Motif Bisnis Hancurkan Sejarah Indah 77 Tahun Timnas Jerman bersama Adidas

Kunta Bayu Waskita

Editor: Kunta Bayu Waskita

Kerja sama Adidas dan Timnas Jerman terhenti setelah bekerja sama 77 tahun, kini Jerman bermitra dengan Nike (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).
Kerja sama Adidas dan Timnas Jerman terhenti setelah bekerja sama 77 tahun, kini Jerman bermitra dengan Nike (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

SKOR.id –Belum lama ini hal mengejutkan terjadi. Timnas sepak bola Jerman, yang telah disponsori Adidas selama 77 tahun, akan mengenakan merek Nike pada jersey tahun 2027. 

Brand asal Amerika Serikat itu mengambil alih Timnas Jerman dari Adidas yang notabene merupakan merek asal Jerman.

Nike dan Der Panzer menandatangani kesepakatan tersebut dengan dukungan besar-besaran dari kedua pihak.

Ini mungkin merupakan pengkhianatan terbesar dalam industri pakaian olahraga.

Keluarnya Timnas Jerman dari Adidas ibarat Michael Jordan mengakhiri kemitraannya dengan Nike dan menandatangani kontrak dengan Adidas. Sesuatu yang sulit dipercaya. 

Dan jika hal ini terjadi, masyarakat akan berpikir bahwa yang terbaik adalah terjadi perselisihan antara kedua pihak, dan yang terburuk adalah terjadi sesuatu yang jahat.

Sebelum kita membahas sejarahnya dan apa maksud dari semua ini, mari kita uraikan faktanya. 

Menurut laporan pekan lalu dari Optus Sport, sebuah publikasi di Austria, Nike membayar 100 juta euro (Rp1,7 triliun) untuk kontrak tersebut.

Itu artinya dua kali lipat lebih banyak dari 50 juta euro (Rp861 miliar) yang dibayarkan Adidas.

“Kami memahami tiap emosi,” kata DFB, asosiasi Jerman yang menjalankan tim nasional, dalam pernyataannya di akun X. 

“Ini juga peristiwa drastis bagi kami sebagai sebuah asosiasi, ketika kemitraan yang telah dan ditandai banyak momen spesial segera berakhir setelah lebih dari 70 tahun.”

DFB melanjutkan dengan mengatakan bahwa memilih Nike daripada Adidas bukan sekadar persoalan memenuhi pundi-pundi tim nasional.

Melainkan juga untuk membantu kondisi sepak bola negara tersebit secara keseluruhan, karena DFB tidak hanya mengawasi tim nasional, tapi juga sepak bola seluruh Jerman.

“DFB memiliki nilai jual unik, ini adalah asosiasi olahraga yang membiayai asosiasi anggotanya dan basis amatir dan tidak dibiayai oleh mereka,” kata asosiasi tersebut. 

“Ini memasukkan uang ke dalam sepak bola. Sehingga sepak bola tetap menjadi olahraga yang digemari. Dengan latar belakang ini, DFB harus mengambil keputusan ekonomi.” 

Nike sejauh ini memberikan penawaran finansial terbaik dalam proses tender yang transparan dan non-diskriminatif.”

Lantas bagaimana kabar kudeta Jerman di masing-masing merek? Di Adidas, berita tersebut datang dengan nada yang lebih suram. 

CEO Adidas, Bjorn Gulden, yang juga mantan pesepak bola, tampaknya mengambil langkah tenang. 

Ia membuat postingan di media sosial pada 21 Maret 2024, hari di mana berita tersebut tersiar, dan menyebutnya sebagai hari yang campur aduk.

Gulden menandai Adidas Football di Instagram story-nya—bukan referensi yang jelas bahwa Adidas akan tersingkir dari Jerman, namun jelas merupakan cerminan dari perasaannya hari itu. 

