• Mantan gelandang Juventus, Claudio Marchisio, menyoroti kiprah Federico Chiesa.
• Marchisio menilai banderol 50 juta euro terlalu mahal bagi winger yang dipinjamkan Fiorentina.
• Kendati demikian, Chiesa diyakini dapat bersinar dan menjadi bintang.

SKOR.id - Penampilan Federico Chiesa ternyata di bawah ekspektasi para penggemar Juventus. Hal ini membuat mantan gelandang I Bianconeri, Claudio Marchisio, melontarkan kritik.

Menurut pria yang kini menjadi komentator sepak bola tersebut, Juventus terlalu banyak mengeluarkan dana untuk menggaet winger muda itu.

Direktur Olahraga Fabio Paratici bersedia menggoyahkan tekad Fiorentina menahan Chiesa setelah menyodorkan nilai akuisisi cukup tinggi.

Untuk dua musim pinjaman, mereka harus membayar 10 juta euro (sekitar Rp170 miliar). Kalau mempermanenkan jasa pesepak bola 22 tahun tersebut, klub raksasa asal Turin perlu mengeluarkan 40 juta euro bisa dicicil tiga kali.

Sayangnya, hingga sekarang Federico Chiesa belum menunjukkan performa sesuai dengan harganya.

Situasi ini disoroti oleh Marchisio. Menurutnya Juventus mesti memanfaatkan tenaga dan kinerja putra legenda sepak bola Italia, Enrico Chiesa, itu semaksimal mungkin.

“Tidak tepat seseorang seperti dia, di mana berjuang untuk semangat di Firenze, dihargai 50-60 juta euro. Lalu tiba di sebuah klub seperti Juve, Anda harus segera menunjukkan: dengan figur transfer tertentu, bagi para pemain muda sangat mudah,” katanya kepada La Gazzetta dello Sport.

“Dia harus menemukan cara untuk berada di lapangan, dengan Fiorentina bergerak 60-70 meter, di sini dibutuhkan bermain dalam tempat yang sempit. Menurut saya, dia akan meledak dan jadi bintang.”

Saat ini Juventus dipimpin oleh bekas koleganya di lini tengah, Andrea Pirlo. Berdasarkan pengalaman dan pengamatannya, keputusan manajemen sudah tepat.

“Siapa yang kenal dunia I Bianconeri, paham kalau dia merupakan profil tepat. Butuh kesabaran, klub tahu itu dan tidak perlu memberi label negatif kepadanya. Dia bukan pelatih Juve, tapi allenatore yang sangat baru,” ujarnya.

“Dia baru mulai tapi punya ide untuk meninggalkan jejak. Menahkodai tim yang ingin ditundukkan. Di antara tim-tim besar satu-satunya yang berubah drastis. Tapi saya benar-benar tidak suka dengan masalah saat bertemu Barcelona.”

Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

Matchday kedua penyisihan grup Liga Europa telah usai digelar Kamis (29/10/2020) atau Jumat dini hari WIB. Tim-tim besar Eropa mendapatkan hasil yang saling bertolak belakang. AC Milan dan Napoli berhasil menang, namun tidak bagi Tottenham Hotspur dan AS Roma. Kemenangan-kemenangan besar juga banyak terjadi: Arsenal, Benfica, dan AC Milan sama-sama menang 3-0. LASK menang tipis atas Ludogorets dengan skor 4-3. Red Star Belgrade juga menang 5-1 atas Slovan Libelec. Beberapa pemain juga tampil sebagai bintang di lapangan pada laga ini. Kiper Arsenal, Runar Alex Runarsson, dan bek sayap AC Milan, Diogo Dalot, menjadi dua pemain yang disorot pada matchday kedua Liga Europa. Runarsson berhasil tampil dengan torehan cleansheet. Diogo Dalot juga bermain solid sebagai bek sayap, bahkan menyumbang satu gol kemenangan Milan. Selain itu, dahsyatnya Lini Serang Tim Serbia, Austria, dan Bulgaria juga mencuri perhatian. El Fardou Ben, sayap kanan Red Star Belgrade, bermain apik dengan sumbangsih dua gol serta satu assist dalam kemenangan 5-1 atas Slovan Libelec. Begitupun gelandang serang Wolfsberger, Michael Lindl, yang menyumbang hattrick pada kemenangan 4-1 atas Feyenoord. Striker Ludogorets, Elvis Manu, juga tampil apik dengan tiga golnya ke gawang LASK, meski akhirnya wakil Bulgaria ini harus kalah 3-4. Pemain-pemain di atas masuk dalam Best XI Liga Europa matchday kedua versi Skor Indonesia.

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia) on Oct 30, 2020 at 1:48am PDT

Berita Juventus lainnya:

Presiden Fiorentina Kecewa dengan Sikap Federico Chiesa

Gegara Chiesa, Federico Bernardeschi Bakal Punya Peran Baru di Juventus