Eksklusif Dejan Gluscevic: Kejayaan Mastrans Bandung Raya dan Namanya untuk Anak Indonesia

Adif Setiyoko

Editor:

  • Dejan Gluscevic menjadi salah satu penyerang asing fenomenal yang pernah mewarnai kompetisi Liga Indonesia.
  • Salah satu kiprah terbaik Dejan Gluscevic ialah membawa Mastrans Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia 1995-1996.
  • Keberhasilan Dejan Gluscevic menjadi top skor saat itu turut menghadirkan fenomena penamaan 'Dejan' untuk anak-anak Indonesia.

SKOR.id – Dejan Gluscevic menjadi salah satu pemain asing yang berjasa besar atas kejayaan Mastrans Bandung Raya di Liga Indonesia 1995-1996.

Ketika itu, penyerang kelahiran Yugoslavia ini menjadi predator mematikan Bandung Raya. Selama semusim, ia sukses mencatatkan 30 gol hingga timnya bisa juara.

Jumlah tersebut mengantarkan penyerang kelahiran 21 Juni 1967 ini menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia 1995-1996.

Kiprah Bandung Raya bersama Dejan memang terhitung impresif. Sebab, mereka sukses menduduki puncak klasemen Wilayah Barat.

Dari total 28 pertandingan, 18 di antaranya sukses dimenangi. Sementara tujuh lainnya imbang dan tiga sisanya berakhir dengan kekalahan.

Saat masuk ke babak 12 besar pun, Bandung Raya juga masih perkasa. Mereka sukses menyapu bersih tiga laga di Grup A dengan kemenangan.

Hasil ini mempertemukan Bandung Raya melawan Mitra Surabaya pada semifinal. Langkah ke final dipastikan lewat adu penalti yang berakhir dengan skor 4-2.

Pada partai puncak, superioritas Dejan Gluscevic dan kawan-kawan masih belum mampu dibendung PSM Makassar. Tim asuh Henk Wullems sukses menang dua gol tanpa balas.

Status sebagai juara Liga Indonesia musim kedua itu mengantarkan Mastrans Bandung Raya (MBR) tampil pada ajang Piala Winners Asia 1996-1997.

Kejuaraan ini adalah turnamen antarklub Asia yang digulirkan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Sayangnya, pada edisi tersebut, MBR terhenti di putaran kedua, atau gagal lolos ke perempat final karena kalah dari klub asal Hong Kong, South Cina.

Pada leg pertama, mereka bermain imbang 1-1, tapi pada pertemuan kedua dihajar 0-4 sehingga dipastikan takluk agregat 1-5.

Dejan Gluscevic mengakui, dia memiliki peran yang cukup sentral di skuad MBR saat itu, sebab punya pengalaman berkarier di luar negeri yang ditularkan untuk seluruh anggota tim.

"Diketahui betapa banyak saya membantu para pemain, pelatih, dan manajemen di klub yang baru terbentuk di Bandung,” kata Dejan, saat wawancara eksklusif bersama Skor.id.

"Namun, sedikit orang yang tahu mengapa Bandung Raya tidak memainkan Liga Champions Asia, mengapa saya tidak melakukan perjalanan ke Hong Kong setelah hattrick di Piala Winners Asia."

"Kenapa wasit asing (secara tidak adil) mengeluarkan satu-satunya kartu merah dalam kariernya sebelum laga final kejuaraan Indonesia ketika kontrak saya berakhir," ia melanjutkan.

Dejan menjelaskan, salah satu kunci keberhasilan MBR saat itu ialah pengelolaan pihak manajemen. Sebab, mereka turut meminta pertimbangan ke para pemain yang berpengalaman.

"Menurut saya, manajemen sudah cerdas ketika berkonsultasi dengan pemain berpengalaman, termasuk saya. Itulah kunci sukses luar biasa Bandung Raya," katanya.

Munculnya Fenomena Penamaan Dejan untuk Anak di Indonesia

Saat itu, kesuksesan Mastrans Bandung Raya sebagai jawara Liga Indonesia 1995-1996 meninggalkan persaingan tersendiri.

Sebab, di Kota Kembang, ada satu klub lainnya yang jauh lebih populer ketimbang MBR yakni Persib Bandung.

Secara popularitas, Persib memang memiliki penggemar yang jauh lebih banyak. Namun, kesuksesan MBR menjadi cerita tersendiri.

Hal itu tak terlepas dari kiprah luar biasa Dejan Gluscevic yang menjadi idola baru bagi masyarakat Kota Kembang kala itu.

"Memang benar Persib memiliki lebih banyak penggemar, karena Bandung Raya adalah klub yang baru terbentuk," kata Dejan.

