Mitos Sepatu Cinderella: Berbahan Kulit, Emas, Kaca, atau Bulu?

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Ilustrasi sepatu cinderella. (Deni Sulaeman/Skor.id)
Ilustrasi sepatu cinderella. (Deni Sulaeman/Skor.id)
  • Dongeng soal Cinderella memiliki sangat banyak versi, dari Yunani-Mesir, Eropa, hingga Asia.
  • Salah satu yang menjadi fokus dalam ceritera Cinderella adalah sepatu yang mengubah jalan hidupnya.
  • Selama ini, orang mengetahui bila sepatu Cinderella terbuat dari kaca. Tetapi ada beberapa versi yang menceritakan berbeda. 

SKOR.id – Cinderella merupakan cerita rakyat yang hadir dalam berbagai bentuk dan varian. Ada ribuan versi cerita yang menampilkan seorang anak muda (kebanyakan wanita muda, tapi bisa juga pria muda) yang berada dalam keadaan tragis dan hidup dari belas kasihan orang lain. 

Tiba-tiba, nasib Cinderella yang selama ini hidup menderita bersama ibu sambung dan kedua saudara wanita tirinya, berubah saat dia menarik perhatian seorang bangsawan. Bangsawan itu harus mencari dengan cara tertentu untuk mengetahui identitasnya. 

Saat ditemukan, Cinderella pun menjadi pasangan bangsawan. Anggota keluarga yang iri hati kemudian mendapatkan hadiah atas kekejaman mereka. 

Seringkali ada benda atau makhluk ajaib untuk membantu Cinderella mendapatkan kekayaannya. Salah satu benda yang mengubah jalan hidup Cinderella adalah sepatu yang selama ini diilustrasikan berbahan kaca. 

Pertanyaannya, sebenarnya dari bahan apa sepatu Cinderella itu berasal? Dalam rangka memperingati Hari Dongeng Sedunia yang jatuh pada hari ini, 20 Maret, Skor.id mencoba mengulasnya.  

Sandal Kulit dari Versi Dongeng Yunani Kuno 

Sandal zaman Mesir kuno.
Inilah sandal zaman Mesir kuno yang diyakini menjadi alas kaki Cinderella versi paling awal. (Dok. Wikipedia).

Versi tertua cerita Cinderella seperti dikutip dari Abilene Public Library, Texas, Amerika Serikat, berasal dari Rhodopis, sebuah dongeng Yunani kuno karya ahli geografi Yunani bernama Strabo, yang hidup antara abad 7 SM (BCE) sampai 23 M (CE). 

Dalam dongeng itu dikisahkan seorang perempuan muda Yunani – yang namanya jika diartikan adalah “Rosy-Cheeks” – tinggal di Naukratis, sebuah kota perdagangan di Mesir. 

Dikisahkan, saat ia sedang mandi, seekor elang mengambil salah satu sandalnya dan membawanya ke Memphis. Elang itu kemudian menjatuhkan sandal tersebut tepat ke pangkuan Raja Mesir (Firaun). 

Firaun yang trtarik dengan bentuk dan keindahan sandal itu lantas mengirim orang-orangnya untuk mencari wanita pemiliknya. Saat ditemukan, Cinderella pun dibawa ke Memphis dan menjadi istri Raja Mesir.  

Sepatu Emas Ye Xian dan Sandal Emas Aschenputtel

Dongeng Cinderella juga merambah ke Asia. Cina memiliki dongeng berjudul Ye Xian (ada juga yang menyebutnya Yeh-hsien) yang pertama dipublikasikan sekira tahun 860 Masehi. 

Di Indonesia dan Malaysia, ada dongeng serupa berjudul Bawang Putih Bawang Merah. Di Vietnam ada Tam Cam. Sementara di beberapa daerah di Asia lain memiliki versinya masing-masing. 

Dalam dongeng Ye Xian disebutkan bila sepatu yang dikenakan sang tokoh protagonis terbuat dari emas.  

Beberapa abad kemudian, kumpulan dongeng dari Grimm bersaudara, Jacob dan Wilhelm, yang dipubikasikan pada 1812 salah satunya berisi kisah tentang Cinderella yang dalam bahasa Jerman disebut Aschenputtel. 

Dalam versi ini, Aschenputtel menanam ranting Hazel dan tumbuh bersama air matanya. Seekor burung putih yang bertengger di pohon dan selalu memperhatikan, diyakini Aschenputtel sebagai jelmaan almarhum ibunya. 

