Gusnul Yakin, Pelatih Legandaris Arema yang Rela Dibayar Sekarung Beras

Noval Luthfianto

Editor:

  • Gusnul Yakin merupakan pelatih pertama yang memberi gelar juara kepada Arema FC (Arema Malang). 
  • Dalam masa sulit, Gusnul Yakin selalu siap menangani Arema, meski hanya dibayar dengan sekarung beras. 
  • Sayang, karier Gusnul Yakin dimatikan PSSI pada 2013, saat dirinya menangani Persibo Bojonegoro. 

SKOR.id - Mengingat masa sulit Arema, berarti pula mengingat Gusnul Yakin. Tetapi mengingat masa jaya, sama juga berarti mengenang Gusnul. 

Ialah pelatih yang memberikan gelar juara pertama Singo Edan, julukan Arema, dalam ajang Galatama, sekaligus penyelamat tim saat didera krisis keuangan.

Hingg kini tak bisa dimungkiri Gusnul di mata publik sepak bola Malang Raya, tetaplah sosok legenda dan dihormati, terutama di kalangan pelatih lokal.

Pria kelahiran Kota Malang, 17 Maret 1956 tersebut, merupakan pelatih kesayangan dua pendiri Arema Malang, (alm) Acub Zaenal dan (alm) Lucky "Sam Ikul" Andrianda Zainal.

Perannya tak sekadar seorang pelatih. Mantan gelandang bertahan timnas Indonesia era 1970-an tersebut juga teman diskusi Acub Zaenal dan Sam Ikul. 

Baca Juga: Omzet Arema FC Official Store dan Singop Coffee Shop Terjun Bebas

Dia selalu datang sebagai pelatih kepala atau pelatih pengganti Arema, di saat tim tengah didera kesulitan atau krisis finansial. 

Tak heran jika kemudian Gusnul dijuluki pelatih speasialis kapal karam. Gusnul menangani Arema dalam lima musim kompetisi berbeda.

Pertama dalam Galatama XII 1992-1993, yakni pada paruh musim menggantikan Muhammad Basri, yang hengkang ke Mitra Surabaya.

Kedua dalam Liga Indoesia II atau Liga Dunhill 1995-1996. Ketiga dalam Ligina IV 1997-1998, keempat Liga Bank Mandiri IX 2003.

Yang terakhir dalam Indonesia Super League edisi perdana, yakni musim 2008-2009. Gusnul menggantikan Bambang Nurdiansyah selepas laga pekan keempat.

“Saya dulu diminta melatih Arema dan bukan menawarkan diri. Sebagai pelatih Arema lima kali, saya tidak pernah memikirkan bayaran yang didapatkan berapa," kata Gusnul.

"Saya hanya bangga bisa menangani tim tempat lahir saya. Musim 1997-1998, saya pernah saya hanya dibayar sekarung beras 1 kuintal," ucapnya kepada Skor.id

Gusnul mengisahkan, yang mengantarkan beras tersebut adalah Micky Tata, yang mengangkutnya dengan sepeda motor ke rumahnya.

"Dengan kondisi yang pas-pasan Arema bisa menyelesaikan kompetisi di peringkat keenam Grup Timur”, ucap Gusnul dalam bincang-bincang pada Senin (12/4/2020) pagi.

Adapun rekor terbaik karier kepelatihan lelaki yang berdomisili di Jalan Sawajajar, Kota Malang tersebut, adalah membawa Arema juara Galatama XII 1992-1993.

Lantas, Gunus menjadi penyelamat Singo Edan, julukan Arema, dari jurang degradasi dalam Indonesia Super League 2008-2009.

Ketiga, Gusnul merupakan pelatih pertama Indonesia yang lulus dan mengantongi lisensi kepelatihan professional dari KNVB (federasi sepak bola Belanda) pada 1991. 

"Hal yang membuat kebanggaan tersendiri bagi saya sebagai pelatih adalah Arema juara Galatama XII 1992-1993," Gusnul mengenang.

"Kemudian bisa melepaskan Arema dari degradasi pada 2008-2009. Dua-duanya saat itu saya sebagai pelatih pengganti," pelatih ramah ini menjelaskan.

Gusnul mengawali karier kepelatihannya justru bersama Warna Agung Jakarta. Ia membantu Endang Witarsa sebagai asisten pelatih musim 1987-1988.

Dia mengaku dipaksa Endang Witarsa untuk berani memulai karier baru di dunia kepelatihan bersama Warna Agung yang ketika itu sedang ngetop.

Dari Endang Witarsa lah, Gusnul banyak belajar dan mendapat ilmu serta pengalaman kepelatihan. Karenanya ia tak pernah melupakan jasa Endang.

Nahasnya, Gusnul disanksi seumur hidup oleh PSSI. Sanksi itu diberikan pada 2013 saat ia menangani Persibo Bojonegoro dalam ajang Piala AFC 2013. 

"Dalam laga Grup F melawan Sun Hey SV, 9 April 2013 di Stadiun Mongkok, Hongkong, Persibo hanya punya enam pemain," ia berkisah.

"Separuh dari 12 pemain yang kami bawa tiba-tiba cedera, dan sisanya ada lima pemain karena alasan apa saya tidak tahu, tidak ikut ke Hong Kong," ucap Gusnul.

