Kisah Perjuangan Pelatih Persib Menembus Skuad Utama Ajax Amsterdam

Nugraha Pratama

Editor:

  • Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, mengawali karier sepak bolanya di akademi Ajax Amsterdam.
  • Robert Rene Alberts menjadi salah satu dari dua pemain di angkatannya yang berhasil menembus tim senior Ajax Amsterdam.
  • Sayang, karier Robert Rene Alberts di Ajax tidak berjalan mulus.

SKOR.id - Bagi pesepak bola muda di Belanda, bermain untuk Ajax Amsterdam adalah mimpi besar.

Bukan hal yang berlebihan, karena faktanya, Ajax memang klub besar di Belanda, bahkan Eropa. Ajax Amsterdam memiliki reputasi sebagai tim tersukses di Belanda.

Tidak hanya itu, Ajax juga dikenal dengan reputasinya sebagai "pabrik" pesepak bola unggulan di dunia.

Banyak pesepak bola tenar seperti Johan Cruyff hingga Matthijs de Ligt, yang lahir dari akademi sepak bola Ajax.

Indikator tersebut, yang kemudian membuat Ajax menjadi tim yang difavoritkan oleh banyak pesepak bola muda di Belanda sebagai tujuan mereka dalam berkarier.

Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, pun membenarkan hal tersebut. Sebelum berkarier sebagai pelatih, Alberts lebih dulu menjajal karier sebagai pesepakbola.

Awal kariernya sebagai pemain dimulai di Ajax Amsterdam. Alberts bercerita, perjalanannya menembus skuad senior Ajax.

Dikatakan pelatih asal Belanda itu, perjalanannya tersebut dilalui dengan penuh perjuangan.

Pasalnya, untuk bisa bergabung bersama tim junior Ajax saja, dia harus melaluinya dengan proses seleksi panjang, dan berhadapan dengan ribuan pesepak bola bertalenta lainnya dari seluruh penjuru Belanda.

"Saya bergabung, setelah terpilih dari ajang seleksi terbuka yang dilakukan di Ajax. Jadi setiap anak muda yang mempunyai bakat datang dan bermain di depan banyak orang. Lalu orang-orang memandu bakat mereka, dan ada juga pemain dari tim utama Ajax atau mantan pemain yang datang," kata Robert Rene Alberts. 

"Jadi pemain yang berpotensi dicatat namanya, dan ketika hari pertama seleksi selesai, mereka yang terpilih diminta untuk datang lagi pada akhir pekan berikutnya. Setelah melalui proses beberapa akhir pekan, saya lolos setelah menyingkirkan sekitar lima ribu pemain dan masuk tim junior Ajax untuk kelompok usia 12 hingga 14," Alberts menjelaskan.

Mengingat perjuangan yang tak mudah untuk masuk tim junior Ajax, Alberts pun terus berlatih dengan giat ketika dirinya sudah tergabung dalam skuad U-12 Ajax.

Dalam seminggu, ia berlatih selama empat kali. Biasanya ia berlatih pada sore hari, sehingga sepulang sekolah, ia langsung pergi menuju pusat pelatihan.

Pada setiap akhir pekan, Alberts dan kawan-kawan melakoni pertandingan di kompetisi level junior. Melalui program latihan tersebut kemampuan Alberts dan para pemain muda Ajax lainnya terasah.

Bahkan ketika liburan sekolah tiba, Alberts dan teman-temannya tetap datang ke pusat pelatihan. Biasanya, mereka akan mendapatkan teori tentang sepak bola. Dari sana, kemampuan memahami taktik permainan pun terasah.



Tidak hanya itu, para pemain muda Ajax pun memiliki akses untuk belajar secara langsung dari para pemain senior dan legenda klub. Program mentoring tersebut juga berlangsung saat liburan sekolah tiba.

"Ketika libur sekolah, kami lebih banyak berlatih di luar lapangan, dan pemain dari tim utama datang, legenda klub juga datang, jadi ada kedekatan dan ada hubungan erat antara semua orang yang terlibat di Ajax. Dan itu pula yang merekatkan anak-anak muda dengan Ajax. Bagaimana filosofi klub bisa ditanamkan," ujar mantan pelatih PSM Makassar itu. 

Selama di tim junior Ajax, Alberts termasuk pemain yang menonjol, karena ia selalu masuk dalam skuad utama di tim lintas usia Ajax.

Bahkan pada usia 18 tahun, Alberts sudah menandatangani kontrak profesional bersama tim senior Ajax.

Dikatakan Alberts, pada masa itu hanya ada dua pemain dari angkatannya yang berhasil menembus skuad senior Ajax pada usia 18 tahun. Selain dirinya, ada pula Henk van Santen.