Burung itu kemudian menjadi pembawa gaun sutera putih dengan bordir perak untuk dikenakan Aschenputtel ke pesta dansa. Sayangnya, saat itu Aschenputtel hanya memiliki sapatu dari kayu yang berat untuk dipasangkan dengan gaun indahnya. 

Saat pulang, karena terburu-buru, salah satu sepatu kayunya terlepas. Namun, sepatu yang lepas itu lantas berubah bukan lagi berbahan kayu melainkan emas.

Sepatu Kaca dan Beludru Merah Berhias Permata Versi Charles Perrault  

Seorang penyair dan pejabat publik asal Italia bernama Giambattista Basile melansir Pentamerone, kumpulan dongeng dan puisi Neapolitan (Napoli) pada 1634, yang salah satu isinya adalah berjudul La Gatta Cenerentola (Cat Cinderella). 

Banyak yang meyakini inilah literatur pertama kisah Cinderella versi Eropa. Basile tidak menyebut bahan sepatu ataupun sandal yang dikenakan Cinderella. Namun, ia dikisahkan datang dengan kereta kuda dari emas. 

Kisah dongeng Cinderella awal versi Eropa lainnya dimunculkan Madame D’Aulnoy dalam cerita karangannya yang berjudul Finette Cendron (Cunning Cinders/Arang-arang yang Licik) pada 1697. 

Salah satu versi Cinderella yang sangat populer dibuat oleh penulis asal Prancis, Charles Perrault, juga pada tahun 1697 dengan judul Cendrillon ou la petite pantoufle de verre.

Popularitas Cinderella versi Perrault ini karena ia sangat kreatif dalam memberikan ide-ide tambahan untuk dongeng ini, di antaranya kereta kuda dari labu, peri penjaga, dan sepatu berbahan kaca.

Ada yang menyebut bila Cendrillon karya Perrault ini memakai sepatu dengan balutan beludru merah dengan hiasan mutiara. Rasanya versi ini cukup realistis. 

Sepatu Cinderella.
Pemenang tiga Piala Oscar Sandy Powell mendesain sepatu kaca untuk film Cinderella (2015) yang berhiaskan tiga batu kristal dari Swarovski. (Dok. Walt Disney Pictures)

Sepatu Bulu Tupai dari Honore de Balzac 

Sampai kini, belum pernah ada kisah Cinderella yang mengisahkan dirinya memakai sepatu berbahan bulu. Pakaian bulu muncul dalam cerita Cinderella seperti All-Kinds-of-Fur. Namun, pakaian itu digunakan sang tokoh sebagai penyamaran yang mengerikan. 

Rebecca-Anne do Rozario menunjuk bila dalam Finette Cendron (yang muncul bersamaan dengan Cendrillon karya Perrault) dikisahkan Finette menginstruksikan raksasa untuk membuang kulit beruangnya yang ketinggalan zaman. 

Sebagai catatan, pakaian bulu pada zaman itu (abad ketujuh) bukanlah simbol kekayaan atau status, melainkan lambang keliaran dan keburukan.

Para penulis yang kemudian muncul seperti Honore de Balzac pada 1846, kian menambah kebingungan setelah menyebut sepatu Cinderella terbuat dari bulu tupai. Sejumlah ahli cerita rakyat dan ahli bahasa seperti James Planche telah menentangnya sejak sekira tahun 1858. 

Heidi Anne Heiner di SurLaLune menyebut bahwa teori sepatu kaca sejatinya justru menolak “literasi mahir” Perrault, dan “meniadakan minat (nya) pada hal-hal yang fantastis dan magis, mengabaikan kreativitasnya yang brilian”.

Terakhir, ada satu penyebutan sepatu kaca dalam kisah Grimm bersaudara. Namun, kata yang hanya muncul dalam manuskrip tahun 1812 itu segera dihapus karena mungkin menilai objeknya seperti meniru kisah sastra Prancis, The Bee and The Orange Tree

Pada baris terakhir, narator ditanya apa yang dikenakan Cinderella ke pesta pernikahan. Mereka menggambarkan pakaian konyol, dengan rambut yang terbuat dari mentega yang meleleh, serta gaun dari sarang laba-laba yang sobek.

