• Selain Maung Bandung, Persib Bandung juga dijuluki dengan nama Pangeran Biru.
• Yudi Guntara menjelaskan asal muasal julukan Pangeran Biru kepada Augie Fantinus yang mengaku sebagai fans Persib dan Zulham Zamrun.
• Nama Pangeran Biru terlahir dari awak media, karena kala itu para pemain Persib tampil sopan dan jarang mengantongi kartu.

SKOR.id - Yudi Guntara, legenda Persib Bandung, memberi penjelasan mengenai julukan Pangeran Biru.

Selain Maung Bandung, Persib Bandung juga dikenal dengan julukan Pangeran Biru.

Pada era Yudi Guntara memperkuat Persib, julukan Pangeran Biru sudah terdengar untuk tim kebanggaan Kota Bandung itu.

Bahkan, julukan Pangeran Biru menggema saat Persib berhasil meraih gelar juara Liga Indonesia 1994-1995.

 

Dalam kanal resmi Youtube Persib yang diunggah, Senin (9/11/2020), Yudi menjelaskan kepada salah satu fans Persib, Augie Fantinus dan anak asuh Robert Rene Albert, Zulham Zamrun, di Toko Resmi Persib.

 

Menurut Yudi, julukan Pangeran Biru muncul dari awak media yang kerap memberitakan perjalanan Persib dalam pertarungan di kompetisi.

Baca Juga: Telkomsel Orbit, Live Stream Aman Push Rank Nyaman

"Julukan Pangeran Biru itu diberikan oleh media. Karena apa, karena kami jarang mendapatkan kartu kuning maupun merah. Jadi alasannya itu," kata Yudi.

"Kan ada juga Persib Maung Bandung, Persib Pangeran Biru. Julukan itu bukan kita-kita yang kasih, tetapi media," Yudi menambahkan.

Lebih dari itu, karena penasaran Yudi menyempatkan diri bertanya kepada pewarta yang meliput Persib.

"Saya pun tanya, kenapa media kasih julukan itu ke kami?" Yudi mengisahkan. 

"Menurut mereka, mayoritas para pemain Persib itu adalah santun (seperti sikap yang dimiliki seorang pangeran)," tuturnya.

Yudi Guntara merupakan salah satu pemain Persib Bandung yang tampil pada final Liga Indonesia 1994-1995. 

Ketika itu, ipar dari legenda Persib, Robby Darwis, itu bermain selama 51 menit sebelum digantikan Asep Sumantri. 

Maung Bandung menang 1-0 atas Petrokimia Putra berkat gol Sutiono Lamso pada menit ke-76. 

Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

Robert Rene Albert datang dari Belanda ke Swedia untuk melatih, lalu melanjutkan perjalanan kepelatihan jauh dari Eropa, Asia Tenggara. Awal 1990-an tepatnya 1992, Robert Rene Alberts menginjakkan kakinya di Malaysia. Kala itu, usia sang pelatih 38 tahun dan bekerja untuk Kedah FA. Setahun menangani Kedah FA, Robert Rene Alberts memberikan dua gelar atau double winners bagi skuad Lang Merah. Kedah FA di bawah asuhan pelatih asli Belanda ini menjuarai Liga Malaysia dan Piala Malaysia musim 1993. Sukses di Malaysia, Robert Rene Alberts meneruskan karier di Singapura per 1996. Namun, dia baru membawa tim asuhannya juara pada 1999 dan klub yang ditangani itu adalah yang kedua dari Liga Singapura. Home United, yang kini bernama Lion City Sailors FC, menjadi juara Liga Singapura berkat tangan dingin Robert Rene Alberts. Setelah sekitar satu dekade lebih tanpa gelar, Robert Rene Alberts masuk Indonesia pada 2010. Arema Indonesia merasakan tangan dingin dari sang arsitek dan menjadi juara kasta teratas Liga Indonesia atau Indonesia Super League 2010. Lalu, pelatih yang kini menangani Persib Bandung ini kembali bawa tim jadi juara pada Liga Malaysia. Menangani Sarawak FA untuk kali kedua, skuad berjulukan Bujang Senang ini dibawanya promosi ke Liga Super Malaysia 2014. Sarawak FA promosi dengan bekal juara kasta kedua Liga Malaysia atau Liga Premier Malaysia 2013. Empat gelar juara hasil tangan dingin Robert Rene Alberts ini membuktikan pelatih asal Belanda ini adalah penguasa Asia Tenggara.

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia) on Nov 4, 2020 at 3:06am PST

 

Baca juga berita Persib lainnya: 

Bek Persib Bandung Bingung dengan Situasi di Sepak Bola Indonesia Saat Ini

Gelandang Persib Usaha Sepatu, Marc Klok Inovasi Makanan Sehat