Ketika itu Persibo kalah dengan skor 0-8. Tak dinyana, dalam masa konflik federasi antara PSSI dan KPSI, yang akhirnya dimenangkan KPSI, Gusnul disanksi.

"Saya yang kena sanksi seumur hidup dari Ketua Komdis PSSI, Hinca Pandjaitan. Saya melatih belum digaji," Gusnul menceritakan.

"Saya mau berangkat ke Hong Kong dengan kondisi tim serba minim juga demi menjaga nama bangsa di ajang internasional," katanya.

Baca Juga: Arema FC Krisis Finansial, Bayar DP Rp300 Juta Tak Sanggup

Itulah akhir karier kepelatihan Gusnul. Menurutnya, Komdis PSSI semena-mena memberi sanksi, sebab dirinya hanya korban dari manajemen klub.

"Kalau pun ada pihak yang bertanggung jawab, itu manajemen. Saya kan hanya korban saja. Ya manajemen ya PSSI," Gusnul memungkasi.

 

RELATED STORIES

Hidup Pelatih Arema FC Tak Lengkap Tanpa Secangkir Kopi

Hidup Pelatih Arema FC Tak Lengkap Tanpa Secangkir Kopi

Pelatih kepala Arema FC, Roberto Mario Carlos Gomez memiliki kebiasaan unik mengonsumi minuman favoritnya, kopi cappucino.

Kisah Jatuh Bangun Dua Klub Galatama yang Eksis di Kasta Tertinggi Kompetisi

Kisah Jatuh Bangun Dua Klub Galatama yang Eksis di Kasta Tertinggi Kompetisi

Pada 2020 tinggal dua tim produk Galatama, yakni Arema FC dan Barito Putera, yang bertahan pada kasta tertinggi kompetisi.

Cikal Bakal Arema FC, Tancap Gas Sejak Galatama 1987-1988

Cikal Bakal Arema FC, Tancap Gas Sejak Galatama 1987-1988

Liga Sepak Bola Utama (Galatama) VIII 1987-1988 merupakan kompetisi level nasional pertama yang diikuti Arema Malang.

Rekor Gol Soetjipto Soentoro di Timnas Indonesia Bertahan 50 Tahun

Rekor gol sepanjang masa timnas Indonesia masih dipegang Soetjipto Soentoro yang telah bertahan selama 50 tahun.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Bhayangkara FC

Liga 1

Legenda Bhayangkara FC Indra Kahfi Gantung Sepatu

Hampir dua dekade berkarier di lapangan hijau, bek senior Indra Kahfi Ardhiyasa memutuskan pensiun.

Teguh Kurniawan | 01 May, 16:59

Proliga 2025

Other Sports

Update Proliga 2025 Sektor Putra: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Kompetisi sektor Proliga 2025 hanya akan diikuti oleh lima tim voli dan akan berlangsung pada 3 Januari–11 Mei mendatang.

Doddy Wiratama | 01 May, 16:12

Bali United vs PSIS Semarang. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Hasil Bali United vs PSIS: Dua Gol Bunuh Diri, Mahesa Jenar Kalah dan Tenggelam

PSIS Semarang kian terpuruk di zona degradasi usai kalah 0-4 di markas Bali United pada pekan ke-31 Liga 1 2024-2025, Kamis (1/5/2025).

Teguh Kurniawan | 01 May, 14:05

Proliga 2025

Other Sports

Update Proliga 2025 Sektor Putri: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Rangkaian laga sektor putri Proliga 2025 bakal bergulir pada 3 Januari–10 Mei dengan melibatkan tujuh tim di babak reguler.

Doddy Wiratama | 01 May, 12:50

Event High Five Festival Honor of Kings. (Honor of Kings)

Esports

Honor of Kings Hadirkan Event High Five Festival

Event ini akan ada hingga 8 Mei, para pemain akan diberi hadiah saat bekerja sama dan bertempur di Gorge.

Gangga Basudewa | 01 May, 12:45

MPL Indonesia (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

Jadwal Pekan Keenam MPL ID Season 15, Lawan Berat Menanti RRQ

RRQ dinantikan duel menghadapi Bigetron Esports dan ONIC Esports ID di pekan keenam.

Gangga Basudewa | 01 May, 12:40

Kompetisi sepak bola kasta keempat di Indonesia, Liga 4. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Liga 4 Nasional 2024-2025: Pesta Gol, Persema Malang Pastikan Lolos 16 Besar

Sementara itu, tiga tim dipastikan langkahnya terhenti di babak 32 besar.

Rais Adnan | 01 May, 11:19

Liga 4 Nasional atau Liga 4 putaran nasional. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Putaran Nasional Liga 4 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut jadwal, hasil, dan klasemen putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Rais Adnan | 01 May, 10:37

Malut United vs Persib Bandung. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Malut United vs Persib di Liga 1 2024-2025

Laga Malut United vs Persib akan digelar di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Jumat (2/5/2025) malam WIB.

Rais Adnan | 01 May, 10:12

sudirman cup 2025

Badminton

Piala Sudirman 2025: Calon Lawan Indonesia di Perempat Final

Indonesia melangkah ke perempat final Piala Sudirman 2025 dengan status sebagai juara Grup D.

Gangga Basudewa | 01 May, 09:52

Load More Articles