Dan, akhirnya: “Sepatu saya terbuat dari kaca, dan saat saya menginjak batu, sepatu itu pecah menjadi dua.” Di sini, penghancuran pakaian dongeng menunjukkan betapa mustahilnya kisah magis itu, sekaligus menandakan akhir cerita dan kembali ke kenyataan.

RELATED STORIES

5 Kisah Dongeng di Sepak Bola Nasional

5 Kisah Dongeng di Sepak Bola Nasional

Tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Dongeng Nasional. Skor.id memilih 5 kisah dongeng di sepak bola nasional.

'80 For Brady', Kisah Lima Janda Fans Tom Brady yang Bersahabat selama 72 Tahun

Ini mengisahkan tentang anggota fans club 'Over 80 for Brady' yang berisi Betty Pensavalle, Elaine St. Martin, Anita Riccio, Pat Marx, dan Claire Boardman.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Trofi baru Piala Dunia Antarklub 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Daftar Tim dan Jadwal Fase Gugur Piala Dunia Antarklub 2025

Piala Dunia Antarklub 2025 segera memasuki fase gugur, siapa saja tim yang sudah lolos dan bagaimana jadwalnya? Simak selengkapnya berikut ini!

Thoriq Az Zuhri | 25 Jun, 03:06

Piala Dunia Antarklub 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Piala Dunia Antarklub: Chelsea Lolos, Boca Juniors Gugur

Chelsea lolos dan Boca Juniors gugur jadi hasil yang mewarnai gelaran Piala Dunia Antarklub 2025 hari ini.

Thoriq Az Zuhri | 25 Jun, 03:04

Trofi baru Piala Dunia Antarklub FIFA didesain inovatif dengan sarat makna. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

World

Piala Dunia Antarklub 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Piala Dunia Antarklub 2025, yang akan diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 25 Jun, 03:02

AFC Futsal Asian Cup atau Piala Asia Futsal. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Futsal

Sejarah Timnas Futsal Indonesia di Piala Asia Futsal

Piala Asia Futsal sudah bergulir sejak 1999 lalu, bagaimana sejarah prestasi Timnas Futsal Indonesia di kompetisi ini?

Thoriq Az Zuhri | 25 Jun, 01:18

ONIC Esports juara FFWS SEA Spring 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

MVP! Karier ONIC CrimeMKS hingga Juara FFWS SEA Spring 2025

ONIC CrimeMKS berhasil mengantar timnya jadi juara FFWS SEA Spring 2025 dan terpilih jadi MVP. Bagaimana perjalanan kariernya?

Thoriq Az Zuhri | 25 Jun, 01:06

Ilustrasi turnamen esports. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

5 Rekor Penonton Pecah di VALORANT Masters Toronto 2025

VALORANT Masters Toronto 2025 sudah usai dengan meninggalkan lima rekor penonton yang berhasil mereka pecahkan, apa saja?

Thoriq Az Zuhri | 25 Jun, 00:55

Florian Wirtz, Liverpool. (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

World

10 Transfer Termahal Sejauh Ini, Florian Wirtz Belum Tergusur

Daftar 10 perpindahan termahal di bursa transfer sejauh ini, Florian Wirtz ke Liverpool masih jadi rekor.

Pradipta Indra Kumara | 25 Jun, 00:15

cover bursa transfer Liga 1.

Liga 1

Update Bursa Transfer Liga 1 Menuju Musim 2025-2026

Aktivitas keluar-masuk pemain dan jajaran pelatih tim 18 klub Liga 1 2025-2026 pada awal musim, yang diperbaharui berkala.

Taufani Rahmanda | 24 Jun, 16:23

Ilustrasi tinju skor.id

Other Sports

Hadirkan Para Legenda Tinju Indonesia, Ring Tarkam Part 3 Perebutkan Sabuk WBC Asia

Ring Tarkam Part 3 siap digelar pada 24-26 Juli 2025, juga disiarkan langsung di Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Taufani Rahmanda | 24 Jun, 16:06

La Liga mendapatkan penghargaan dari Casa Asia karena memberikan kontribusi signifikan. (Foto: La Liga, Grafis: Kurniawan Yudhy/Skor.id).

La Liga

Berikan Kontribusi Signifikan, La Liga Raih Penghargaan dari Casa Asia

La Liga mendapatkan penghargaan dari Casa, setelah memberi kontribusi signifikan di wilayah Asia.

Pradipta Indra Kumara | 24 Jun, 15:12

Load More Articles