Brasil Merdeka 198 Tahun: Ini 9 Pemain Brasil Paling Berpengaruh di Indonesia

Abdul Susila

Editor:

  • Selama era Liga Indonesia sejak 1994, ada belasan pemain asal Brasil yang pernah menjuarai kompetisi. 
  • Dari belasan pemain tersebut, sekiranya hanya sembilan pemain Brasil yang paling berpengaruh di Indonesia. 
  • Jacksen Fereira Tiago dan Danilo Fernando menjadi sosok Brasil paling sering meraih gelar juara di Indonesia.

SKOR.id – Hari ini, 7 September 2020, bertepatan dengan hari kemerdekaan Brasil yang ke-198. Namun, bagi Indonesia, ini tahun ke-67 hubungan diplomatik.

Lantas bagaimana hubungan sepak bola Indonesia dengan Brasil? Sejak era Galatama hingga Liga Indonesia, banyak pemain Brasil mencoba peruntungan.

Dari sekian banyak nama, sekiranya ada sembilan pemain yang paling berpengaruh. Namun, ukuran pengaruh ini hanya selama era Liga Indonesia (sejak 1994).

Sejatinya, tak mudah pula menentukan ukuran paling berpengaruh atau tidak. Tetapi, ada ukuran paling mudah dan kiranya dapat diterima secara umum: juara.

Sejak unifikasi kompetisi, antara Galatama dan Perserikatan pada 1994, hanya belasan nama yang pernah membawa timnya berdiri di podium juara kompetisi.

Berikut ini adalah sembilan pemain asal Brasil yang dinilai Skor.id paling berpengaruh saat membela klub Indonesia, yang ditandai dengan gelar juara.

Jacksen Fereira Tiago

Bicara sepak bola Brasil-Indonesia, nama Jacksen Fereira Tiago sangat tak mungkin untuk dihapus. Ia sukses sebagai pemain dan juga sebagai pelatih klub Indonesia.

Papi Jacko, sapaan akrab Jacksen, pertama kali meraih gelar juara di Indonesia pada musim 1996-1997, saat membela Persebaya Surabaya. Saat itu ia menjadi top scorer.

Setelah gantung sepatu, Jacksen mewariskan gen juaranya kepada pemain atau klub yang ditangani, yakni bersama Persebaya dan Persipura.

Carlos de Mello

Sama seperti Jacksen, Carlos de Mello juga menjadi pemain asing asal Brasil yang sukses dalam sepak bola Indonesia, walau tak sukses sebagai pelatih.

Pada musim 1996-1997, De Mello membawa Bajul Ijo, julukan Persebaya, juara kompetisi, dan pada musim 1999-2000 membuat PSM Makassar jadi jawara liga.

Sebagai gelandang, De Mello dinilai sangat elegan. Ia pintar mengatur irama permainan, sekaligus andal dalam melepas umpan-umpan kunci berujung gol.

Luciano Leandro

Pada masanya, Luciano Leandro sangat disegani pemain-pemain Indonesia, jika tidak disebut "dibenci". Pasalnya, Luci, sapannya, sangat licin dan lihai.

Leandro membawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000 dan semusim berikutnya langsung mengantarkan Persija Jakarta jadi yang terbaik di Indonesia.

Namun, kariernya sebagai pelatih tak moncer. Klub-klub yang ia tangani, seperti PSMS, Persibo Bojonegoro, PSM, hingga Persipura, tak tampil garang.

Danilo Fernando

Gelandang elegan asal Brasil lainnya yang masuk daftar paling berpengaruh adalah Danilo Fernando, yakni saat berkarier pada periode 2003-2014.

Bahkan, Danilo tercatat sebagai satu-satunya pemain asal Brasil yang bisa membawa tiga klub berbeda menjuari kompetisi terelite Indonesia pada awal abad ke-20.

Ketiga klub itu adalah Petrokimia Putra Gresik (2003), Persebaya (2005), dan Persik Kediri (2006). Sebagai pelatih, kiprahnya belum begitu teruji.

Alberto Goncalves

Pemain yang sudah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) ini merupakan striker tajam asal Brasil penerus Jacksen Fereira Tiago dalam Liga Indonesia.

Klub Indonesia pertama yang ia bela adalah Persijap Jepara, namun gelar juara pertamanya dalam Liga Indonesia ia raih saat membela Persipura pada musim 2008-2009.

Saat ini Beto, sapaannya, membela Madura United dalam Liga 1 2020, walau usianya sudah 39. Hebatnya, dalam usia senja ia masih membela timnas Indonesia.

Hilton Moreira

Sejatinya, menyebut nama Hilton Moreira cukup Kontroversial. Namun, kiprah Hilton tak bisa dipandang sebelah mata, utamanya pada masa awal di Indonesia.

Sebelum membawa Sriwijaya FC juara Liga Indonesia 2011-2012, Hilton berturut-turut masuk daftar lima besar top scorer kompetisi. Ketajamannya terbukti.

Sayang, karier baiknya teroreng dengan kasus dugaan pelecehan seksual pada 2012. Walau sempat jadi tersangka akhirnya Hilton tak dipenjara sesuai tuntutan.

Otavio Dutra

Setelah era kejayaan striker dan gelandang asal Negeri Samba di Indonesia, memasuki dekade kedua abad ke-20, jajaran bek yang sebaliknya mengemuka.