Sayangnya, kiprah Alberts di tim senior Ajax tak berlangsung mulus. Alberts lebih sering duduk di bangku cadangan, dan menit bermainnya lebih banyak dihabiskan di tim reserves.

Berbeda dengan Van Santen, yang mendapatkan menit bermain reguler di tim senior.

Akhirnya, Alberts memutuskan hengkang demi mencari pengalaman di klub lain. Ia memilih Amerika Serikat sebagai destinasi lanjutannya untuk berkarier.

Di sana, ia bermain bersama Vancouver Whitecaps, dan berkompetisi di North American Soccer League (NASL) pada 1975.

Di Amerika, Alberts berkarier selama dua musim, sebelum akhirnya pindah ke Swedia pada 1977.

Di Swedia, Robert Rene Alberts bermain cukup lama, tepatnya dari 1977 hingga 1983. Ada dua kesebelasan yang ia bela saat itu, Raa IF dan Hittarps IK.

Berita Persib Lainnya:

Persib Terapkan Relaksasi, Supardi Nasir Pilih Latihan Memanah

Beckham Putra dan Gian Zola Adalah Aset Berharga Milik Persib

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

 

RELATED STORIES

Robert Rene Alberts Putar Otak Rancang Program Ideal untuk Persib

Robert Rene Alberts Putar Otak Rancang Program Ideal untuk Persib

Robert Rene Alberts masih mencari waktu terbaik untuk mengumpulkan para pemain Persib.

Robert Rene Alberts: Liga Harus Dilanjutkan Demi Timnas Indonesia

Robert Rene Alberts menilai, kelanjutan kompetisi akan menguntungkan timnas Indonesia.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

FAM

World

Tolak Banding FAM, FIFA Tetap Jatuhkan Hukuman kepada Federasi dan 7 Pemain Naturalisasi Malaysia

FIFA menolak banding yang diajukan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terhadap kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi.

Teguh Kurniawan | 03 Nov, 21:01

Penyerang Adhyaksa FC, Adilson Gancho da Silva. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Player of The Week Championship 2025-2026: Adilson Silva, Hentikan Paceklik dengan Quat-Trick

Adilson Silva tampil tajam dengan mencetak quat-trick saat Adhyaksa FC menundukkan PSPS Pekanbaru.

Rais Adnan | 03 Nov, 14:25

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 03 Nov, 14:10

Ilustrasi Super League 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Hasil Super League 2025-2026: Persijap dan Semen Padang Tumbang di Kandang

Kekalahan ini semakin membuat kedua tim tersebut terseok-seok di papan bawah klasemen.

Rais Adnan | 03 Nov, 14:04

Penyerang sayap Liverpool, Mohamed Salah. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

6 Gol Terbaik Mohamed Salah di Liverpool setelah Tembus Catatan ke-250

6 Gol terbaik dari Mohamed Salah untuk Liverpool setelah menembus catatan ke-250.

Pradipta Indra Kumara | 03 Nov, 12:10

FFWS Global Finals 2025. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

JKT48 Bakal Jadi Pembuka Grand Final FFWS Global Finals 2025 di Indonesia Arena

Kabar tersebut disampaikan oleh Garena Free Fire lewat akun Instagram Free Fire Esports Indonesia.

Gangga Basudewa | 03 Nov, 11:45

Timnas U-17 Indonesia (Indonesia U-17) vs Zambia U-17 di Piala Dunia U-17 2025. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas U-17 Indonesia vs Zambia di Piala Dunia U-17 2025

Laga Timnas U-17 Indonesia vs Zambia akan digelar di Aspire Zone, Qatar, Selasa (4/11/2025) malam WIB.

Rais Adnan | 03 Nov, 11:37

Advance to Swiss Stage Clash Squad FFWS Global Finals 2025 Jakarta. (Garena)

Esports

Delapan Tim Siap Tampil di Swiss Stage FFWS Global Finals 2025 Jakarta Mode Clash Squad

RRQ Kazu akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di turnamen internasional mode Clash Squad tahun ini.

Gangga Basudewa | 03 Nov, 11:18

RRQ(Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

RRQ Jadi Wakil Keempat Indonesia di KIC 2025

RRQ lolos bersama tiga tim lain yakni Bigetron Esports, Kagendra, dan Vesakha Esports.

Gangga Basudewa | 03 Nov, 10:47

Pemain Timnas U-17 Indonesia, Fadly Alberto. (Foto: Dok. Timnas Indonesia/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

FIFA Soroti Kualitas Penyerang Timnas U-17 Indonesia Fadly Alberto

FIFA menilai Fadly Alberto menjadi salah satu talenta dari Asia yang bakal bersinar di Piala Dunia U-17 2025.

Rais Adnan | 03 Nov, 08:39

Load More Articles