Di Balik Laga Afghanistan vs Indonesia: Taliban, Diaspora, dan Persatuan di Tengah Kehancuran

Thoriq Az Zuhri

Editor:

  • Timnas Indonesia kalah dari Afghanistan dalam laga persahabatan.
  • Ini laga pertama Afghanistan usai negara mereka diambil alih Taliban.
  • Anoush Dastgir jadi pelatih sekaligus orang yang menyatukan timnas Afghanistan.

SKOR.id - Ada banyak cerita di balik kemenangan timnas Afghanistan melawan timnas Indonesia di laga persahabatan tengah pekan ini.

Laga terpenting di jeda Internasional kali ini sudah selesai berjalan, timnas Afghanistan berhasil menang tipis 1-0 lawan timnas Indonesia dalam laga di Gloria Sports Arena, Antalya, Turki.

Laga ini adalah yang terpenting bukan karena bisa mendukung Indonesia, tetapi lebih kepada apa yang terjadi di balik tampilnya timnas Afghanistan.

Secara singkat, ini merupakan laga pertama Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara mereka dari pemerintahan sepanjang musim panas kemarin.

 

Afghanistan punya keunikan. Karena adanya perang saudara, timnas mereka hampir tak pernah bermain di negara sendiri selama hampir dua dekade lamanya, karena FIFA menganggap negara ini tak aman untuk menggelar laga.

Berperingkat 152 dunia (lebih tinggi dari Indonesia), Afghanistan juga tak pernah lolos ke turnamen besar dunia.

Keadaan semakin buruk saat Taliban mengambil alih pemerintahan negara beberapa bulan lalu, pemerintahan negara kolaps, presiden dan puluhan ribu rakyat melarikan diri ke luar negeri.

Pelatih timnas Afghanistan, Anoush Dastgir, harus memutar otaknya. Dia tak bisa menghubungi setengah tim dari para pemain dan staf pelatih karena hal tersebut, ada yang berada di kamp pengungsi di Qatar, ada pula yang masih di dalam negeri tetapi tak bisa keluar.

Para pemainnya memang terdiri dari pengungsi yang melarikan diri ke luar Afghanistan, anak dari pengungsi, dan orang-orang diaspora di seluruh penjuru dunia seperti dari Belanda, Jerman, hingga Amerika Serikat.

Meski timnas porak-poranda, Dastgir tak menyerah. Ia menganggap bahwa timnas merupakan simbol persatuan di negara yang terpecah belah saat ini.

Dia pula yang menghubungi orang-orang untuk bisa melakukan partai persahabatan lawan Indonesia, mencari tempat untuk laga tersebut, mencari penerbangan dan visa serta tes Covid-19 untuk para pemain. Tanpa dukungan dari federasi yang keuangannya dibekukan, ia mendapat bantuan dari FIFA soal pendanaan.

Tak punya Kitman, ia juga yang mengirim peralatan latihan untuk pemain, termasuk meminta kakak iparnya membantu mencuci segala peralatan tersebut. Ia juga membeli bola, mencari wasit, dan promosi sendiri laga tersebut lewat sosial media miliknya, selain juga bernegosiasi agar laga tersebut bisa disiarkan langsung di Afghanistan.

Dastgir memang masih berusia 31 tahun, jadi pelatih lebih dini karena cedera lutut parah, tetapi ia merupakan pemimpin tim ini.

Lahir di Afghanistan, ia pergi dari negaranya saat masih berusia beberapa bulan, hidup di Pakistan, India, sebelum ke Belanda, tempatnya menjadi pemain dan kemudian pelatih sepak bola.

Karena tim ini berisi banyak pemain dari berbagai negara tempat diaspora orang-orang Afghanistan berada, saat melatih ia juga menggunakan berbagai bahasa, seperti Belanda, Pashto, Jerman, Dari, dan Inggris.

"Saya merupakan pelatih dari timnas 37 juta orang Afghanistan. Saya bukan pelatih timnas rezim Taliban atau Rezim Ghani. Kami tak pernah melakukan ini untuk pemerintah, kami melakukan ini untuk orang-orang Afghanistan," ujar Dastgir.

Sebanyak 600 orang hadir di stadion saat laga lawan Indonesia, batas yang dibolehkan pengelola stadion, dengan ada lebih dari 300 ribu orang Afghanistan yang kabur ke Turki dalam beberapa tahun terakhir.

Sebelum laga, para pemain mengibarkan bendera hijau, merah, dan hitam milik Afghanistan, bukan bendera putih dengan kalimat Syahadat milik Taliban. Tak ada sesi foto karena fotografer tim kabur dari Afghanistan menuju Portugal beberapa bulan lalu.