"Namun, filosofi permainan menyerang kami mampu menarik simpati penggemar Bandung, Jawa Barat, dan seluruh Indonesia. Popularitas para pemain itu juga ikut tumbuh," ia melanjutkan.

Popularitas Dejan Glusevic yang melejit bersama MBR pun menciptakan fenomena unik. Banyak orang tua di periode 1990-an yang memberikan nama Dejan kepada anaknya.

Menurut Dejan, munculnya fenomena itu tak terlepas dari profesionalismenya di atas lapangan. Sehingga, dia sukses merebut simpati publik.

"Sementara itu, fenomena puluhan anak yang dinamai (Dejan), menurut saya, ini karena kualitas dan profesionalisme saya," ujar Dejan.

"Itu sangat penting karena saya membuktikan secara pribadi dan bersama rekan satu tim bahwa sesuatu mungkin terjadi jika Anda berkomitmen untuk tujuan Anda. Jadi, kami pergi dari luar menjadi juara Indonesia."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Skor.id (@skorindonesia)

Berita Hasil Wawancara Eksklusif Lainnya:

Eksklusif Wasekjen PSSI: Bicara Target Jangka Pendek dan Panjang PSSI

Eksklusif Zahra Muzdalifah: Soal Timnas Putri Indonesia dan Persiapan Piala Asia Wanita 2022

Wawancara Eksklusif Riki dan Riku Matsuda: Cerezo Osaka, Timnas Indonesia, hingga Nasi Goreng dan Blangkon

Source: Skor.id

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Cabor Esports di SEA Games 2025. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Esports

Modal Bagus Indonesia di Grand Final Free Fire SEA Games 2025

Dua tim Indonesia berhasil tampil baik di point rush sebelum masuk ke Grand Final Free Fire SEA Games 2025.

Gangga Basudewa | 18 Dec, 03:33

Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

La Liga

Kalahkan Tim Divisi 3 di Copa del Rey, Xabi Alonso Puas Real Madrid Capai Tujuan

Xabi Alonso mengomentari keberhasilan Real Madrid melaju di Copa del Rey 2025-2026.

Pradipta Indra Kumara | 18 Dec, 01:43

jafar h/felisha p

Badminton

Debut di BWF World Tour Finals 2025, Jafar/Felisha Dapat Pelajaran Berharga

Ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu mengalami debut pahit di BWF World Tour Finals 2025.

Teguh Kurniawan | 18 Dec, 01:23

Pemain Timnas Indonesia, Dean James. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Miliano Jonathans dan Dean James Menang, Justun Hubner Absen di Piala Belanda

Miliano Jonathans dan Dean James menang di Piala Belanda, Justin Hubner absen.

Pradipta Indra Kumara | 17 Dec, 23:56

sea games 2025 cover

Other Sports

SEA Games 2025: Jadwal Atlet Indonesia yang Berpotensi Raih Medali Emas Hari Ini

Jadwal Atlet Indonesia yang berpotensi raih medali emas SEA Games 2025 hari ini.

Pradipta Indra Kumara | 17 Dec, 23:20

Laga final Piala Interkontinental 2025, PSG vs Flamengo. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

World

5 Fakta Final Piala Interkontinental 2025, PSG Ikuti Jejak Barcelona usai Tekuk Flamengo

Berikut ini 5 fakta menarik final Piala Interkontinental 2025, PSG ikuti jejak Barcelona usai kalahkan Flamengo.

Pradipta Indra Kumara | 17 Dec, 22:34

voli di sea games 2025

Other Sports

Voli SEA Games 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen cabor voli indoor di SEA Games 2025 yang terus diperbarui selama berjalannya event.

Teguh Kurniawan | 17 Dec, 19:54

medali sea games 2025

Other Sports

Update Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025 di Thailand

Tabel perolehan medali SEA Games 2025 yang terus diperbarui sepanjang berjalannya event.

Teguh Kurniawan | 17 Dec, 19:53

Sabar Karyaman/Moh Reza Pahlevi

Badminton

Sabar/Reza Selamatkan Wajah Indonesia di Hari Pertama BWF World Tour Finals 2025

Hari pertama BWF World Tour 2025, Rabu (17/12/2025), berjalan kurang mulus bagi wakil Indonesia.

Teguh Kurniawan | 17 Dec, 19:48

liquor harrison

Other Sports

Perenang Muda Liquor Harrison Andoko Pecahkan Rekor Nasional Bersama Timnya di SEA Games 2025

Tampil di nomor 4 x 200 m gaya bebas estafet putra, perenang Liquor Harrison Andoko ikut catat rekor nasional pada SEA Games 2025.

Teguh Kurniawan | 17 Dec, 16:07

Load More Articles