SKOR.id - Di tengah pertumbuhan pesat industri game di Indonesia, dunia esports kini menjadi aspirasi nyata bagi jutaan anak muda.
Salah satu yang paling menonjol adalah Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), yang bukan hanya populer sebagai game, tetapi juga sebagai ekosistem karier baru yang diminati oleh generasi muda.
Menurut data dari Statista dan laporan berbagai media lokal, jumlah gamer aktif di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 192 juta pada 2025, dan lebih dari 35 juta di antaranya adalah pemain aktif MLBB.
Angka tersebut menunjukkan betapa kuatnya daya tarik game ini, baik sebagai hiburan maupun sebagai jalur profesi yang semakin mendapat tempat.
Keberhasilan tim-tim profesional seperti ONIC, RRQ, dan EVOS mencetak rekor prestasi di ajang nasional dan internasional menjadikan para pemainnya sebagai figur publik baru.
Tidak sedikit anak-anak yang kini bercita-cita menjadi pro player, menggeser cita-cita konvensional seperti dokter atau pilot.
Ini menunjukkan bagaimana teknologi dan kultur digital membentuk pola pikir baru. Anak muda melihat esports bukan hanya sebagai aktivitas bermain, tetapi sebagai sesuatu yang layak dikejar secara serius.
Dukungan dari platform media sosial juga memperkuat tren ini. Pro player yang dikenal luas lewat YouTube, TikTok, hingga Instagram memperlihatkan keseharian mereka sebagai atlet digital—latihan intens, strategi tim, hingga momen-momen kemenangan—yang semuanya memberi inspirasi dan eksposur tinggi.
Namun, seperti halnya profesi lain, menjadi pro player tidak mudah. Hanya segelintir dari ribuan pemain yang berhasil menembus level profesional.
Tantangan mental, tekanan kompetitif, dan manajemen waktu adalah aspek-aspek penting yang kerap terlupakan oleh anak-anak dan orang tua mereka.
Di sinilah peran keluarga dan pendidik sangat krusial. Cita-cita menjadi pro player harus dibarengi dengan pemahaman bahwa esports bukan jalan pintas menuju popularitas.
Dibutuhkan latihan serius, komitmen tinggi, dan tentu saja keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata.
Berbagai pihak mulai melihat potensi industri ini secara lebih serius. Dari lembaga pendidikan yang membuka kelas khusus game, hingga perusahaan yang membangun infrastruktur penunjang seperti manajemen tim, pelatihan mental, hingga layanan digital pendukung.
Kesiapan para pemain muda menuju dunia esports juga tidak lepas dari aspek teknis seperti perangkat dan akun permainan.
Dalam hal ini, muncul pula kebutuhan akan layanan yang aman dan terpercaya untuk berbagai keperluan dalam game.
Beberapa platform seperti Garudaku, misalnya, mulai dikenal sebagai tempat terpercaya bagi pemain untuk memenuhi kebutuhan digital mereka secara aman dan legal.
Pengembangan ekosistem yang sehat akan menciptakan jalur karir yang lebih inklusif dan profesional, tidak hanya bagi pemain, tapi juga pelatih, analis, penyiar, hingga pengembang teknologi.
Prestasi Global yang Jadi Inspirasi
Indonesia tidak lagi hanya menjadi pasar game, tapi juga kekuatan kompetitif di panggung dunia. Pada 2024, timnas MLBB Women Indonesia menyabet medali emas di ajang IESF World Esports Championship setelah mengalahkan Kamboja.
Prestasi ini menegaskan bahwa dengan dukungan dan pembinaan yang tepat, talenta muda Indonesia mampu bersaing secara global.
Kisah sukses seperti ini memberikan motivasi besar bagi anak-anak muda bahwa profesi di dunia esports bukanlah angan-angan semata, melainkan sesuatu yang dapat diraih dengan kerja keras dan dedikasi.
Tren esports di kalangan anak muda saat ini adalah cerminan dari pergeseran budaya digital yang nyata. Game telah menjadi media belajar, berekspresi, hingga membangun karier.
Namun seperti semua cita-cita besar, dibutuhkan sistem pendukung yang sehat, edukasi yang berimbang, dan pembinaan yang tepat agar mimpi tidak berakhir sebagai delusi.
Industri esports Indonesia sedang dalam momentum emas. Dan jika dikelola dengan bijak, bukan tidak mungkin game akan menjadi salah satu jalur karier profesional yang paling diminati dan paling produktif dalam satu dekade ke depan.