Afghanistan kemudian menang lewat gol tunggal Omid Popalzay, gelandang yang besar di Belanda dan terakhir kali bermain di kasta keempat Liga Polandia.

Setelah itu, perayaan. Para fans turun ke lapangan untuk berfoto, termasuk juga Dastgir yang mengeluarkan telepon genggamnya, mengambil gambar untuk diunggah ke sosial media pribadinya.

Hal itu penting dilakukan, mengingat ini merupakan salah satu laga terpenting dalam sejarah sepak bola Afghanistan, upaya Dastgir untuk menyatukan negara yang terpecah belah karena perang saudara.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Skor.id (@skorindonesia)

Berita Timnas Indonesia Lainnya:

Timnas Indonesia Kalah dari Afghanistan, Alumni Liga TopSkor Kembali Jadi Starter

Catatan Salah Umpan Pemain Timnas Indonesia di Laga Melawan Afghanistan: Lini Tengah Kalah dari Bek Soal Operan Sukses

Source: New York Times

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Sepak Bola ASEAN

World

Eks Pelatih PS Siak Kembali Tangani Timnas Timor Leste

Timnas Timor Leste mengumumkan pelatih anyar untuk memimpin skuad senior serta U-23, dan dia bukan wajah asing.

Teguh Kurniawan | 11 May, 21:59

Daftar pemain Madura United dan staf kepelatihan di Liga 1 2023-2024.

Liga 1

Madura United Senang Ada VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024

Pelatih Madura United, Mauricio Souza, percaya bahwa VAR akan membantu meningkatkan kualitas pertandingan dan meminimalisir kesalahan wasit.

Teguh Kurniawan | 11 May, 20:40

Shayne Pattynama - KAS Eupen

National

Shayne Pattynama Starter Lagi, KAS Eupen Tutup Musim dengan Kemenangan

KAS Eupen menang 2-0 atas RWD Molenbeek di Liga Belgia, Sabtu (11/5/2024), Shayne Pattynama main selama 75 menit.

Teguh Kurniawan | 11 May, 20:03

Seniman asal Oklahoma Zach Junker saat membuat mural di kandang OKC Thunder jelang playoff NBA. (Hendy AS/Skor.id)

Culture

Di Balik Karya Muralis OKC Thunder Zach Junker untuk Playoff NBA

Zach Junker memakai kapur dan cat untuk muralnya di kandang Oklahoma City Thunder.

Tri Cahyo Nugroho | 11 May, 16:50

Adidas memunculkan kembali beberapa sepatu kets Spezial mereka. (Hendy AS/Skor.id)

Culture

Adidas Hadirkan Kembali Beberapa Sepatu Paling ‘Spezial’

Hadirnya sepatu-sepatu ini tak lain untuk merayakan ulang tahun ke-10 lini Adidas Spezial.

Tri Cahyo Nugroho | 11 May, 16:41

Liga TopSkor

Liga TopSkor U-15: Hattrick Radit Putra ke Gawang Sukmajaya Bawa Ganendra Satya Raih Kemenangan

Ganendra Satya sukses menumbangkan Sukmajaya pada lanjuta Liga TopSkor U-15 2024, Sabtu (12/5/2024).

Sumargo Pangestu | 11 May, 16:17

bojan hodak persib

Liga 1

Persib Bawa Kekuatan Penuh ke Championship Series Liga 1 2023-2024

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, memastikan skuad terbaiknya siap melakoni semifinal Championship Series Liga 1 2023-2024.

Teguh Kurniawan | 11 May, 15:49

Liga 3 Nasional atau putaran nasional Liga 3. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

National

Hasil Babak 32 Besar Liga 3 Nasional 2023-2024: Waanal Brothers Menang Besar

Ada delapan pertandingan yang tersaji pada babak 32 besar Liga 3 Nasional 2023-2024, Sabtu (11/5/2024).

Rais Adnan | 11 May, 15:17

Bintang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe (Jovi Arnanda/Skor.id).

La Liga

7 Langkah Selanjutnya dari Transfer Kylian Mbappe ke Real Madrid

Berikut ini pertanyaan tentang Kylian Mbappe yang akan memulai kariernya di Real Madrid setelah mengumumkan keputusannya meninggalkan PSG.

Irfan Sudrajat | 11 May, 15:02

Como 1907. (Dede Sopatal Maulad/Skor.id)

Liga Italia

Cuma Butuh 6 Musim Pengusaha Indonesia Bawa Como 1907 Promosi ke Serie A

Como 1907 akhirnya kembali promosi ke Serie A sejak terakhir kali berkiprah di kasta tertinggi Italia itu pada 2003.

Rais Adnan | 11 May, 14:37

Load More Articles