Dalam pernyataan yang lebih lugas, Gulden mengunggah di Instagram sambil mengenakan atasan jersey Timnas Jerman, ia menulis: 

“Semoga beruntung hari ini Jerman! Terlepas dari apa yang terjadi pada tahun 2027. Kami 100% mendukung tim! Kami adalah penggemar dan Anda adalah keluarga! 

“Anda akan bersenang-senang di homeground selama Euro 2024 dan kami akan menjadi tuan rumah yang luar biasa untuk Anda!”

Berita di Nike disambut dengan kegembiraan, dan hal ini memang sudah diduga.

“Dunia mendapat pengingat besar akan hal itu hari ini, dengan pengumuman pemberian kontrak sepak bola Jerman,” kata CEO Nike, John Donahoe, pekan lalu. 

“Saya beruntung berada di Jerman untuk presentasi kami awal pekan ini, dan saya dapat memberitahu Anda bahwa Nike sedang dalam performa terbaiknya.”

 “Itu adalah upaya tim yang luar biasa dan merupakan bukti besar bahwa ketika Nike mengeluarkan yang terbaik, tidak ada yang bisa mengalahkan kami,” kata Donahoe.

Hal yang jadi pertanyaan adalah, apa yang terbaik yang Donahoe dan Nike berikan? Apakah Donahoe memiliki presentasi desain untuk memenangkan kontrak? Wajar orang meragukan itu. 

Menghabiskan uang dua kali lipat tidak berarti menunjukkan Nike dalam kondisi terbaiknya. 

Rasanya seperti sebuah manipulasi situasi yang aneh untuk mengatakan bahwa Jerman memilih Nike karena mereka ingin membuat hal-hal yang lebih baik. 

Sepertinya keputusan itu lebih pada faktor uang, dan sebenarnya tidak apa-apa untuk mengatakan itu.

Waktu 77 tahun sangat lama bagi sebuah perusahaan untuk mensponsori satu tim.

Namun Anda harus melihatnya lebih dalam dari sekadar puluhan tahun yang dihabiskan untuk menyediakan peralatan olahraga. 

Sejarah Adidas dan Timnas Jerman

Adidas dan Timnas Jerman, atau sepak bola di Jerman secara keseluruhan, saling terkait erat.

Prestasi terbesar mereka dapat dikaitkan satu sama lain di dalam dan luar lapangan.

Adidas Samba pertama kali dirilis pada 1949 dan diciptakan untuk dipakai oleh pesepak bola Jerman di lapangan es selama musim dingin.

Sepatu tersebut kemudian dikemas dan dirilis pada 1950 untuk Piala Dunia di Brasil, dan diberi nama Samba. 

Samba kemudian menjadi merek sepatu lari terpanjang dan terlaris kedua sepanjang masa, setelah Stan Smith, dan popularitasnya kembali meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Jika berbicara tentang hubungan antara Timnas Jerman dan Adidas, orang Jerman juga akan mengingat kisah sandal Adilette. 

Pada 1960-an, Timnas Jerman mendekati pendiri Adidas, Adi Dassler. Mereka meminta dibuatkan alas kaki untuk membantu mencegah mereka tertular penyakit kutu air saat mandi. 

Hasilnya adalah sandal Adilette Slides, yang tidak diragukan lagi merupakan sandal slide terbaik sepanjang masa.

Sejarah lainnya terkait dengan Adidas Copa Mundial, sepatu sepak bola paling ikonik dan terlaris sepanjang masa.

Meski tidak dibuat khusus untuk Jerman, Adidas Copa Mundial dikenakan Timnas Jerman Barat untuk final Piala Dunia 1982 saat mereka kalah dari Italia. 

Sepatu bot tersebut masih dibuat di Jerman di pabrik merek tersebut di Scheinfeld. 

Adidas bahkan menjual sepasang sepatu boot berwarna putih dengan garis-garis khas Jerman yakni hitam, merah, dan oranye. 

Ada juga sepasang sepatu bot tahun 2007 yang disertakan dengan kartu pos Timnas Jerman tahun 1982.