Pemain pertama yang menandai itu adalah Otavio Dutra. Pemain yang sudah menjadi WNI ini membawa Persipura menjuarai Liga Indonesia 2013.

Berikutnya, Dutra membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 2017. Kiprah Dutra bisa dibilang sebagai inspirasi masuknya bek-bek andal asal Brasil ke Indonesia.

Jaimerson da Silva

Benar saja, pada 2018, kembali sosok bek yang mengharumkan nama Brasil di Indonesia, yakni saat membawa Persija juara Liga 1 2018.

Bahkan, Jaimerson juga turut mengantar Macan Kemayoran, julukan Persija, meraih gelar juara Piala Presiden 2018 dan gelar juara turnamen pramusim di Malaysia.

Pada 2018, sejatinya Persija juga diperkuat tiga pemain asal Brasil lainnya, yakni Renan da Silva, Addison Alves, dan Ivan Carlos. Namun ketiganya tak sebaik Jaimerson.

Willian Pacheco

Saat pertama kali datang ke Indonesia pada 2016, Willian Pacheco tak tampak seperti bek andal. Tubuhnya kurus seperti kurang gizi dan permainannya biasa saja.

Namun, setelah semusim tampil membela Persija pada 2016, kontribusinya dalam Liga 1 2017 makin vital. Ia menjadi kunci Persija tampil jadi tim paling minim kebobolan.

Pada 2019, saat membela Bali United, setelah musim sebelumnya merantau ke Malaysia, Willian Pacheco mengantarkan Bali United juara kompetisi untuk pertama kalinya.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Baca Juga Berita Liga Indonesia Lainnya: 

Tiga Pemain Asing Pertama Persija, Gagal Bersinar di Liga Indonesia

Pencetak Gol Pertama Persija pada Era Liga Indonesia adalah Karyawan PLN

30 Tahun Silam, Gol Sutiono Lamso Bawa Persib Juara Liga Indonesia Perdana 

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Bologna FC akan tampil perdana di Piala Super Italia. (Hendy Andika/Skor.id)

Liga Italia

Tantang Inter Milan, Jadi Laga Perdana Bologna di Piala Super Italia

Pelatih Bologna, Vincenzo Italiano, waspadai Inter Milan di laga Piala Super Italia.

Pradipta Indra Kumara | 19 Dec, 02:39

Nathan Tjoe-A-On (Willem II Tilburg).

National

Klub Nathan Tjoe-A-On dan Mauro Zijlstra Beda Nasib di Piala Belanda

Klub Nathan Tjoe-A-On, Willem II Tilburg, kalah telak di ajang Piala Belanda, sedangkan Klub Mauro Zijlstra, FC Volendam, memetik kemenangan.

Pradipta Indra Kumara | 19 Dec, 01:10

David Neres, pemain andalan Antonio Conte di Napoli. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Italia

David Neres Cetak Gol Langka usai Bobol Gawang AC Milan

David Neres cetak gol langka usai cetak gol di laga PIala Super Italia antara Napoli vs AC Milan.

Pradipta Indra Kumara | 18 Dec, 23:25

Profil klub Liga Italia 2025-2026, Fiorentina. (Jovi Arnanda/Skor.id)

World

Tumbang di UEFA Conference League, Fiorentina Hanya Menang Sekali dalam 10 Laga Terahir

Fiorentina kalah di UEFA Conference League, hanya sekali menang dalam 10 laga terakhir di berbagai kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 18 Dec, 22:38

medali sea games 2025

Other Sports

Update Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025 di Thailand

Tabel perolehan medali SEA Games 2025 yang terus diperbarui sepanjang berjalannya event.

Teguh Kurniawan | 18 Dec, 21:02

bwf wtf 2025

Badminton

Tiga Wakil Sudah Tereliminasi, Indonesia Terancam Gagal Total di BWF World Tour Finals 2025

Hanya dua ganda putra Indonesia yang masih berpeluang lolos ke semifinal BWF World Tour Finals 2025.

Teguh Kurniawan | 18 Dec, 20:54

Timnas futsal Thailand vs Timnas futsal Indonesia pada futsal putra SEA Games 2025 di Thailand pada 19 Desember 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Prediksi dan Link Live Streaming Thailand vs Timnas Futsal Indonesia di SEA Games 2025

Laga pada Jumat (19/12/2025) malam ini sekaligus jadi penentu perebutan medali emas futsal putra SEA Games 2025.

Taufani Rahmanda | 18 Dec, 15:52

Cabor Esports di SEA Games 2025. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Esports

SEA Games 2025: Indonesia Tambah Perak dan Perunggu dari Free Fire

Indonesia gagal meraih medali emas dan hanya berhasil meraih medali perak dan perunggu di nomor free fire cabor esports.

Gangga Basudewa | 18 Dec, 15:36

Cover SEA Games 2025 Thailand. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Other Sports

Target 80 Medali Emas di SEA Games 2025 Tercapai, Menpora Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Para Atlet

SEA Games 2025 masih tersisa beberapa hari, kontingen Indonesia sudah berhasil memenuhi target awal yang dicanangkan.

Teguh Kurniawan | 18 Dec, 15:20

tim voli putra indo

Other Sports

Timnas Voli Putra Indonesia ke Final SEA Games 2025, Siap Ulang Rekor 32 Tahun Lalu

Kalahkan Vietnam lewat pertarungan sengit, Timnas Voli Putra Indonesia amankan tiket final SEA Games 2025.

Teguh Kurniawan | 18 Dec, 14:48

Load More Articles