• Pendukung PS Ngada melalui Garda NTT tagih janji tim investigasi PSSI.
• Garda NTT kembali demo PSSI terkait dugaan mafia bola.
• Unjuk rasa kedua dari Garda NTT masih menemui jalan buntu dan mereka akan kembali minggu depan.
SKOR.id - Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) kembali menggelar unjuk rasa di depan Kantor PSSI, FX Sudirman, Rabu (8//1/2020) sore.
Para pendukung dan supporter PSN Ngada ini kecewa karena tak ada hasil dari tim ad hoc investigasi yang dibentuk PSSI untuk menelusuri mafia bola di Liga 3.
Sebagai catatan, pada 20 Desember lalu Garda NTT sudah melakukan unjuk rasa. Pertemuan dengan PSSI yang diwakili tim ad hoc investigasi pun digelar.
Kala itu, tim ad hoc yang diketuai salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI, Sonhadji menjanjikan akan memanggil pihak-pihak terkait kasus PSN. Seperti diketahui, PSN menerima sanksi pengurangan tiga poin dan gagal lolos ke babak 16 besar Liga 3 nasional.
Panitia Disiplin (Pandis) Liga 3 berpendapat bahwa PSN menurunkan pemain tidak sah yang sedang menjalani hukuman akumulasi kartu saat melawan Putra Sinar Giri, yakni Kiken Mentinus Wea. Namun, pihak PSN punya alasan tetap menurunkan Kiken.
Sang pemain tercatat tidak menerima kartu sebelumnya di laga versus Gaspa 1958 yang menyebabkan akumulasi. Artinya, Kiken sebetulnya pemain yang sah bisa diturunkan.
Namun, janji PSSI untuk mengusut kasus tersebut belum membuahkan hasil. Garda NTT mengaku sudah menghubungi Joko Purwoko anggota tim ad hoc investigasi tetapi tak mendapat respons.
“Sudah hampir dua minggu dari aksi kami sebelumnya, tapi belum ada hasil. Kami hubungi Pak Joko juga tidak dibalas. Ke mana dia? Sebetulnya dikerjakan atau tidak?” ujar Yons Ebit, Ketua Garda NTT.
Usai menggelar unjuk rasa, Garda NTT kembali bertemu perwakilan PSSI. Kali ini tak ada tim ad hoc investigasi. Dessy Afrianto, Deputi Sekjen PSSI, akhirnya menemui pengunjuk rasa. Hanya saja, diskusi berjalan buntu.
Garda NTT memutuskan meninggalkan area demonstrasi sore kemarin. Namun, mereka belum mendapatkan yang diinginkan.
“Kami tidak puas dengan pertemuan ini. Satu per satu seperti cuci tangan. Kami juga tidak bisa menemui petinggi PSSI. Kami akan kembali minggu depan,” kata Ebit.
Sementara itu, Sekjen Garda NTT, Marlin Bato mengatakan, PSSI sebagai Lembaga tertinggi sepak bola Indonesia tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PSN Ngada. Ia menduga begitu kuatnya mafia bola yang terjadi di manajemen PSSI 2019-2023.
“PSSI sebagai Lembaga tertinggi tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PSN tersebut, kami juga menduga begitu kuatnya mafia-mafia yang tercatat di kubu PSSI sehingga keadilan tidak kunjung kami dapatkan,” ujar Marlin.