Franz Beckenbauer, salah satu legenda sepak bola paling terkenal sepanjang masa dan pemain Jerman terbaik yang pernah ada, adalah salah satu atlet Adidas terpenting yang pernah bergabung dengan merek tersebut. 

Beckenbauer tidak hanya membawa prestise Adidas di panggung Piala Dunia, dengan memenangkan turnamen bersama Timnas Jerman Barat pada 1974.

Ia juga merupakan orang yang bertanggung jawab di balik pakaian olahraga asli merek tersebut. 

Adidas juga menjadikan Beckenbauer sebagai sneaker dengan merek Beckenbauer Allround.

Banyak yang menganggap jersey yang dibuat Adidas untuk Jerman Barat dan Jerman (negara yang bersatu kembali pada 1990 setelah runtuhnya Tembok Berlin) selama bertahun-tahun adalah beberapa yang terbaik sepanjang masa. 

Model kemeja putih dari tahun 1970-an dan 1980-an memiliki atasan Three Lines khas Adidas pada bagian bahu. 

Kemeja akhir tahun 1980-an dan 1990-an yang didekonstruksi memiliki ciri khas bendera Jerman, semuanya sangat bagus.

Respons Politisi Jerman

Perpecahan antara Adidas dan Timnas Jerman menimbulkan dampak buruk di masyarakat Jerman. Politisi tidak senang.

“Saya sulit membayangkan jersey Jerman tanpa logo Three Stripes (logo Adidas),” kata Menteri Perekonomian Robert Habec. 

“Bagi saya, Adidas dan warna hitam-merah-emas selalu menyatu. Sepotong identitas Jerman," ia menambahkan.

Identiknya Adidas dan Timnas Jerman juga tercermin pada 2016 dalam wawancara dengan superstar sepak bola Jerman, Jerome Boateng.

Ia bermain untuk Timnas Jerman dan Bayern Munchen, dua entitas sepak bola terbesar di Jerman, dan keduanya disponsori oleh Adidas.

“Di Bayern, tentu saja, semua tentang Adidas, dan itu bukan masalah bagi saya,” kata Boateng, yang secara pribadi merupakan atlet Nike. “Saya tidak bisa mengubahnya. Itulah Bayern.”

Tidak bisa dimungkiri bahwa Bayern Munchen pada dasarnya adalah bagian dari Adidas, dan itu tidak akan pernah berubah.

Tentunya banyak juga yang berpikir hal yang sama tentang Timnas Jerman, tapi kenyataannya semua bisa berubah.

Source: complex.com

RELATED STORIES

Timnas Jerman Diminta Gerak Cepat jika Ingin Dapatkan Hansi Flick

Timnas Jerman Diminta Gerak Cepat jika Ingin Dapatkan Hansi Flick

Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) diminta gerak cepat untuk mendapatkan Hansi Flick.

Adidas Adizero Select 2.0 ‘Lucid Lemon’ Akan Muncul Tahun Ini

Adidas Adizero Select 2.0 ‘Lucid Lemon’ Akan Muncul Tahun Ini

Adidas Adizero Select 2.0 menjadi opsi inline yang ramah anggaran.

Adidas Campus 80 ‘Crop’ Siap Menjadi Koleksi

Adidas Campus 80 ‘Crop’ Siap Menjadi Koleksi

Desain Adidas Campus 80 “Crop” sangat unik dan menarik.

Adidas Crazy 1 ‘Regal Purple’, Memori Kobe Bryant Juara Kontes Slam Dunk 1997

Adidas merilis Crazy 1 “Regal Purple” untuk mengingat kehebatan Kobe Bryant bersama LA Lakers di NBA.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Arki Dikania Wisnu berseragam Dewa United Banten. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Basketball

Kaleb Ramot Berharap Arki Dikania Wisnu Jadi Jembatan Pemain Muda dan Senior Dewa United

Kaleb Ramot Gemilang meyakini kehadiran Arki Dikania Wisnu dapat membantu membangun chemistry pemain di Dewa United Basketball.

