SKOR.id – Sepekan ke belakang, jagad bulu tangkis ramai oleh perdebatan mengenai kelayakan Lee Chong Wei masuk BWF Hall of Fame. Ini berawal dari komentar yang dilontarkan Taufik Hidayat.
Salah satu tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia itu mempertanyakan alasan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengangkat sang mantan rival ke dalam daftar terhormat tersebut.
Untuk diketahui, Chong Wei bersama legenda bulu tangkis Cina, Lin Dan, resmi menjadi bagian BWF Hall of Fame pada 26 Mei 2023. Hal ini tampaknya mengganggu Taufik.
Dalam sebuah video podcast, peraih medali emas Olimpiade 2004 Athena tersebut heran karena federasi lebih mempertimbangkan durasi karier dan konsistensi alih-alih prestasi atau koleksi gelar juara.
Bahkan, Taufik Hidayat terkesan beranggapan bahwa salah satu alasan Hall of Fame diberikan kepada Lee Chong Wei mengingat markas BWF terletak di negaranya, Malaysia.
Jika membandingkan koleksi gelar, Taufik mungkin lebih lengkap. Ia telah memenangkan hampir semua titel bergengsi, termasuk emas Olimpiade dan Kejuaraan Dunia, yang tak pernah diraih Chong Wei.
Tetapi pihak BWF sendiri sudah menjelaskan pertimbangan mereka memilih Chong Wei serta Lin Dan tahun ini. Selain prestasi dan kontribusi, ada beberapa kriteria lain. Kedua legenda dinilai memenuhinya.

Lantas, apa saja syarat seorang atlet untuk bisa masuk Hall of Fame? Berdasarkan laman resmi BWF, ada sejumlah ketentuan yang dijadikan parameter oleh federasi, yakni:
- Memiliki pencapaian luar biasa sepanjang karier bulu tangkis.
- Memiliki kontribusi signifikan untuk olahraga meskipun di luar lapangan.
- Dapat dijadikan role model.
- Telah pensiun sekurang-kurangnya tiga tahun.
- Nomine adalah atlet dengan performa mengesankan, dihormati secara internasional di olahraga dan di badan olahraga dunia seperti IOC, IPC, ASOIF, SportAccord dan WADA.
Bagi BWF dan penggemar bulu tangkis dunia, lima kriteria tersebut sudah dimiliki Chong Wei. Tidak ada yang mempermasalahkannya, hingga komentar Taufik dalam sebuah podcast menjadi viral pekan lalu.
Sebenarnya, argumen Taufik Hidayat yang mempermasalahkan raihan gelar juara ajang bergengsi Lee Chong Wei bisa dimengerti. Hanya saja, pandangannya telah terpatahkan apabila merujuk syarat dan juga pernyataan resmi BWF.
“BWF mengakui prestasi dan kontribusi dari banyak legenda olahraga dan berharap untuk memasukkan lebih banyak juara ke dalam BWF Hall of Fame di tahun-tahun mendatang,” bunyi pernyataan federasi, Minggu (4/6/2023).
Chong Wei sendiri bukannya tak pernah mencapai final Olimpiade. Ia tercatat tiga kali melakukannya, hanya saja selalu kalah, dua kali takluk dari Lin Dan (2008, 2012) dan sekali menyerah di hadapan Chen Long (2016).
Begitu juga di Kejuaraan Dunia. Eks tunggal putra nomor satu dunia tersebut tiga kali lolos ke final, namun lagi-lagi kalah dari lawan yang sama, Lin Dan (2011, 2013) serta Chen Long (2015).
Salah satu legenda bulu tangkis Malaysia, Rashid Sidek, menilai Chong Wei hanya kurang beruntung tidak pernah memenangi medali emas Olimpiade dan Kejuaraan Dunia.
Pun demikian, ia punya segudang prestasi luar biasa. Lee Chong Wei adalah pemegang rekor tunggal putra nomor satu dunia terlama, yakni 349 pekan, termasuk secara beruntun dari 21 Agustus 2008 hingga 14 Juni 2012.
Pria kelahiran Bagan Serai, Perak, Malaysia tersebut total memiliki koleksi 69 gelar BWF, termasuk 46 titel Superseries. Ia juga merupakan tunggal putra dengan persentase kemenangan tertinggi.

Chong Wei melakoni 848 pertandingan sepanjang 19 tahun kariernya (2000-2019). Dari jumlah tersebut, 84,08 persen berhasil dimenanginya atau sebanyak 713 laga. Angka ini lebih tinggi dibanding tiga peraih emas Olimpiade.
Lin Dan bahkan ada di bawahnya. Sosok yang dianggap sebagai GOAT (Greatest of All Time) tunggal putra itu memiliki persentase kemenangan 83,46 (798 laga, 667 menang). Sedangkan Taufik Hidayat di angka 74,95 persen (551 laga, 413 menang).
Jumlah pertandingan yang dilakoni Lee Chong Wei memang lebih banyak daripada Lin Dan serta Taufik. Namun, itu adalah bukti konsistensi dan kelebihannya menjaga performa dalam waktu yang lama. Ini bukan perkara mudah bagi seorang atlet.
Chong Wei juga bukan satu-satunya nama dalam daftar BWF Hall of Fame yang tidak memiliki medali emas Olimpiade. Sejak dipertandingkan di multievent olahraga terbesar dunia itu ada enam legenda lain.
Mereka adalah empat mantan pebulu tangkis Cina: Huang Sui, Li Yongbo, Tian Bingyi, serta Ye Zhaoying. Kemudian Thomas Lund asal Denmark dan mantan ganda campuran Korea Selatan, Ra Kyung-min.
Dan jika mau menengok ke cabang olahraga lain, gelar memang bukan satu-satunya alasan seorang atlet layak masuk dalam daftar Hall of Fame.
Di MotoGP ada Dani Pedrosa dan Max Biaggi, yang tidak pernah menjadi juara dunia kelas premier. Dari basket, Karl Malone, Steve Nash hingga Yao Ming adalah beberapa di antara legenda yang tak memiliki cincin juara NBA.