026, Real Madrid dan Arsenal amankan 3 poin.

Pradipta Indra Kumara | 16 Sep, 22:59

Igor Henrique, Persiku Kudus. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Player of The Week Championship 2025-2026: Igor Henrique, Bikin Persiku Kudus Garang di Laga Tandang

Igor Henrique menjadi pemain pertama yang mencatatkan hat-trick di Championship 2025-2026.

Rais Adnan | 16 Sep, 16:54

Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Badminton

Hasil China Masters 2025: Dua Wakil Indonesia Melaju ke Babak 16 Besar

Ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, dan tunggal putri, Putri Kusuma Wardani, berhasil lolos ke babak 16 besar.

Rais Adnan | 16 Sep, 15:25

Shayne Pattynama (Buriram United). (Foto: Dok. Buriram United/Grafis: Skor.id)

World

Shayne Pattynama dan Sandy Walsh Main, Buriram United Bungkam Johor Darul Takzim

Buriram United menundukkan Johor Darul Takzim pada laga perdana mereka di Wilayah Timur ACL Elite 2025-2026.

Rais Adnan | 16 Sep, 14:20

Load More Articles