Arin Nabila | 13 Dec, 06:04

Pedro dan Lorenzo Pellegrini membawa Lazio dan AS Roma menang di laga keenam Liga Europa 2024-2025, Jumat (13/12/2024) dini hari WIB. (Hendy Andika/Skor.id).

World

Hasil Liga Europa 2024-2025: Lazio dan AS Roma Menang, Man United ke 8 Besar Klasemen

Dua tim asal Roma, Lazio dan AS Roma, menang di laga keenam Liga Europa 2024-2025 yang digelar Jumat (13/12/2024) dini hari WIB.

Irfan Sudrajat | 13 Dec, 04:13

Penyerang Manchester United, Rasmus Hojlund, mencetak gol lawan Viktoria Plzenm, di laga Liga Europa 2024-2025, Jumat (13/12/2024) dini hari WIB. (Hendy Andika/Skor.id).

World

Rasmus Hojlund Paling Produktif, Bawa Man United Menang atas Viktoria Plzen

Rasmus Hojlund cetak dua gol dalam kemenangan Manchester United atas Viktoria Plzen, 2-1 di Liga Europa 2024-2025, Jumat (13/12/2024) dini hari WIB.

Irfan Sudrajat | 13 Dec, 02:02

Team Liquid. (Yusuf/Skor.id)

Esports

Menanti Calon Lawan Team Liquid ID di Final Lower Bracket M6

Di Final Lower Bracket turnamen Mobile Legends, M6 World Championship, kini Team Liquid ID sedang menanti lawan mereka.

Thoriq Az Zuhri | 12 Dec, 22:36

Grup 2 Liga 2 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Liga 2

Prediksi dan Link Live Streaming Liga 2 2024-2025: Grup 2 Pekan 15

Grup 2 Liga 2 2024-2025 akan menggelar empat pertandingan pekan ke-15 pada Sabtu (14/12/2024) dan Minggu (15/12/2024).

Teguh Kurniawan | 12 Dec, 20:21

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (Foto PSSI/Grafis Jovi Arnanda/Skor.id)

Timnas Indonesia

Timnas Indonesia Gagal Kalahkan Laos, Shin Tae-yong Diminta Tanggung Jawab

Pengamat Akmal Marhali mengomentari eksperimen formasi yang diterapkan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, saat diimbangi Laos.

Sumargo Pangestu | 12 Dec, 18:33

Timnas Indonesia

Timnas Indonesia

Timnas Indonesia Ditahan Laos, Pengamat Komentari Formasi Shin Tae-yong

Timnas Indonesia hanya mampu bermain imbang dengan skor 3-3 melawan Laos di Stadion Manahan, Kamis (12/12/2024).

Sumargo Pangestu | 12 Dec, 18:21

Bintang muda Chelsea, Marc Guiu. (Jovi Arnanda/Skor.id)

World

Hasil Astana vs Chelsea: The Blues Sapu Bersih 5 Laga UEFA Conference League dengan Kemenangan

Chelsea menundukkan Astana pada pertandingan kelima UEFA Conference League 2024-2025 dengan skor 3-1.

Pradipta Indra Kumara | 12 Dec, 17:31

Bintang Real Madrid, Kylian Mbappe. (Jovi Arnanda/Skor.id)

La Liga

Kasus Tuduhan Pemerkosaan Terhadap Kylian Mbappe Resmi Ditutup

Kasus tuduhan pemerkosaan yang sempat menimpa Kylian Mbappe, akhirnya ditutup.

Pradipta Indra Kumara | 12 Dec, 17:07

Francesco Bagnaia, Jorge Martin, Marc Marquez

MotoGP

Alasan Jorge Martin Unggulkan Francesco Bagnaia ketimbang Marc Marquez di MotoGP 2025

Rider anyar Aprilia Jorge Martin sadar akan sangat sulit pertahankan statusnya sebagai juara dunia MotoGP melawan duo tim pabrikan Ducati.

I Gede Ardy Estrada | 12 Dec, 16:55

Load More Articles